Bondan, yang sellau dipercayai Hikma untuk banyak hal kini sedang berjuang bertahan untuk hidupnya sendiri. Kejadian yang telah membuatnya terbanting begitu jauh tersebut berhasil membuatnya tidak berdaya selama seminggu ini. Perawatan khusus juga sudah dilakukan, tetapi hingga saat ini. Hari senin tepat setelah satu minggu diirnya berlumuran darah begitu saja dijalan.
Bondan telah membayar semua cintanya, membayar semua rasanya hingga dirinya rela seperti ini. Hikma kini sedang menangis tepat di lengan tangan Bondan yang belum juga sadarkan diri. Lusa tepat hari Rabu jika belum ada perubahan pada Bondan maka dirinya akan divonis telah meninggal. Semua selang yang terpasang di dalam hidungnya juga akan dilepas jika masih belum ada perubahan sama sekali.
Mendengar kabar tersebut Hikma sangat sedih sehingga menangis tersedu di lengan Bondan, bahkan sangat jelas terlihat butiran menetes dari mata Bondan. Mungkin saja dirinya mendengar semua jeritan Hikma yang sangat mengkhawatirkan dirinya tersebut.
Tidak lama tangan Bondan bergerak begitu saja, padahal Hikma sedang terlelap di sebelah tanganya. Bondan membuka matanya, mengucap tanpa suara. Hikma adalah seseorang yang snagat Bondan sayangi dan kini terlihat jelas Hikma yang menunggunya di ruang yang pengap dengan parfum obat yang sangat memabukan itu.
Kepala Hikma akhirnya diraih dan berhasil di sentuh dengan sentuhan yang sangat lembut.
" Maafkan jika aku merepotkanmu sehingga kamu kelelahan seperti ini. Tidurlah yang nyenyak wahai ratu dihati ku"
Begitulah ucap Bondan sebelum akhirnya diirnya tidak sadarkan diri lagi yang kemudian di susul Hikma yang tersadra, melihat posisi tangan Bondan yang berubah Hikma yakin bahwa Bondan sudah siuman dari komanya dan mereka akan bersama kembali.
Orang tua Bondan berencana untuk melakukan pengobatan ke luar negeri dengan segala pelayanan yang jauh lebih bagus dari di Indonesia. Orang tua Bondan dengan sangat marah juga menyalahkan bahwa semua ini Hikma yang menjadi penyebab utamanya, padahal Hikma tidak melakukan apapun yang merugikan Bondan saat itu. Mungkin saja karena saking khawatirnya orang tua Bondan sehingga tidak bisa berfikir bersih.
Hikma akhirnya memanggil Dokter dan menjelaskan yang terjadi tentang posisi tangan Bondanyang berubah dari posisi awalnya. Hikma sangat yakin kalau Bondan sudah mulai siuman dari kritisnya. Akhirnya Hikma di suruh keluar dan Dokter meminta izin untuk memeriksa kesehatan Bondan tersebut.
Dan ternyata benar seklai bahwa Bondan sudah siuman, ada peningkatan yang lebih baik dari tubuhnya, meisn yang berhasil membaca sebuah kesehatan di tubuh Bondan ternyata mengeluarkan hasil yang sangat bagus. Walau kesadaran Bondan masih mengilang lagi, tetapi detak jantungnya sudah normal seperti sedia kala lagi.
Tetapi walau begitu Dokter masih belum berani memindahkanya ke ruang perawatan. Karena dilihat dari kondisi Bondan yang juga maish lemah, karena Dokter tidak ingin mengambil sebuah resiko yang lebih besar yang mampu membahayakan nyawa orang lain.
Dokter akhirnya keluar dan menjelaskan tentang kondisi Bondan yang sudah membaik, Hikma yang sedang berada di pojokan tempok akhirnya tersenyum bergembira mendengarkan kabar tersebut. Bagaimana tidak karena Hikma sudah menganggap Bondan sebagai saudara kandungnya.
Tadi, setelah Hikma keluar dari ruang perawatan Bondan, orang tua Bondan juga sudah menahan sebuah amarah sehingga caci maki keluar kembali yang ditujukan kepada Hikma. Bahkan Hikma juga terjatuh ke lantai karena sebuah dorongan yang bisa dikatakan dorongan keras.
