Chereads / SUAMIKU AYAH IBU TIRIKU / Chapter 13 - Bab 13 Kesepakatan Damai

Chapter 13 - Bab 13 Kesepakatan Damai

Setelah Hikma berhasil berbicara dan mengobrol dengan Rahmat, akhirnya Hikma menelevon siska dan memberi tahu bahwa dirinya baik-baik saja dan meminta tolong untuk tidak melaporkan Rahmat ke kantor polisi, karena saat Siska pergi tadi siska bilang akan memanggil polisi untuk menangani kasus ini.

Namun untung saja Siska belum sempat melaporkan kejadian ini ke polisi jadi masalahnya tidak perlu sampai membawa hukum. Walau sebenarnya jika Rahmat tertangkap masih ada kasus yang bisa saja di tuntut kepadanya, yaitu kekerasan yang dilakukan ke orang tua Siska dan juga siska sendiri. Penyekapan dan pemukulan terjadi dengan sangat jelas, tetapi menurut Hikma ini bisa di selesaikan dengan cara yang lebih lembut.

# Semakin lembut sesuatu, justru semakin kuat. Lihat bagaimana Tuhan mengatakan di dalam salah satu maqolah, bahwa besi lebih kuat dari gunung, api lebih kuat dari besi, air lebih kuat dari api, angin lebih kuat dari air. Yang lebih lembut justru yang akan semakin kuat dan bisa dengan sangat mudah mengalahkan. Puncak akhlak manusia adalah ikhlas, dan inilah yang paling kuat dari kesemuanya #

Tidak lama hingga akhirnya Siska datang, namun tidak sendirian. Siska datang bersama Bondan karena tadi setelah keluar dari ini Siska langsung menuju ke rumah bondan sebelum akhirnya akan ke kantor polisi.

Orang tua siska akhirnya dilepas dari kurunganya di kamar

" Dasar kurang ajar!!"

Bentak ayah siska yang juga langsung memukul kepala Rahmat hingga terjatuh ke lantai. Ayah siska pasti sangat marah dengan kelakuan Rahmat ini, bertambah diirnya juga telah melukai putrinya.

" Bunuh saya! Tetapi jangan pernah lukai anak saya! Jika saya tahu kamu seperti ini dari awal! Saya tidak akan menyetujui pernikahan kalian!"

Mulut ayah siska terus saja nerocos tanpa berhenti, ayah siska sangat marah dengan perilaku Rahmat yang jauh dari kata wajar.

Saat tubuh Rahmat akan di injak oleh ayahnya Siska

" Addduuhhhhhh!!!"

Tiba-tiba suara jeritan itu terdengar sangat keras dan nyaring, itu adalah suara siska yang memasang tubuhnya agar suaminya itu tidak terkena injakan ayahnya. Siska rela melakukanya karena sejak awal siska sudah memiliki rasa terhadapnya. Siska tidak akan rela jika ayahnya melukainya.

Siska : " Ayah hentikan!"

Siska yang membentak ayahnya itu pun dengan sangat cepat langsung membuat ayahnya terjatuh karena jantungnya. Ayah memang mempunyai riwayat penyakit jantung sebelumnya.

Rahmat terkagum dengan keberanian Siska yang membela dirinya didepan ayahnya. Bahkan kini ada sedikit buih perasaan yang tumbuh di hati rahmat.

Siska pun beranjak, mengajak semua orang untuk duduk. Sedangkan dirinya kedapur untuk menyiapkan minuman agar suasana sedikit dingin dengan minum teh bersama. Hikma yang sejak tadi melihat tingkah siska akhirnya menyusul siska ke dapur dengan membawakan kotak obat. Kakinya terlihat keluar darah, sedangkan sikunya lebam. Luka yang seperti itu tidak boleh dibiarkan begitu saja karena akan berakibat ke hal-hal yang tidak baik.

Hikma : " Mana kakimu, aku akan mengobatinya daripada nanti kakimu hilang. Mau? "

Siska yang mendengar ucapan tersebut langsung buru-buru menuruti ucapan Hikma yang ingin mengobatinya. Siska berjongkok dan membuat kakinya lurus agar Hikma lebih mudah mengibatinya. Obat-obatan yang memang diperlukan sudah menempel di kaki dan tangan Siska, bahkan kepalanya yang sedikit terkelupas juga sudah ditangani.

