Setelah keluar dari rumah yang ditinggalinya. Mila lalu mulai mengendarai sepeda yang tadi dia bawa dari garasi.
Mila suka sekali mengendarai sepeda. Mungkin karena terbiasa menggunakan sepeda kemana pun dia tuju saat di luar negeri jadi dia memutuskan untuk mengendarai sepeda dari pada motor atau pun mobil.
Padahal di rumahnya sudah tersedia mobil dan motor kesukaannya tapi Mila lebih memilih menggunakan sepeda.
Mila kini begitu bersemangat dibandingkan tadi ketika berada di ruang makan. Mila mengendarai sepedanya dengan pelan. Karena Mila masih harus mengenali lingkungan perumahan yang kini dia tempati.
"Perumahannya enak juga. Ada taman yang luas banget. Jadi pagi-pagi kalau gua libur sekolah kan bisa olahraga," ucap Mila sembari tersenyum senang ketika melihat taman yang begitu luas di seberangnya.
"Eh iya gua harus cari abang penjual bubur. Tapi kayanya gua makan di sekolah aja deh. Dari pada gua makan di tempat abangnya nanti bisa bisa gua telat," ucap Mila.
Mila terus melajukan sepedanya menuju pintu utama perumahan sembari berharap ada abang penjual bubur yang berjualan di perumahan ini.
Ketika Mila hampir tiba di pintu utama. Terlihat sebuah gerobak yang membuat bibir Mila tertarik ke atas menandakan dia tersenyum.
"Kayanya abang penjual bubur tuh," ucap Mila.
Mila segera melajukan sepedanya menuju gerobak yang dia lihat dari kejauhan. Dan ketika tiba di hadapan gerobak itu Mila langsung tersenyum senang.
"Asikk makan bubur nih. Kayanya bubur yang dijual juga enak," ucap Mila sembari turun dari sepeda yang dia gunakan dan segera berjalan menuju abang penjual bubur itu.
"Abang. Aku mau bubur satu ya. Tapi di bungkus bisa ga?" tanya Mila kepada abang penjual bubur itu.
Abang penjual bubur yang mendengat pertanyaan Mila tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
"Ya bisa atu neng. Mau berapa porsi?" tanya abang penjual bubur itu.
"Aku mau satu aja bang tapi sambal cabe nya yang banyak yaa," balas Mila.
"Siap neng," ucap abang penjual bubur itu.
Lalu abang penjual bubur mulai menyiapkan bubur yang telah Mila pesan. Mila yang melihat itu pun duduk di bangku dekat gerobak sembari melihat tangan abang penjual bubur yang begitu lincah.
"Neng teh baru pindah ya ke sini?" tanya abang penjual bubur itu kepada Mila.
Mila pun tentu saja menganggukkan kepalanya, "Iyaa aku baru pindah banget. Abang kok tahu?" tanya balik Mila dengan nada suara penasaran.
"Tahu atu neng, soalnya neng teh baru banget keliatan sama abang," balas abang penjual bubur.
"Oohh. Tapi aku nanti bisa bisa jadi pelanggan setia abang nih soalnya buburnya kelihatan enak banget," ucap Mila sembari tersenyum ramah.
"Ah si eneng ini bisa aja. Kan neng belum nyoba tapi udah bilang enak banget," balas abang penjual bubur.
"Iyaa kan aku lihat dari tampilannya udah menggugah selera banget," seru Mila.
"Yaudah neng ini bubur udah siap. Sambalnya yang banyak. Terus karena neng teh udah puji bubur abang jadi ayamnya ditambahin," ucap abang penjual bubur sembari menyerahkan kantung plastik berisi bubur.
Mila lalu berdiri dan mengambil kantung plastik itu dan tersenyum manis, "Ih abang baik banget ngasih ayamnya lebih. Pokoknya aku harus jadi pelanggan setia abang ini mah," seru Mila sembari menyerahkan uang.
"Iya neng harus jadi pelanggan setia abang. Tapi neng teh mau berangkat sekolah. Kok pagi banget neng?" tanya abang penjual bubur.
Mila menganggukkan kepalanya, "Iya mang makanya aku pakai seragam ya karena mau sekolah, terus kalau pagi soalnya baru pertama kali masuk jadi engga boleh telat," balas Mila sembari tersenyum kecil.
