Chereads / SUAMIKU AYAH IBU TIRIKU / Chapter 11 - Chapter 11 : Mengukir senja di langit yang mendung

Chapter 11 - Chapter 11 : Mengukir senja di langit yang mendung

Tiba-tiba suara handphone Bondan berbunyi, tanda ada pesan masuk dari seseorang. Dan ternyata ada nama hikma di sebalik pesan tersebut. Bondan yang melihatnya akhirnya segera membuka pesan tersebut dengan sangat semangat.

" Bondan, aku nitip adiku yang berada dirumah ya. Aku belum bisa pulang mengurus mereka, aku masih mempunyai sebuah acara yang tidak bisa aku tinggalkan sama sekali"

Bondan pun kebingungan dengan pesan singkat tersebut, segala pertanyaan sampai memutar didalam fikiranya, segala bentuk kekhawatiran juga kini mulai merasukinya. Ada apa dan sedang dimana sebenarnya wanita ini. Bondan terlebih dahulu menelevon tempat kerjanya untuk meminta izin agar diirnya bisa libur hari ini agar bisa menjaga adik hikma dengan sepenuhnya. Rencananya bondan akan mengajak mereka jalan-jalan agar bahagia mulai merasuki jiwa mereka.

Bondan : " Kamu sedang berada dimana? Apa yang terjadi kepadamu sehingga membuatmu tidak pulang kerumah malam ini?"

Bondan pun menunggu balasan tersebut dengan sangat sabar dan cukup memakan waktu, sekitar 30 menit baru pesan tersebut terbalaskan oleh Hikma.

Hikma : " Aku sedang ada hal yang sangat penting dan tidak bisa meninggalkanya sama sekali. Aku meminta maaf jika aku merepotkanmu dengan menitipkan adiku kepadamu, sekali lagi aku minta maaf kepadamu Bondan. Nanti jika aku trejadi sesuatu hal yang tidak di inginkan aku mohon antarkan adiku ke tempat ayahnya yang berada di depok. Jika ayahnya menolaknya bilang saja bahwa kamu akan melaporkan mereka ke kantor polisi. Ku mohon bondan, berjanjilah padaku untuk bisa menjaga mereka semua"

Bondan yang ingin menaiki motor akhirnya mematikan dan melepas kembali kotak yang telah terpasang itu. Bondan membacanya satu persatu dengan sangat pelan, segala bentuk kepahaman Bondan paksa agar bisa memahami pesan yang telah Hikma kirim tersebut.

Bondan pun hanya membaca pesan tersebut dan mulai menaiki motornya untuk pulang ke rumah dan mencari adik Hikma tersebut. Tadi hasan bilang bahwa dirinya akna mencari kak hikma, takutnya bondan malah hasan akan terkena sesuatu hal yang buruk. Takut akan terjadi sesuatu hal yang buruk terhadap hasan, usianya yang masih kecil selalu menjadi incaran bagi setiap orang jahat yang tersebar diluar sana.

Setelah mengendarai motor beberapa saat, akhirnya Bondan sampai di parkiran rumahnya tersebut. Dengan gerakan kaki yang sangat cepat Bondan menuju ke rumah hikma yang berdekatan dengan rumahnya, tepat berada di selatan rumahnya. Berjarak 2 rumah dari rumah bondan yang sangat mewah. Rumah yang tertutup dengan rumah besar yang berada di depanya.

Rumah kontrakan tersebut walau kecil tetapi itu adalah satu-satunya tempat dirinya dan adiknya tinggal meneduhkan setiap asa yang keluar dari darah sebuah cita, rumah yang menjadi tempat mereka semua menyingkirkan setiap lelah yang hadir setelah melewati hari dengan sangat panjang, rumah yang selalu dipenuhi dengan kehangatan walau penuh dengan rasa sakit yang tidak mampu terobati hanya dengan kata-kata biasa saja.

Bondan akhirnya sampai ke rumah hikma dengan jalan kaki, Bondan akhirnya menanyakan adik Hikma apakah sudah berada dirumah semua apa belum. Dan trenyata seperti prediksinya bahwa hasan tidak berada dirumah karena mencari kak hikm ayang belum juga pulang. Padahal pada kebenaranya bondan telah mendapatkan sebuah kabar dari hikma, tetapi Hasan sudah lebih dulu mnecari kakaknya tersebut dan membuatnya belum juga pulang ke rumah di jam yang sudah menunjukan pukul 16.00 WIB.

