Chereads / SUAMIKU AYAH IBU TIRIKU / Chapter 10 - Bab 10 Hasan yang kelaparan

Chapter 10 - Bab 10 Hasan yang kelaparan

Hasan : Kakak dimana ya, kenapa sampai sekarang kakak belum pulang kerumah. Bukanya hari ini kakak masih mengambil cuti, kenapa belum juga pulang. Apa aku tanya ke mas bondan dulu ya, barangkali mas bondan tahu dimana letat kak hikma.

Hasan akhirnya berjalan menuju ke rumah bondan yang tidak jauh letak rumahnya. Dengan penuh keyakinan hasan berharap bisa menemukan kakaknya itu, karena saudaranya bahkan hasan juga kini sedang sangat kelaparan dan tidak ada apapun yang tersaji di meja makan. Bahkan bondan juga tidak mengetahui bagaimana caranya memasak dengan benar. Itu yang menjadi sebuah penyebab mengapa hasan menjadi sangat ingin menemukan kakaknya tersebut.

" Tok tok tok, permisi, kak bondan"

Tidak lama akhirnya pintu terbuka dan ternyata yang membuka adalah pembantu rumah tangga yang kebetulan bekerja dirumah besar milik bondan ini.

Hasan : "Mas bondan apakah ada dirumah? Bolehkan hasan menemui mas bondan sebentar saja"

Begitu tanya hasan dengan sangat lugu, pembantu rumah tangga yang kebetulan bernama aminah, pembantu ini sudah bekerja di kurun waktu yang sudah cukup lama. Bahkan sejak keluarga hasan masih utuh lengkap dan tidak ada masalah apapun. Aminah ini merupakan seorang wanita dengan usia sekitar 35 tahun yang berasal dari solo.

Aminah : " Tuan bondan sedang berada di kamar. Mbok(panggilan yang memang untuk ibu aminah) akan panggilkan terlebih dahulu ya. Hasan boleh masuk ke dalam silahkan, nanti mbok juga akan buatkan minuman untuk hasan. Hasan mau minum dingin atau panas, mau teh atau sirup"

Hasan : " Tidak perlu repot-repot mbok, hasan mau air putih saja mbok. Itu sudah lebih dari cukup untuk hasan"

Mbok aminah akhirnya mengambilkan segelas air putih sebelum nantinya akan memanggilkan anak juraganya tersebut yang kini sedang berada di dalam kamar.

Mbok aminah pun kini sedang berdiri di depan pintu tuan bonda, dengan mengecek suara yang bisa saja dihasilkan dari dalam, untuk sekedar mencari tanpa apakah tuan bondan tidur atau sedang main game. Karena memnag begitulah kebiasaan seorang yang menyandang sebagai anak dari konglomerat tersebut.

Mendengar suara mobul game yang berasal dari dalam akhirnya mbok aminah memberanikan dirinya untuk mengetuk pintu kamar tuan bondan.

" Tok tok tok. Permisi tuan mohon maaf ada yang mencari"

Bondan : " Siapa mbok yang mencari bondan, cewek atau coeok, kalau cewek mbok aja yang menemui, bondan sedang malas menemui cewek"

Aminah : Cowok tuan, dia adalah adik dari hikma. Tetanga sebelah kita, yang bernama hasan. Katanya mau ngomong penting kepada tuan.

Mendengar jawaban dari mbok aminah akhirnya bondan langsung berlari dan membuka pintunya untuk memastikan apakah itu hasan bener atau bondan salah dengar. Dan ternyata memang hasan sedang berkunjung ke rumahnya.

Dengan sangat sennag hati, bondan akhirnya menemui hasan yang sedang berada di ruang tamu bawah dengan menikmati biskuit ditemani dengan segelas air putih yang tadi dimintanya.

Bondan : "Halo ganteng, apa kabar?"

Begitu tanya bondan kepada hasan untuk mencairkan sebuah suasana tegang yang sebenarnya sedang bondan rasakan.

Hasan yang sedang memakan biskuit itu pun tampak terburu buru menelan makanannya agar bisa segera menjawab pertanyaan dari bondan tersebut. Hingga tanpa disadari batuk akhirnya menyapa hasan yang sedang makan tersebut, air putih akhirnya diambil. Wajah merah karena sebuah tekanan itu akhirnya membuat wajha hasan menjadi semakin menggemaskan, pipimya yang sangat cubby mampu membuat semua orang terkagum padanya.

