Chereads / Keberuntungan Sistem / Chapter 8 - Tak Terduga

Chapter 8 - Tak Terduga

Setelah berlatih sedikit, Shi Xiong, Pangeran Tang Ying maupun Jenderalnya bergegas menuju desa terdekat. Saat Shi Xiong berjalan di pinggiran hutan, belum jauh dari gubuk. Ia melihat lingkaran berwarna merah pekat. Warna merah pekat membuat Shi Xiong kembali teringat ketika ia dengan sombongnya melawan Monster bintang lima seorang diri.

"Sebenarnya ada apa dengan lingkaran merah yang mengelilingi tempat ini?" Tanya Shi Xiong penasaran.

"Sudah kuduga kau akan bertanya! Baiklah, perkenalkan. Jendral He, adalah seorang jendral yang ahli dalam ilmu pengobatan. Bisa dibilang dia pandai dalam ilmu pengobatan, ilmu racun, dan ilmu beladiri. Karena keahliannya itulah yang membuatnya menjadi jendral veteran!" Ucap Pangeran Tang Ying dengan santuy- nya.

"Jendral veteran? Apa itu?" Tanya Shi Xiong semakin penasaran.

"Saat sampai di desa dan menemukan penginapan, aku akan menceritakan semuanya tentang kekaisaran Tang." Ucap pangeran Tang Ying Terus berjalan dikuti oleh Shi Xiong kemudian di susul oleh Jendral He.

"Baiklah, kita akan pergi ke desa terlebih dahulu." Ucap Shi Xiong kemudian merasakan ada sesuatu yang aneh. "Perasaan apa ini?" Gumam Shi Xiong.

Seketika langkah kaki Pangeran Tang Ying terhenti. "Tunggu! Sepertinya ada yang tidak beres!" Seru Pangeran Tang Ying mencoba memahami situasi.

"Aku seperti pernah merasakan aura ini, tapi dimana yah?" Pikir Jendral He.

Setelah beberapa saat berpikir, Jendral He teringat sesuatu. Merasa terancam, jendral He langsung memegang tangan pangeran Tang Ying dan Shi Xiong dan seketika membawanya pergi.

Belum sampai seratus meter Jendral He membawa Shi Xiong maupun pangeran Tang Ying, Mereka bertiga terpental jauh.

"Sial, aku terlambat." Gumam Jendral He. "Pangeran, Shi Xiong, pergilah sejauh mungkin. Aku akan mencoba menahannya." Seru Jendral He frustasi.

Melihat tingkah laku aneh jendral, Shi Xiong malah termenung sedangkan pangeran Tang Ying tak rela pergi. Sebab ia tahu apa yang menunggu mereka.

"Kenapa aku begitu sial! Bagaimana ini, apa aku harus menolong jendral He? Atau aku lari saja. Percuma, jika aku lari. Jendral He hanya bisa menahannya beberapa detik. Kami akan terkejar jika lari. Tidak, masih ada jalan. Meski ini sulit, tapi akan aku coba untuk percaya pada Shi Xiong." Pikir Pangeran Tang Ying.

Melihat tak ada yang lari, Jendral He berteriak dengan lantang. "Tunggu apa lagi, jika tidak sekarang kita semua akan mati! Larilah sejauh yang kau bisa!"

"Tidak bisa, aku takkan meninggalkan jendral He yang menolong dan membesarkan ku mati begitu saja. Aku akan berjuang bersama jendral. Setidaknya itulah yang bisa aku lakukan." Ucap pangeran Tang Ying dengan lesu.

"Pangeran benar, hanya itu yang bisa dilakukan. Secara tersembunyi, pangeran Tang Ying seperti menaruh percaya pada Shi Xiong. Jika pangeran yang pergi dan selamat. Tak ada kesempatan membalas dendam. Sedangkan Shi Xiong, dia punya sistem di sisinya. Baiklah, aku akan berusaha untuk percaya padamu. Anak muda, jangan mengecewakan ku." Pikir Jendral He.

"Sialan! Tunggu apa lagi! Shi Xiong, cepatlah lari!" Seru Pangeran Tang Ying dengan tetesan air mata di wajahnya.

"Ta..tapi, aku.. Tidak bisa Aku harus membantu." Ucap Shi Xiong serba salah.

"Hei anak muda, percayalah jika kau tidak pergi aku yang akan membunuhmu." Seru Jendral He mengancam dengan niat membunuhnya yang mengerikan.

Shi Xiong kemudian menangis. "Sialan!" Seketika Shi Xiong berlari sekuat tenaga tanpa berpikir panjang. Dengan linangan air mata Shi Xiong berlari. Shi Xiong tak menyangka akan ada hari dimana kejadian itu terulang untuk yang kedua kalinya.

"Aneh mengapa ia masih belum menyerang? Dia bisa membunuh kita dalam hitungan detik, tapi sepertinya ia cuman mau menjadikan kami sebagai alat hiburan. Baguslah, dengan begitu ada peluang bagi Shi Xiong untuk lari" Gumam sang Jendral.

Saat berlari, Shi Xiong kemudian teringat dengan kenangan masa lalunya. Seketika, bayangan masa lalu memenuhi kepala Shi Xiong.

