Syera : "Apa apaan mereka? Kenapa mereka semua dapat melakukan hal hal seperti itu? Siapa kalian sebenarnya?"
Syera menatap Neal dengan tatapan takut dan kebingungan. Bagaimana tidak? Karena saat ini di depan mata Syera terdapat banyak orang yang seperti melakukan atraksi, ada yang terbang, ada yang sedang asik mengobrol dengan hewan, ada yang semacam memasak sesuatu yang aneh, dan bahkan ada dua orang yang sedari tadi saling berubah wujud.
Neal tak bicara apa apa setelah Syera bertanya seperti itu. Ia langsung menuntun Syera untuk mengikutinya segera ke lantai atas. Mereka naik ke lantai satu dan tanpa berhenti Neal langsung menaiki tangga lagi untuk ke lantai dua.
Di lantai dua Syera melihat banyak meja dan bangku serta ada beberapa pintu. Hanya ada beberapa orang disana, terlihat layaknya manusia normal yang sedang minum atau makan sembari membaca buku. Syera terhenti sejenak, dan sadar bahwa Neal sudah naik ke tangga sedari tadi, ia pun langsung berjalan kembali mengikuti Neal naik ke lantai dua.
Mereka pun sampai di lantai dua, hanya ruangan yang kosong dan dua pintu di sebelah kanan dan kiri yang saling bersebrangan. Neal berjalan ke arah pintu kanan dan membuka pintu, tangannya mengarahkan Syera untuk memasuki ruangan tersebut.
Saat Syera memasuki ruangan tersebut Neal langsung menutup dan mengunci pintu nya. Syera yang mendengar suara pintu yang terkunci langsung membalikan badannya untuk melihat Neal.
Syera : "Apa apaan kamu!! Kenapa pintu nya di kunciiii? Buka sekarang juga! Kalau engga, aku akan teriak!! Cepat buka!!!" Syera yang terlihat panik mulai menarik kerah leher Neal dan mengancamnya.
"Jadi dia, wanita yang kamu bicarakan tadi di telepon?" Terdengar suara pria dewasa di belakang Syera. Syera pun langsung berbalik untuk melihatnya.
"Hai Nak, kamu gak perlu takut, disini orang orang nya baik, ada beberapa hal yang mau saya bicarakan sama kamu." Pria itu pun menatap ke arah Neal , dan saat itu juga Neal membuka pintu yang terkunci tadi, lalu keluar dari ruangan tersebut, pintu pun di kunci dari luar oleh Neal.
"Apa apaan itu? Pintunya dia kunci dari luar kan barusan itu? Paman juga siapa pula, jangan macam macam sama saya, kalau gak mau saya habisi semuanya." Syera terlihat serius saat mengancam pria dewasa itu. Syera cukup yakin pada dirinya, karena memang sedari kecil dia berlatih bela diri.
"Tenang Nak, tak ada satupun orang disini yang berniat jahat kepadamu. Sebelumnya kenalkan, nama saya Louis, senang bertemu denganmu nak, auramu sangatlah tidak biasa."
Pria itu mulai menghampiri Syera.
Syera : "Aura? Apa aku pernah bertemu sebelumnya dengan Paman? Karena sepertinya rupa paman agak familiar." Syera mulai sedikit tenang karena Louis yang berbicara dengan tenang dan hangat.
Louis : "Haha, kita belum pernah bertemu kok sebelumnya, muka saya memang pasaran sepertinya, makanya banyak orang yang sering berbicara seperti itu juga kepada saya. Nak, Lebih baik kita duduk dulu disini dan mengobrol dengan santai. Bagaimana menurutmu?" Louis mulai duduk di kursi kerjanya, di depannya terdapat meja dan kursi lagi yang di tujukan untuk Syera tadi.
Syera yang tidak ingin lagi menebak nebak dan penasaran dengan hal hal di sekitarnya saat ini, akhirnya duduk di kursi tersebut.
Louis : "Bagus nak, pilihan yang tepat, namamu Syera bukan?."
Syera : "Iya paman, namaku Syera"
Louis : "Apa benar tadi kamu melihat Neal di restoran saat terpleset dan memecahkan gelas?"
Syera : "Itu yang ingin saya tanyakan, seperti ada yang aneh rasanya. Benar saya melihat Neal terpleset dan memecahkan gelas, bahkan saya berdiri saking terkejut nya melihat Neal berdarah. Namun, tak ada satu orang pun di restoran itu yang menyadari keberadaannya."
Louis : "Ya benar, tak akan ada satu orang pun yang bisa melihatnya. Tapi ada satu wanita yang bisa melihatnya dan saya penasaran sekali kepadanya. maka dari itu saya menyuruh Neal untuk mengikutinya, dan membuat wanita itu ingin mengikuti Neal. Ternyata tak sulit untuk membuat wanita itu mengikuti Neal dengan sendirinya"
Syera : "Itu saya kan? Apa yang anda maksud paman? Apa yang anda inginkan dari saya?"