Kemudian di sudut lain
Ada seorang lelaki yang sedari tadi duudk di kursi panjang yang dijaga oleh dua orang pengawal dengan pakaian serba hitam mengerikan. Seorang lelaki yang sudah tidak asing untuk Hikma, lelaki tersebut memang sellau mengikuti setiap gerakan yang Hikma. Dimanapun Hikma pergi lelaki tua ini selalu berhasil mengikutinya.
Dan sekarang saat Bondan sakit juga lelaki ini hadir di tengah-tengah mereka. Dan tanpa diketahui siapapun bahwa ternyata yusuf adalah sebab kecelakaan tersebut bisa terjadi. Niat busuknya karena ingin menyingkirkan Bondan dari kehidupan Hikma. Lelaki tua itu sepertinya sudah terlalu mabuk dalam mencintai Hikma sehingga diirnya sampai kehilangan akal sehatnya untuk berfikir.
Yusuf mengetahui segala hal yang Hikma dan juga Bondan lakukan, dan karena memakan panasnya api cemburu akhirnya yusuf memutuskan untuk menabrak Bondan demi mewujudkan cintanya kepada Hikma.
Cinta selalu membuat kita lupa
Membuat mata dan hati buta begitu saja
Cinta yang liar selalu salah mencari jalan
Sedangkan cinta yang sejati tidak pernah salah mencari pintu keluar
Bijaklah dalam mencintai,
Dan kokohlah ketika dicintai
Hikma belum menyadari keberadaan Yusuf yang dari tadi melihatnya dari jauh. Yusuf juga melihat segala hal yang terjadi kepada Hikma. Tidak pernah ada kata menyesal yang keluar dari mulut yusuf, hanya iba dan juga marah karena Hikma dilakukan dengan tidak wajar. Padahal sebenarnya Yusuf yang menjadi penyeba utamanya.
Lelaki angkuh itu sangat tidak berhasil melihat sebuah kebenaran yang telah semesta sajikan di sini. Yusuf mempunyai niat untuk membalas dendamnya kepada keluarga Bondan karena telah membuat Hikma kesakitan tersiksa, bahkan Yusuf sangat marah dan tidak akan memberikan sedikitpun kesempatan kepada Bondan untuk hidup. Jika Bondan berhasil selamat dari kecelakaan ini, maka di lain kesempatan Yusuf akan membunuh lelaki tersebut dengan tanganya sendiri.
Yusuf sangat marah dan sangat membenci siapapun yang dekat dengan Hikma, dirinya juga akan membalas siapapun yang membuat Hikma kesaakitan dan sedih tanpa disadari bahwa Yusuh adalah penyebab utama kesakitan dan penderitaan Hikma.
Hikma kini di usir oleh kedua orang tua Bondan karena mendengar Bondan sudah siuman dari masa kritisnya. Setelah Bondan sadarkan diri mereka berniat untuk membawanya keluar dari Indonesia, Bondan akan di jodohkan dengan anak teman ayah nya yang berada di Australia, sebuah negara yang terbilang sangat jauh dari Indonesia.
Sebenarnya niat perjodohan tersebut sudah lama di niatkan, tetapi hingga detik ini mereka belum juga berhasil membujuk anak tunggal mereka untuk ikut pergi ke luar negeri. Bondan malah memilih untuk menjadi pegawai di sebuah bar dengan gaji yang sangat tidak wajar.
Namun kali ini mereka akan dengan paksa membawa Bondan pergi. Dengan kondisi Bondan yang lemah seperti ini mereka mempunyai alasan kuat untuk bisa mereka bawa bersama mereka dan perjodohan akan segera berlangsung.
Hikma yang di usir secara kejam akhirnya menunggu dari depan rumah sakit tersebut, sedangkan Yusuf yang melihat kejadian tersebut semakin dibuat marah hingga dirinya menyuruh anak buahnya untuk membanting balik orang tua Bondan tersebut.
Sedangkan Yusuf mencari Hikma dan memastikan dirinya sedang di dalam kondisi baik-baik saja. Hingga saat ini Yusuf memang belum berhasil mendekati perempuan tersebut, karena ketika Yusuf memaksa untuk memandang Hikma terlalu dekat dirinya sellau melukai wanita tersebut. Jadi pilihan yang tepat adalah seperti ini, katanya.