Bondan memutuskan untuk menunggu hasan sampai maghrib tiba, karena rencananya nanti setelah maghrib bondan akan mengajak mereka untuk berliur dan makan diluar untuk mencari suasana yang jauh lebih baik dari hal ini.

Jam berjalan begitu saja, dan waktu maghrib kini sudah tiba menyapa mereka semua. Tepat sebelum bondan memutuskan untuk mencari Hasan tiba-tiba pintu terdengar dari luar dengan memanggil manggil salah satu adiknya. Sang adik akhirnya keluar utnuk membuka pintu tersebut dan ternyata Hasan yang sedang mengetuk pintu tesebut.

Dengan sangat bahagia sang adik mengajak Hasan untuk masuk ke dalam rumah karena sudah ditunggu mas bondan dari tadi.

Bondan : " Bagaimana hasan apakah menemukan dimana kak Hikma berada?"

Begitulah pancingan bondan untuk mengetes seberapa khawatirnya Hasan terhadap kakaknya tersebut. Hasan terlihat sangat lemas mungkin karena perut yang kelaparan, juga terlihat sangat lesu dan tidak lagi memiliki tenaga. Mungkin karena Hasan tidak menemukan dimana kakak perempuanya itu berada.

Hasan : " ------"

Tiba-tiba saja Hasan menangis dengan sangat keras, air matanya tiba-tiba saja tumpah dengan tanpa berhenti. Hasan akhirnya mendapatkan pelukan hangat dari Bondan. Bondan yang sudah mengetahui dimana keberadaan kak Hikma yang dari tadi menjadi pusat pencarian Hasan hingga kini dirinya kembali tetapi tidak mendapatkan jawaban apapun sampai dirumah.

Bondan : " Mas tahu dimana kak Hikma berada . Mas bondan tadi telah dihubungi kakakmu bahwa kakamu baik-baik saja dan tidak bisa pulang malam ini karena sebuah urusan, kak Hikma menitipkan kalian semua kepada mas bondan. Sudah hasan jangan menangis lagi. Sudah ada mas bondan disini, kita akan jalan-jalan malam ini sembari menunggu kakak pulang kerumah."

Ucapan bondan tersebut mampu menenangkan hati Hasan yang tadinya terasa sangat kesakitan karena tidak menemukan dimana kakaknya itu berada.

Hasan menatap wajah bondan yang masih berdiri dengan memeluk erat tubuhnya tersebut, tatapan yang penuh dengan pengharapan sebuah kepastian tersebut sangat mengharukan, bahkan bondan pun meneteskan air mata melihat ketulusan hati hasan terhadap kakanya tersebut. Hanya hasan yang terlihat sangat mencintai kakaknya itu dengan sangat tulus dibanding dengan semua adiknya.

# Hidup yang kita hirup tidak akan lama adanya, tanah yang kita pijak juga tidak akan selamanya ada, bahkan tanah mampu meniadakan kita, memendam setiap tubuh manusia dengan bungkusan putih kain kasa, kaki kita sering lemah terhadap langkahan yang kadang belum diketahui dimana letak kebenaranya, tangan kita juga sering salah menyentuh sesuatu hal yang jauh dari kata hak dan dibenarkan, namun memang beginilah manusia, sesempurna apapun dirimu saat ini, tetaplah menjadi manusia yang bisa memanusiakan setiap makhluk yang Tuhan ciptakan#

Bondan akhirnya mengajak hasan dan adiknya itu kerumahnya untuk mendaatkan makan malam yang sudah mbok aminah siapkan tadi, sebelum akhirnya bondan mengajak mereka untuk pergi keluar dengan tujuan main.

Memasuki sebuah lorong panjang bagi bondan bukan menjadi sebuah masalah yang besar jika yang dihadapinya adalah mencari puncak dimana Hikma berada. Kecintaanya pada gadis tersebut trenyata bisa membuat Bondan gila hingga lupa terhadap dirinya, appaun yang diminta oleh hikma juga selalu lolos dari prediksinya yang kadang menolak karena tidak nalar atau tidak masuk akal

Begitulah kekuatan cinta itu bekerja, meniadakan yang ada, dan menghadirkan yang tiada.