Louis : "Hmm, kalau saya ingin meminta uang, melihat dari kondisi keuanganmu sepertinya akan sulit, jika ingin menculik.. hahaha malah kamu sendiri yang mengikuti Neal kesini kan? Nak, apa kamu tidak punya rasa takut?"
Syera : "Paman, saya tidak ingin paman berbelat belit seperti ini, langsung katakan saja apa yang paman inginkan dari saya?."
Louis : "Nak, bisa di bilang kamu adalah manusia yang spesial, orang orang disini harus belajar bertahun tahun untuk dapat melihat seseorang yang menggunakan mantra itu."
Syera : "Mantra?"
Louis : "Tempat ini semacam tempat berkumpul nya para penyihir, bisa di bilang ini adalah markas atau klub penyihir, mereka semua yang ada disini adalah manusia yang sedari awal telah memiliki kemampuan yang tidak mereka sadari sebelumnya. Disini para guru hanya akan membantu kemampuan mereka telah aktif dan membuat mereka lebih kuat. Sampai sini apa kamu mengerti Nak?"
Syera : "Saya mengerti, paman lanjut saja bicaranya jangan setengah setengah, saya terus mendengarkan kok" Syera dengan santai menjawab Louis, terlihat mata Syera berbinar seakan bersemangat mendengarkan penjelasan dari Louis.
Louis : "Hahaha lagi lagi kamu membuat saya tertawa Nak, biasanya saat seseorang baru saya jelaskan akan sangat terkejut, ada yang lari, menangis takut tak bisa keluar, bahkan ada yang memotong pembicaraan saya dan mengancam saya. Eh, tadi kamu juga mengancam saya ya? hahaha"
Syera : "Sudahlah, cepat lanjutkan saja penjelasannya."
Louis : "Hahaha, baiklah. Sampai dimana tadi kita? Oh iya, kami para guru disini mengajarkan berbagai macam mantra yang cocok atau sesuai dengan kemampuan mereka, sehingga mereka akan menjadi lebih kuat. Apakah kamu bersedia Nak untuk bergabung bersama kami? Ya walaupun stempel itu sudah ada di lehermu, tapi kamu tetap harus bertanda tangan dalam kontrak kami. Bagaimana Nak apa kamu tertarik?"
Syera : "Tapi saya benar benar tidak memiliki kekuatan apapun, paman bilang mereka memiliki kekuatan tersendiri sebelum di ajak bergabung kan? Saya yakin sekali kalau saya tidak memiliki kekuatan apapun."
Louis : "Nak, ada satu lagi yang ingin saya jelaskan. Neal kemarin sedang dalam misi, saat menjalankan misi tersebut, ia memakai mantra perubah wujud. Di awal ia masuk ke dalam restoran, Neal menggunakan mantra tak terlihat agar dia bisa ke ruangan manajer diatas tanpa ketahuan. Saya tidak bisa menjelaskan misinya kepadamu, tapi yang saya ingin perjelas adalah kamu bisa melihat Neal yang memakai mantra tak terlihat, bahkan penyihir lainnya harus belajar bertahun tahun untuk dapat melihat penyihir lain yang menggunakan mantra tak terlihat. Dan kamu Nak, bisa melihat Neal dengan jelas di matamu tanpa mengetahui mantra apapun. Bukankah sudah jelas bahwa kamu sebenarnya memiliki kekuatan yang belum aktif ?"
Syera : "Sa..saya punya kekuatan? Tapi gak mungkin, atau mungkin saya seorang indigo makanya bisa melihat Neal?"
Louis : "Hahaha, indigo katamu? Apa kamu pernah melihat hantu atau makhluk ghaib lainnya?"
Syera : "Memang tidak pernah, tapi mungkin saja mata batin saya sedang terbuka. Ah, saya sering lihat cerita semacam itu soalnya."
Louis : "Hahaha kamu ini ada ada saja, tidak Nak. Saya sudah bilang daritadi bahwa Neal menggunakan mantra, dan tak sembarang orang bisa melihatnya. Bahkan seorang yang seperti katamu indigo tadi, tak akan bisa melihat Neal."
Syera : "Tidak paman, mungkin saja paman salah mengira bahwa saya orang yang spesial, saya benar benar tidak memiliki kekuatan apapun."
Louis : "Nak, kamu bisa tebak umur saya?"
Syera : "Tiba-tiba?? Hmm., 50 Tahun?"
Louis : "Hahahaha, ternyata saya memang terlihat semuda itu ya"
Syera : "Muda? Mohon maaf paman, paman terlihat sudah tua."
Louis : "Setidaknya dari umur asli saat ini saya terasa lebih muda saat mendengar kamu menyebut angka 50 Nak."
Syera : "Memangnya berapa umur paman? 60 ? Tapi paman tidak terlihat setua itu."
Louis : "Seseorang yang berada di depanmu dan kamu sebut paman ini sebenarnya telah berusia 1000 tahun, hahaha angka yang sangat genap bukan? Saya sangat menyukai angka dari umur saat ini. Oiya, sebelumnya memang ada seorang teman saya yang telah meramalkan saya akan bertemu dengan anak muda yang sangatlah kuat saat saya berumur 1000 tahun. Namun saya tak tahu pasti itu kamu atau bukan Nak, yang saya yakini saat melihat auramu saat ini adalah kamu akan menjadi penyihir yang sangat baik, kuat dan disukai banyak orang dari dunia ini."