Hasan : " Mas bodndan tau dimana kak hikma apa tidak? Aku mau mencari kak hikma dan menyuruhknya untuk pulang"

Bondan pun kebingungan dengan pertanyaan tersebut, karena memang bondan tidak mengetahui apapaun tentang hikma. Bahkan hikma belum memberinya kabar seharian ini. Iya mereka memang adalah sebuah sahabat yang tumbuh bersama dilingkungan yang sama juga. Walau begitu mereka juga saling memberi bertukan cerita serta kabar setiap harinya.

Bondan : " Mas, belum tahu dimana letak kak hikma sekarang. Karena memang kak hikma tidak berbicara apapun kepada mas. Tadi cuman cerita bahwa ada seorang lelaki yang mengganggunya dan merusak pintu depan rumah kalian, apakah hasan tahu hal itu?"

Hasan : " Kalau itu hasan tahu kak, karena memang tadi hasan juga bertemu dnegan lelaki yang merusak pintu rumah hasan"

Bondan : " Mas telvon kak hikma dulu ya, menanyakan keberadaanya"

Hasan pun mengangguk dan menikmati kembali biskuit yang masih berada di meja, mulutnya sangat lahap memakan dengan dalih karena memang hasan belum makan sedari siang pulang sekolah tadi. Kak hikma hanya pamit untuk mengantarkan cucian milik konsumen, tetapi anehnya sampai sekarang kak hikma belum juga kembali kerumah.

Melihat keadaan hasan itu akhirnya bondan mencoba menelevon hikma, tetapi sayang seklai ternyata handphonya tidak aktif alias mati. Karena sangat khawatir kepada hikma tetapi juga kepada adik hikma yang katanya sedang kelaparan, akhirnya bondan berjalan menuju daour untuk meminta tolong kepada mbok aminah untuk memasakan sebuah makann untuk hasan dan mengantarkanya kerumah.

Bondan : " Hasan, kak hikma belum bisa dihubungi, handphonya mati mungkin karena kehabisan batrei. Dan kalau hasa lapar santai saja kakak akan siapkan makanan untuk makan, sekarang hasan balik kerumah dulu. Nanti mbok inah yang akan mengantar ke rumah hasan. Beritahu kepada adiknya juga ya. Mas bonda mau mencari keberadaa kak hikma terlebih dahulu"

Hasa akhirnya menganggukan kepalanya tanpa diirnya menyetujui sebuah tawaran yang bahkan sudah terjadi keputusanya. Hasan pun pulang, tetapi setelah bondan pergi terlebih dahulu. Tampak sebuah wajah yang dipenuhi dengan kekhawatiran.

Sesampainya dirumah akhirnya hasan memberi tahu adiknya bahwa pembantu rumah tangga mas bondan sedang memasak untuk mereka semua.

Teriakan kebahagiaan akhirnya terdengar, walau sedikit lemas mungkin karena memang saking kelaparanya mereka.

Bondan akhirnya menyusuri setiap jalan, juga mencari tahu tentang dimana hikma mengantarkan cucianya. Tetapi semuanya nihil dan bondan tidak menemukan tanda-tanda keberadaan hikma saat itu.

Bahkan bondan juga mencarinya ke bar tempat mereka ekerja, bondan menanyakan kepada semua teman yang berada di situ, tetapi belum juga menemukan sebuah titik terang hingga akhirnya bondan teringat tentang sahabat hikma yang bahkan sudah seperti saudara dari hikma tersebut. Namanya adalah siska.

Bondan yang kebetulan pernah mengantarkan hikma kerumah siska kini menjadi sebuab pertanda untuk menemukan siska, sesampai di depan gerbang akhirnya bondan bertanya kepada satpam yang berjaga apakah hikma berada di dalam menemui siska atau dimana. Atau mereka sedang berbelanja bersama, bondan hanya berpesan untuk segera pulang karena adiknya dirumah sudah menunggu.

" Tadi memang berada disini untuk masuk tetapi karena tidak diperbolehkan hikma pergi dari sini"

Jawab satpam yang sedang berjaga tersebut.