Mereka berdua akhirnya menyeduh kooi dan menyiapkan beberapa snak untuk semua orang termasuk mereka berdua.

Hidangan siap dan mereka berdua membawanya kedepan agar bisa segera dinikmati. Apapun yang terlihat saat itu sebenarnya bukan sesuatu yang pantas, tangan ayah kini sedang berada di leher rahmat, terlihat sangat mengerikan. Apalagi kalau tangan ayah sudah mulai menekan, mungkin saja Rahmat sudah tiada. Tetapi lagi dan lagi Siska berhasil menghadang ayahnya yang ingin melukai Rahmat.

Siska :" ayah, hentikan. Jika kita jahat juga ke orang ini berarti kita tidak ada bedanya, kita sama-sama jahat dan buruk. Apakah itu tujuah mendidikku. Aku tau ini sangat sulit dan berat bagi kita. Tetapi kata ayah, memaafkan adalah cara terbaik untum balas dendam, bukankah itu sebuah ucapan yang sering ayah katakan terhadapku?"

Begitu ucap siska dengan nada yang sedikit lembut, dengan kata-kata yang sedikit membuat semua orang juga ikut terbawa di dalam suasana tersebut.

Ayah siska yang sempat drop akhirnya mulai tersadar dan berfikir tentang perilakunya yang diberikan kepada anak mantunya tersebut. Walau sebenarnya itu adalah sebuah kebenarankarena mantunya itu telah menganiaya diirnya terlebih dahulu.

Mereka akhirnya menikmati minuman yang telah Hikma dan siska siapkan tadi agar fikiran mereka sedikit bisa terbuka dan lebih tenang lagi, walaupun itu terlihat menjadi sesutau yang sangat sulit dilakukan, tetapi tidak pernah ada yang salah dalam mencoba walaupun kita selalu kecewa dengan hasilnya. Tetapi seseorang yang benar-benar gagal adalah orang yang tidak pernah mencoba, entah itu karena hantu yang membuatnya takut atau bahkan hal lainya.

Sebuah diskusi musyawarah untuk bisa menemukan sebuah jalan keluar mulai terbuka. Sebuah perbincangan mulai dilaksanakan dengan cara yang sangat lembut dan terlihat semua berjalan dengan baik saja.

Rahmat : " Maafkan aku jika aku telah memilih jalan yang salah untuk masalah ini. Maafkan saya karena saya telah jauh dari kata pantas untuk bisa memperoleh predikat mendjadi anak yang baik, menantu yang baik dikeluarga ini. Ayah, maafkan aku jika aku banyak salah kepadamu, maafkan aku ayah karena telah membuatmu terluka hanya karena agar dirimu membenciku"

Ayah : " Ayah tahu posisimu dan ayah memahami hal tersebut, lain kali cobalah untuk berfikir lebih panjang lagi tentang penyelesaian masalahmu. Jika memang kamu sudah menemukan sebuah keputusan yang tepat kamu juga masih punya kewajiban untuk memusyawarahkan hal tersebut kepada orang yang bersangkutan"

Rahmat : " Baik ayah, lain kali aku akan lebih bijak lagi dalam menghadapi sebuah masalah yang aku rasa itu sebuah masalah yang besar"

Mereka akhirnya berpelukan dengan sangat erat, meminta maaf satu sama lain. Sungguh pemandangan yang sangat membahagiakan walau semua orang yang berada disitu menangis karena saking bahagianya.

Ayah akhirnya memberikan seribu kebijaksanaanya kepada rahmat dengan tidak menyeret kasus ini ke dalam kantor polisi. Ayah berjanji untuk mengampuni perbuatan buruk rahmat terhadap dirinya.

Rahmat : " Sebenarnya saya mencintai siska, tetapi karena ayah saya mungkin itu yang membuat saya harus membenci siska dengan paksa, saya tidak mau kalau kalian semua ikut, saya tidak mau semua keluarga ini mengalami kerugian yang disebbakan oleh saya, karena jika pernikahan ini dilanjutkan maka, ayah saya akan tetap membuat kalian miskin"

Ini adalah sebuah pilihan berat yang harus diambil rahmat dengan berbagai resikonya. Dan rahmat memilih dengan cara yang tidak merugikan banyak pihak.