Chereads / SUAMIKU AYAH IBU TIRIKU / Chapter 8 - Chapter 8 Pelacakan Siska

Chapter 8 - Chapter 8 Pelacakan Siska

# Saat semua rencana tersusun secara teratur, aku mendawamkan diri agar tidak mudah rapuh di dunia yang angkuh. Agar tidak mudah jatuh oleh hati yang selalu ingin mengeluh. Namun, satu persatu pula rencana itu terkikis dan sirna tanpa sisa. Bolehkah kini kusebut bahwa segalaplanningku yang meraja lela dengan usaha yang membabi buta akan sia-sia bila yang ditakdirkan untukku bukan rencana itu?#

Begitulah dunia membuat Hikma benar-benar tercengang dengan kesakitan yang sangat luar biasa.

Kini Hikma sudah sampai di depan gerbang rumah Siska, pagar yang tinggi dengan warna putih yang melambangkan sebuah kesucian. Pintu sellau terbuka otomatis dari remot yang dipegang satpam, hanya dengan satu kali klik saja maka pintu gerbang akan dengan cepat terbuka tanpa perlu menyeretnya.

Rumah yang dipenuhi dengan beribu fasilitas itu juga dulu Hikma miliki. Bahkan jauh lebih dari ini. Dulu Hikma memiliki anjing peliharaan yang bertugas untuk menjaga rumahnya. Ada dua anjing yang dimilikinya, satu anjing penjaga dan satunya lagi anjing peliharaanya yang selalu menjadi temanya.

" Dulu aku juga mempunyai rumah seperti ini, bahkan dengan fasilitas yang jauh lebih indah dari ini. Aku selalu merindukan hal itu, dan semoga suatu hari nanti aku akan mendapatkan hal yang demikian lagi dari hal yang tidak aku sangka-sangka. Kini bahkan rumahku saja tidak ada gerbang yang menjaganya dari luar, jangankan gerbang bahkan sebuah pintu saja baru dirobohkan seseorang yang tidak dikenalinya"

Itu adalah ucapan hikma yang tidak terdengar oleh siapapun, hanya dirinya dan alam saja yang mengetahuinya.

Hikma : " Permisi, saya Hikma, boleh bertemu dengan siska pak/ Saya adalah sahabatnya yang selalu kesini juga. Bapak satpam baru disini ya?"

Satpam : " Iya nonya, saya adalah satpam baru disini yang baru bekerja beberapa hari ini. Mohon maaf nyonya, untuk saat ini saya mendapatkan perintah dari juragan utnuk tidak mengizinkan siapapun untuk bertamu dan masuk ke rumah ini."

Hikma : " Apa alasanya pak, kenapa tidak boleh masuk? Coba bilang saja bahwa aku yang sellau datang kemari dan menemui siska, bilang saja kepada siska bahwa aku yang datang, namanya Hikma, pasti siska akan memberikan izinya untukku masuk kedalam dan menemuinya"

Satpam : " Baik nyonya, akan saya coba terlebih dahulu. Tetapi saya juga tidak berani utnuk memaksa, karena memang beberapa hari ini akses rumah ini terasa tertutup dan melarang semua orang luar masuk ke dalam rumah ini. Sepertinya sedang ada sebuah masalah yang sangat besar."

Tanpa menunggu sebuah jawaban dari Hikma, pak satpam yang bertugas didepan itu akhirnya pergi ke dalam rumah dan meninggalkan Hikma sendirian didalam pos tersebut. Perasaan Hikma juga sangat tidak enak, sehingga Hikma mempunyai sebuah fikiran untuk mengambil remot gerbang yang kebetulan diletakan oleh satpam tersebut.

Dengan gerakan cepat akirnya Hikma berhasil mendapatkanya yang membuka gerbang tersebut lalu menyelinap masuk diam-diam kerumah besar tersebut. Hikma yang memang sudah sering keluar masuk rumah ini jadi sangat faham tentang letak-letak rumah ini.

Dengan segala keberanian Hikma untuk memasuki rumah tersebut dengan jalur depan rumah, namun sebelum melangkah Hikma lebih dulu mendengarkan seuah amukan yang berasal dari suara ayah siska yang sedang memarahi satpam yang tadi dimintai tolong untuk bisa mengizinkan Hikma masuk ke dalam, tetapi ternyata kejadian yang tidak di inginkan. Hikma ternyata menjadi sebuah penyebab seorang satpam mendapatkan sebuah amukan dari bossnya.

