Serigala penjelmaan Sophia berjalan mengitari seluruh siswa yang ketakutan. Aroma darah segar mereka terasa sangat menggoda Sophia. Gadis itu ingin segera meminum darah dari salah satu rekan sekolahnya. Dia pun mendekati seorang gadis yang berada di urutan terdepan yaitu Helen. Sophia dalam wujud serigala tidak mengingat siapapun karena dia belum bisa mengontrol kemarahannya.
"Darah segar," ucap serigala sophia di dalam hati.
Sophia menunjukkan gigi tajamnya yang hendak mengoyak leher Helen di depannya. Dia tidak mungkin melepaskan mangsa yang sudah berada di dalam jangkauannya.
"Darahku," pikir Sophia bersemangat.
Ketika Sophia mendekat, Helen berteriak kencang. Gadis itu sangat ketakutan dan menutupi wajahnya dari sosok Sophia yang tengah mengincarnya.
"Aaaaaaaaaaaaaarrrrrrrrrrgggggggggggg" teriak Helen yang membuat suasana di dalam kelas menjadi riuh. Teman-teman yang lain segera berlarian keluar kelas untuk menyelamatkan diri. Mereka semua merupakan calon werewolf yang masih dibawah umur.
"Sophia, jangan minum darahku. Semuanya tolong aku, dia hendak menyerangku," teriak Helen untuk meminta bantuan. Namun semua sudah sibuk untuk menyelamatkan dirinya masing-masing. Tidak ada yang maju untuk menolong Helen kecuali guru yang sedang berusaha menaklukkan Sophia.
Guru berubah menjadi serigala hitam di hadapan seluruh siswa. Lelaki itu menunjukkan kemampuan transformasi dengan kecepatan yang luar biasa.
Serigala Sophia menatap serigala guru dengan pandangan waspada. Dalam wujud itu, Sophia tidak mengenali gurunya. Baginya, serigala di hadapannya adalah musuh yang akan mengganggu dirinya. Insting sebagai hewan lebih dominan ketika werewolf berada di dalam wujud serigala.
"Bunuh," kata Sophia di dalam hati yang turut didengar oleh guru.
"Jangan!" jawab Guru yang sedang berusaha menenangkan Serigala Sophia.
Keduanya melakukan percakapan yang hanya bisa didengar dalam wujud serigala. Kemampuan inilah yang menjadi kelebihan Sophia dibandingkan teman-temannya.
"Kamu tidak bisa menghentikanku!" ancam Serigala Sophia sambil menyeringai dan menunjukkan gigi taringnya yang tajam.
Semua siswa langsung berkumpul di sudut kelas karena ketakutan. Mereka meringkuk karena menyaksikan pertemuan diantara dua serigala secara langsung.
Guru menoleh ke arah siswa dan berusaha meminta mereka keluar kelas namun sayangnya tidak ada yang bisa memahami bahasa serigala.
Serigala Guru mengetahui bahwa tidak ada yang bisa mendengar ucapannya sehingga dia berinisiatif untuk menyerang Serigala Sophia supaya membuatnya keluar ruangan.
Serigala Sophia masih berjalan mengitari ruangan kelas. Dia tidak tertarik untuk berkelahi dengan Sang Guru karena sedang kehausan dan ingin meminum darah segar milik salah seorang siswa disana.
Serigala Sophia menatap ke arah teman-temannya dan bersiap untuk menerjang. Tak berapa lama semuanya berteriak ketakutan dan tiba-tiba muncullah sosok Mr Anthony di hadapan Sophia. Mr Anthony muncul dengan cepat dan tanpa terduga sudah berdiri tepat di depan mata Serigala Sophia.
"Hentikan! Jangan turuti naluri haus darahmu! Kamu masih bisa menahannya jika mau berusaha," teriak Mr Anthony.
"Siapa dirimu? Mengapa mengganggu perburuanku?" tanya serigala Sophia sambil menunjukkan seringai tajamnya.
"Semua siswa, keluarlah dari kelas!" perintah Mr Anthony.
Siswa yang masih ada di kelas segera berlari secepat mungkin demi menghindari amukan dari Serigala Sophia. Mereka yang tadi telah menghina gadis tersebut sekarang berlari ketakutan. Mereka tidak menduga Sophia akan mampu melakukan transformasi di usianya yang baru menginjak 15 tahun.
"Kamu telah membuat buruanku kabur! Sikapmu sungguh tidak baik wahai penghisap darah!" cela Serigala Sophia . Dalan wujud seekor serigala, Sophia mengenali sosok Mr Anthony sebagai seorang vampir karena aroma darahnya yang berbeda. Sekarang, ketajama pembau miliknya menjadi lebih peka daripada sebelumnya.
"Kendalikan dirimu, Sophia! Sebagai werewolf kita tidak menyerang manusia!" imbuh Sang Guru yang sudah berdiri di samping Sophia.
Serigala Sophia mulai melolong dan memperdengarkan suaranya yang menggelegar. Tampak jelas bahwa gadis itu tengah diliputi amarah dan emosi yang memuncak.
"Jangan banyak bicara! Aku hanya ingin minum sekarang!" ancam Sophia yang sudah bersiap berlari untuk keluar kelas karena tidak menemukan manusia di dalam ruangan.