"Yaudah atuh neng hati-hati ya di jalan," ucap abang penjual bubur.
Mila menganggukkan kepalanya, "Iyaa makasih abang," balas Mila sembari tersenyum manis.
Mila lalu melajukan sepedanya dengan kecepatan sedang. Karena Mila belum tahu dimana letak sekolahnya saat ini. Makanya Mila menggunakan sebuah aplikasi peta yang telah di download di store hp miliknya.
Mila terus melajukan sepedanya dengan tenang sembari terus melihat ke arah peta yang ada di handphonenya.
Lalu setelah menempuh perjalanan yang tidak begitu jauh. Mila akhirnya sampai di sebuah bangunan sekolah yang tidak begitu ramai.
"Masih pagi banget kali ya. Makanya engga banyak orang yang datang. Besok besok gua juga harus berangkat pagi. Supaya gua engga ketemu banyak orang," ucap Mila sembari melajukan sepedanya menuju gerbang.
Setelah tiba di gerbang. Ternyata Mila melihat ada bapak satpam yang sedang duduk di dekat pos.
"Pagi pak," sapa Mila.
"Pagi juga neng," balas bapak satpam.
"Pak maaf sebelumnya aku mau tanya parkir sepeda dimana ya?" tanya Mila.
"Kamu lurus aja nanti ada papan pemberitahuan dimana letak penyimpanan sepeda," balas bapak satpam.
"Terus kalau ruang guru itu dimana ya pak? Soalnya aku baru banget pindah," ucap Mila.
"Ohh neng murid baru. Yaudah atu bapak anter aja takut nanti tersesat," balas bapak satpam.
"Ih engga usah pak. Engga apa-apa biar aku aja sendiri aja, soalnya takut ganggu pekerjaan bapak. Kan sebentar lagi pasti banyak yang masuk," ucap Mila sembari tersenyum manis.
"Oh iya juga. Yaudah neng nanti abis dari parkiran sepeda lurus aja terus belok ke kiri nanti kan kelihatan ada dua gedung nah gedung yang sebelah kanan itu ruangan khusus untuk guru-guru. Nanti tanya lagi aja sama guru-guru di situ tempat duduk guru yang neng cari," balas bapak satpam.
Mila yang mendengar balasan yang diberikan oleh bapak satpam langsung tersenyum senang. Karena bapak satpam yang ada di hadapannya begitu baik sekali.
"Makasih banyak ya. Bapak udah jelasin sama aku. Oh iya nama aku Mila. Bapak panggil Mila aja okee," ucap Mila.
Bapak satpam itu menganggukkan kepalanya, "Baik neng Mila. Semoga betah ya sekolah di sini. Tapi pasti betah soalnya banyak banget cowo cowo ganteng. Apalagi neng Mila ini manis banget apalagi kalau senyum," ungkap bapak satpam.
"Ish si bapak ini bisa aja. Aku tuh biasa aja tau," balas Mila sembari tersenyum manis.
"Bener neng. Neng Mila tuh manis. Nanti teh kalau anak-anak cowo nanyain cewe. Bapak kasih tahu neng Mila sama mereka engga apa-apa kan?" tanya bapak satpam.
Mila yang mendengar pertanyaan bapak satpam mengernyitkan dahinya heran, "Loh emang mereka suka nanyain cewe cewe sama bapak?" tanya balik Mila.
Bapak satpam itu menganggukkan kepalanya, "Iya neng. Bapak teh suka di tanyain sama mereka, apalagi kalau mereka tahu ada murid baru. Pasti mereka nanya sama bapak. Pak murid baru cantik ga? Gituu" balas bapak satpam.
Mila yang mendengar balasan bapak satpam terkejut lalu dia menatap ke arah bapak satpam.
"Bapak satpam aku boleh ga minta tolong sama bapak?" tanya Mila.
"Boleh atu neng," balas bapak satpam.
"Jangan kasih tahu Mila sama mereka," ucap Mila.
"Loh kenapa?" tanya bapak satpam.
"Mila takut dideketin. Terus kalau Mila baper dan pacaran nanti bisa ketahuan papah sama mamah Mila. Nah kalau mereka tahu Mila pasti dimarahin sama papah mamah Mila, jadi bapak jangan kasih tahu ya," balas Mila dengan ekspresi wajah memohon.