**

Beberapa waktu yang lalu, Shi Xiong tengah duduk dibawah sinar bulan dengan bintang di langit bersama saudaranya Shi Ling.

"Ling, Yue'r telah banyak membantu kita. Mungkin dialah sahabat terbaik yang kita punyai." Seru Shi Xiong

"Kau salah kak, Teman atau sahabat terbaik, adalah mereka yang tanpa ragu berkorban demi keselamatan hidup kita. Sedangkan Shi Yue, kemana dia saat kita terpojok." Jawab Shi Ling dengan nada datar.

"Hm..? Bagaimana jika seorang teman itu ragu untuk berkorban?" Tanya balik Shi Xiong.

"Dia bukanlah teman, melainkan hanya sebatas kenal. Karena teman sesungguhnya adalah mereka yang selalu ada dalam keadaan apa-pun."Jawab Shi Ling serius

"Bagaimana jika seandainya seseorang berkorban dan mengharap sesuatu dari orang yang diselamatkan. Tapi orang yang diselamatkan malah tak peduli dengan harapannya?" Tanya Shi Xiong memandang wajah saudaranya.

"Maka seekor anjing masih lebih baik darinya. Setidaknya, anjing itu setia." Jawab Shi Ling tetap memandang langit malam.

"Kau memang pintar saudaraku. Aku kagum!" Decak Shi Xiong tengah melihat saudaranya Shi Ling.

**

Sementara itu, Shi Xiong dengan linangan air mata terus berlari dengan kencang.

"Jika aku tak membalas dendam mereka, bukankah itu berarti Seekor anjing lebih baik ketimbang diriku? Setidaknya, hanya itulah yang bisa kulakukan!" Gumam Shi Xiong terus berlari sekuat tenaga.

Saat Shi Xiong mencapai sebuah bukit, Shi Xiong menoleh untuk melihat pangeran Tang Ying dan Jenderalnya.

Saat Shi Xiong berbalik, Shi Xiong menemukan pangeran Tang Ying dan Jenderalnya hanya melawan seekor hamster.

"Ha.. hanya hamster?" Melihat lawan pangeran Tang Ying dan Jenderalnya hanya seekor hamster, Shi Xiong berlari menuju pangeran Tang Ying untuk membantu.

"Dasar bocah brengsek, tidak tahu diri. Aku sudah cukup beruntung monster ini ingin mempermainkan kami terlebih dahulu sebelum dibunuh. Pengorbanan ku sia-sia karena bocah ini. Tunggu kau bocah brengsek, Aku akan membuat perhitungan denganmu di alam baka." Umpat Jendral He ketika melihat Shi Xiong kembali dengan penuh percaya diri.

"Brengsek! Kenapa paman ini malah kembali? Jika seperti ini, takutnya aku takkan bisa membalas dendam ayahku." Gumam pangeran.

Betapa terkejutnya Shi Xiong saat melihat hamster yang tadinya terlihat imut, malah berubah menjadi iblis berdarah dingin. Hamster tersebut kemudian mengeluarkan aura yang seketika membuat Shi Xiong bagaikan tertimpa batu.

Shi Xiong kemudian teringat saat ia melawan dua ekor monster bintang lima.

Mengingat kejadian saat itu, Shi Xiong kemudian berkata dalam hati. " Paman Feng. Kumohon bantulah aku. Aku akan melakukan apapun yang kau inginkan sebagai bayarannya!"

"Penawaran yang cukup memuaskan. Tapi kurasa kau tak perlu melawannya. Sebab kau hanya akan mati jika melawannya. Karena ia adalah monster bintang tujuh. Monster yang dulunya adalah manusia yang berubah menjadi monster setelah bermutasi. Namun, ia mempunyai pemikiran seperti manusia. Jadi, bernegosiasi lah." Seru Ying Fei dari dalam tubuh Shi Xiong.

"Awalnya aku kira akan lama, tak kusangka bocah ini malah bertemu dengan guruku secepat ini!"

"Baiklah aku mengerti!" Ucap Shi Xiong sedikit ragu.

"Akan lebih sulit, tapi biar kucoba."

Dalam beberapa waktu, Shi Xiong telah sampai pada pangeran.

"Brengsek, kenapa kau datang kembali? Pergilah sekarang juga!" Seru pangeran Tang Ying sangat kesal.

Sementara itu, Jendral He melawan hamster dihadapannya.

"Mountain crushing golden hand"

Serangan Jendral He memang tidak cukup kuat. Namun ia sangat ahli dalam ilmu racun. Sehingga setiap serangannya mengandung racun paling mematikan di dunia. Namun ternyata, Monster bintang tujuh mempunyai efek pertahanan luar biasa. Hal itulah yang membuatnya kebal akan seluruh jenis racun mematikan.

Saat hamster kecil ingin menyerang, betapa terkejutnya Shi Xiong, Pangeran Tang Ying dan jendral He, Saat melihat monster hamster yg dilawan berubah menjadi "King Kong" Berukuran tiga meter.

Saat King Kong tersebut hendak menyerang. Shi Xiong berteriak dengan lantang. "Stop!" Yang seketika membuat King Kong dihadapannya berhenti menyerang, sekaligus membuat pangeran Tang Ying dan jendral He terkejut bukan main.