"Jangan pergi!" teriak Mr Anthony yang kini sudah kembali berdiri di hadapan Sophia.
Mr Anthony langsung menampakkan mata merahnya di hadapan Sophia. seorang vampir yang menampakkan mata seperti itu menjadi pertanda kesiapan untuk bertarung.
"Kalau kamu mau menyerang manusia, hadapi aku dulu!" tantang Mr Anthony.
Serigala Sophia langsung melolong untuk menjawab tantangan dari Guru kesayangannya. Dia sudah bersiap menunjukkan kemampuannya di hadapan guru tersebut.
Duel pun telah dimulai. Seriga Sophia mulai menyerang Mr Anthony untuk mengoyak tubuhnya namun kecepatan dari sang guru memang patut diacungi jempol. Sang Guru mampu berkelit dan menghindar secepat kedipan mata. Sophia kesulitan menemukan tubuh Mr Anthony yang berpindah kemana-mana.
"Sialan! Dia memang hebat!" puji Serigala Sophia di dalam hati.
Mr Anthony tersenyum puas karena dirinya berhasil mengelabui mata Sophia. Seorang vampir memang pandai bergerak demi menjaga keselamatan diri mereka.
Sophia merupakan perpaduan diantara vampir dan werewolf sehingga dia mewarisi kemampuan kedua makhluk yang hebat. Dia bisa bertransformasi menjadi serigala tetapi juga bisa bergerak secepat vampir. Hal itulah yang tidak diperkirakan oleh Mr Anthony sebelumnya. Dia terlalu menganggap remeh Sophia yang masih muda. Kesalahannya telah menjadi kelemahan yang fatal.
Dalam hitungan detik, Sophia bergerak dan menangkap tubuh Mr Anthony. Serigala Sophia segera menerkam dan mengunci tubuh sang guru di bawah genggamannya. Sekarang Sophia merasa senang karena dirinya berhasil mengalahkan seorang vampir.
Serigala Sophia hendak mengoyak tubuh Mr Anthony ketika tiba-tiba seekor serigala muncul dan menggigit tubuh Sophia. Serigala Sophia segera menyingkir dan Mr Anthony lepas dari genggamannya.
Seekor serigala putih dengan badan yang besar telah berdiri di hadapan Sophia. Sophia bisa merasakan kekuatan hebat di dalam sosok serigala putih tersebut.
"Seorang werewolf muda yang baru melakukan transformasi dan belum bisa mengontrol dirinya. Aku heran, mengapa dirimu mempunyai kemampuan berpindah dengan sangat cepat. Aku yakin dirimu merupakan werewolf yang hebat di masa depan," simpul serigala putih.
"Jangan banyak bicara! Kamu telah menggigitku, aku tidak akan mengampuni dirimu!" teriak Serigala Sophia dengan memamerkan gigi taringnya. Dia segera menyerang serigala putih dan duel pun tidak terelakkan.
Serigala putih mempunyai teknik bertarung yang melebihi Sophia. Beberapa kali, Sophia telah berhasil dikalahkan oleh serigala putih tersebut. Tubuh Sophia pun dipenuhi luka akibat pertarungan yang tidak seimbang tersebut.
Serigala putih berhasil mengunci serigala Sophia. Kedua mata mereka berpadu dan tiba-tiba Sophia melihat bayangan serigala dari pupil mata serigala putih. Seketika, Sophia teringat pada masa kecilnya yang berlarian di padang rumput bersama ibunya. Perasaan marah yang bergejolak di dalam dadanya perlahan menurun dan napasnya mulai teratur.
Sophia merasakan ketenangan dan perlahan senyumannya kembali terukir ketika mengingat wajah cantik sang ibu yang selalu memberinya kecupan penuh kasih. Sophia begitu menyayangi sang ibu. Kenangan indah itu pun perlahan merubah kembali wujud Sophia dari serigala menjadi manusia.
Mr Anthony langsung menempelkan korden yang ada di dalam kelas untuk membalut tubuh Sophia karena pakaiannya terkoyak ketika berubah wujud.
Sophia merasa heran dengan suasana di dalam kelas yang menjadi berantakan. Dia pun lebih heran kala melihat dua ekor serigala tengah berdiri menatapnya.
"Jaga emosimu supaya tidak menjadi sesuatu yang merusak segalanya," pesan serigala putih sebelum berlari keluar kelas.
Serigala penjelmaan Guru juga akhirnya berubah menjadi manusia. Sang Guru sudah memakai celana selutut ketika tubuhnya berubah menjadi manusia. Dia juga langsung masuk ke dalam ruang pribadinya untuk berganti pakaian.
Sophia menatap Mr Anthony dengan penuh tanya.
"Kamu masih membutuhkan waktu untuk melatih kemampuan bertransformasi. Jangan gegabah melakukannya di hadapan umum," ucap Mr Anthony yang membuat Sophia tercengang.
"Apakah aku berubah menjadi serigala?" tanya Sophia penasaran.
Mr Anthony tersenyum tipis karena yakin Sophia akan segera mengetahui kenyatan mengenai dirinya.
"Menurutmu siapa lagi yang bisa mengacaukan seluruh kelas?" ledek Mr Anthony untuk membuat Sophia tersenyum. Gadis itu pun tersipu malu.