Syera : "Tunggu, tunggu, kesampingkan dulu tentang ramalan dan apalah itu. 1000 tahun???? Paman ini 1000 tahun??? Wahh , hahahah paman pikir ini cerita dongeng atau komik?"
Louis : "Apa menurutmu yang kamu liahat di lantai dasar itu masuk akal dan tidak seperti cerita dongeng atau komik?"
Syera : "Itu sangatlah tidak masuk akal, Ka..kalau begitu? Paman ini, ah bukan, maksudku kakek ini, ahh bukan, lalu kakek buyut? Ahhhh..maaf Pak, bapak sudah berumur 1000 tahun????"
Louis : "Wahahaha, kamu bisa memanggilku paman Nak, atau bahkan kamu boleh memanggilku Louis.
Syera : "Oh itu sangatlah tidak sopan, saya tak mungkin memanggil nama paman seperti itu. Paman sudah sangat tua, sangat sangat sangat sangat sangatlah tua."
Louis : "Baiklah tidak usah kamu perjelas seperti itu bisa Nak? Hahaha."
Syera : "Kalau begitu saya tetap akan memanggil paman"
Louis : "Silahkan apapun yang nyaman untukmu Nak, tapi selain itu, Bagaimana dengan keputusanmu Nak? Seperti yang sudah saya jelaskan tadk saya berumur 1000 tahun bagaimana mungkin saya yang sudah memiliki pengalaman di dunia penyihir selama 1000 tahun salah mengira kamu memiliki kekuatan"
Syera : "Baiklah paman saya paham, lalu keputusan apa maksud paman?"
Louis membuka laci di meja nya, dan mengeluarkan selembar kertas berwarna hitam, di atasnya bertuliskan tinta putih.
Louis : "Ini Nak, kamu bisa baca pelan pelan, dan kembali kesini lagi setelah kamu telah memilih keputusan. Waktumu seminggu dari sekarang untuk memutuskan semuanya."
Syera : "Ini kontrak? Tunggu dulu, seminggu? Lalu apa yang akan terjadi seminggu dari sekarang jika saya tidak menandatangani kontrak ini?"
Louis : "Iya ini adalah kontrak yang akan kamu tandatangani jika kamu setuju. Seminggu dari sekarang jika kamu tidak menandatanganinya, ingatanmu akan kami hapus semuanya dari saat kamu melihat Neal di restoran sampai kamu yang berada disini saat ini."
Syera : "Di hapus? Bagaimana caranya? Apa semacam hipnotis?"
Louis : "Intinya, pikirkan lah baik baik Nak, namun tak ada rugi nya juga kok jika kamu bergabung. Malah kamu akan menjadi lebih kuat. Kalau begitu, senang bisa bertemu dan berbincang denganmu Nak, semoga kita bisa bertemu lagi."
Syera : "Tapi masih ada yang mau saya tanyakan..."
(*Tik)Louis menjetikkan jarinya.
Sebelum Syera meneruskan kalimatnya, tiba tiba Ia telah berada di kamarnya dan duduk di atas tempat tidur.
Syera : "Soal... Loh? loh loh lohhhh, kok aku ada di kamarrrrrrr???" Syera yang sangat terkejut tanpa sadar suaranya keluar sangat kencang dan Lagi ia pun tak sadar akan pukul berapa saat ini.
Untungnya saat ini Syera sedang tinggal sendiri, karena kedua orang tua-nya sedang ada pekerjaan dan dalam beberapa bulan mereka akan tinggal di luar kota, Syera pun memiliki seorang kakak laki laki, namun saat ini kakaknya juga sedang bekerja di luar kota, daerah nya pun berbeda dengan kedua orang tua-nya. Maka dari itu sudah beberapa hari ini Syera sendirian di rumah nya.
Syera pun segera berlari keluar rumah, tapi tak ada siapapun di luar rumahnya. saat ia kembali ke dalam dan melihat ke arah jam ternyata sudah dini hari, jam menunjukkan pukul 12.30, suasana yang sudah sangat sunyi membuat Syera ketakutan. Ia mengunci pintu depan dan memasuki kamarnya, di atas kasurnya ia melihat ada selembar kertas hitam yang tadi di berikan Louis.
Akhirnya Syera tersadar, bahwa yang tadi dialaminya semua adalah nyata. Syera duduk di kasurnya dan mengatur nafasnya perlahan, ia pun membaca isi kontrak tersebut, dan mencoba untuk memahami nya.
Syera : "Berarti tinggal 6 hari lagi ya? Karena hari ini hari pertama. Tapi apa benar Louis bisa di percaya? Bagaimana kalau bukannya di hapus ingatan, melainkan mereka akan membunuhku? Hushh hushh, hapus pikiran ituuuuu!!! Jauh jauhh!!! Aku harus berpikir dengan tenang! Lebih baik mandi dan tidur, supaya nanti pagi pikiranku akan kembali jernih."
#To Be Continued~