Tetapi tidak ada rasa takut sama sekali dari diri Hikma, dirinya malah semakin curiga bahwa ada sesuatu yang tidak beres dirumah ini sehingga menutup semua pintu terhadap semua tamu yang berkeinginan masuk ke dalam rumah ini.

" Bruggghhhhhhh!!!"

Suara tersebut tiba-tiba saja terdengar sehingga membuat Hikma berlari ketakutan. Hikma takut jika kehadiranya secara diam-diam ini akan diketahui pemilik rumah besar ini. Ternyata itu sebuah suara satpam yang baru saja dibanting oleh ayah Siska. Sungguh sangat kejam, ternyata ini yang menjadi sebuah penyebab mengapa Siska tida pernah betah berada di rumahnya dan memilih untuk menginap di kontrakan Siska yang kecil.

Hikma terus mencari informasi tentang apa yang sebenarnya sedang terjadi di dalam rumah ini. Sepertinya ada hal yang sangat besar yang kini sedang terjadi.

Tidak lama kemudian, Hikma melihat satpam yang ditemuinya tadi keluar menuju pos satpamnya. Berjalan degngan sebuah mulut yang tidak bisa terdiam, seperti sedang marah-marah tetapi tidak diketahui dan didengar oleh Hikma.

Satpam : " Kemana wanita yang tadi disini, dia yang menjadi penyebab aku dibanting dan dihajar oleh boss. Kemana perginya, aku akan balik memarahinya dan membuang tubuhnya kelantai sebagai pembalasan dendamku"

Suara tersebut ternyata didengar Hikma yang kini sedang berada di belakang pos satpam tersbeut. Dengan tertutup beberapa pohon hijau dan daunya sehingga kehadiran Hikma tidak pernah menimbulkan sebuah kecurigaan.

Setelah mendengar semua omongan dari satpam tersebut, Hikma kemudian berjalan dengan sangat waspada untuk meraih sebuah ruangan bawah tanah yang akan sampai langsung kedalam ruangan tempat Siska biasanya tidur dan menghabiskan waktunya. Siska memang mempunyai ruangan khusus yang hanya diketahui oleh dirinya dan Juga Hikma yang berlaku sebagai sahabatnya tersebut.

Jalan bawah tanah ini bukanlah sebuah jalan yang mudah dilalui, hikma harus melewati tempat pembuangan sampah yang sangat menjijikan dan bauknya yang sangat menyengat tidak enak sama sekali. Tetapi demi untuk mengetahui apa yang terjadi Hikma rela melakukanya dengan dipenuhi keyakinan, karena bagaimanapun Siska adalah sahabat yang menjadi satu-satunya sahabat untuk Hikma.

Hikma akhirnya berhasil mencapai ruangan yang menjadi tujuanya, tetapi ternyata Hikma tidak menemukan siska di dalam situ. Tetapi bauk parfum siska seperti baru saja memasuki ruangan ini. Bekas parfum yang memang dari dulu tidak pernah Siska ganti karena katanya itu adalah wangi dari seorang kekasih yang memang sangat dirinya cintai. Karena yang menjadi suaminya kini bukanlah lelaki yang dicintainya tetapi merupakan anak rekan bisnis ayahnya yang kemudian dijodohkan dengan Siska.

Hikma mencari sebuah pertanda yang mungkin saja Siska tinggal didalam ruangan ini. Karena Hikma yakin bahwa Siska sering memasuki ruangan ini untuk sekedar menghilanngkan segala bentuk ketidak nyamananya yang selalu diberikan orang tua siska kepadanya.

Hingga akhirnya Hikma menemukan sebuah buku diary kepunyaan Siska yang masih belum tertutup terletak diatas meja coklat dengan motif elegant syang sangat indah. Hikma akhirnya mengambil buku tersebut dan mulai membaca. Hikma terlebih dahulu membuka bab bagian awal yang tertuliskan tentang sebuah kata " Isi hatiku".

Hikma pun tercengang dan membatin sebuah kata bahwa kini siska tidak sedang berada di dalam kondisi yang baik. Kemungkinan ada masalah yang menimpa siska yang tidak bisa Hikma ketahui.