Chereads / Duri Duri Kehidupan / Chapter 18 - 18. Bertamu

Chapter 18 - 18. Bertamu

Yudha semakin penasaran apa yang terjadi dengan Prita setelah sekian lama tidak pernah bertemu dan saling berkomunikasi. Ketika hari libur bekerja Yudha menyempatkan waktu untuk mencari alamat yang tertera di kartu nama. Setelah Sekian jam mencari akhirnya Yudha menemukan alamat yang di tuju.

"Assalamu'alaikum. Permisi".

belum ada jawaban dari dalam rumah. Yudha mengulanginya sampai tiga kali baru mendapat jawaban.

" Waalaikumsalam. Iya sebentar."

Beberapa menit kemudian, pintu terbuka menampilkan sosok ibu yang sangat lugu dan feminim penuh kesabaran.

"Mari masuk".

" Maaf Bu. Apakah benar ini rumah Prita Cahaya Marwah? "

"iya benar. Siapa anda? "

"saya Yudha Sanjaya bu. Biasa di panggil Yudha. Saya teman Prita waktu SMA dulu, lebih tepatnya Kakak kelasnya dulu."

"ooo begitu. iya iya".

" apakah Prita ada di rumah bu? "

"Prita masih belum pulang kerja Nak. Masih ada di sekolah. apakah ada pesan, InsyaAllah nanti ibu sampaikan. Atau mau menunggu Prita datang? "

"kalau saya menungu Prita datang apa boleh bu? "

"Ya boleh Nak. Sebentar ibu buatkan minum dulu"

"iya bu, terimakasih".

beberapa menit kemudian ibu Sakinah muncul dari arah dapur sambil membawa nampan berisi minuman dan bebrapa camilan. Dalam Benak Yudha, ia masih bertanya tanya, siapakah gerangan ibu ini? saya masih ingat betul wajah ibu jasmin, ibunya Prita.

"terimakasih banyak bu. Maaf merepotkan"

"tidak repot nak, ini cuma air aja sama camilan seadanya, ayo di cicipin sambil nunggu Prita datang. Biasanya sebelum dhuhur sudah pulang, mungkin sebentar lagi".

" iya bu"

Dalam benak Yudha, ia masih penasaran dengan siapa Prita tinggal saat ini. Haruskah ia bertanya. Dia bimbang antara bertanya atau tidak, namun akhirnya

"Mohon maaf sebelumnya bu kalau saya lancang. Saya dulu waktu masih zaman SMA pernah bermain ke rumah Prita. Namun bukan disini rumahnya dan saya juga masih ingat betul dengan wajah ayah alex dan ibu jasmin. Lalu yang saya herankan, kenapa sekarang tinggal disini dan bersama ibu? apakah mungkin masih ada hubungan kerabat atau bagaimana bu?? maaf jika saya lancang bu"

ibu Sakinah hanya tersenyum sambil memposisikan duduk di depan Yudha.

"Saya adalah ibu Sakinah, Suami saya pak Saifudin yang saat ini masih bekerja di sekolah. Saya adalah ibu mertua dari Prita, anak saya namanya Furqon. Namun... "

bu Sakinah tidak melanjutkan perkataannya,. Beliau malah menerawang, terlihat sedih namun masih menahan untuk tidak menjatuhkan air matanya.

"Jadi Prita sudah menikah bu? ".

seketika hati Yudha hancur berkeping-keping. Pupus sudah harapan yang selama ini ia nanti nantikan. Yang diminta dalam setiap doanya ternyata sudah menjadi milik sah seseorang. Kemudian bu Sakinah melanjutkan ceritanya.

" Namun, kebahagian itu hanya sekejap. Ketika pulang dari tempat ijab qabul, mobil yang di tumpangi Prita dan anak saya Furqon mengalami kecelakaan yang mengakibatkan Anak saya meninggal dunia" Seketika air mata ibu Sakinah mengalir deras tak terbendung lagi. Mengingat kejadian satu tahun yang lalu. Yang menjadikan Prita sebagai janda kembang.

"Innalillahi WA inna ilaihi roji'un" ucapYudha reflek.

"Maaf bu kalau saya membuat ibu sedih. Selama ini saya hilang kontak dengan Prita sehingga saya tidak mengetahui kejadian apa yang telah menimpa Prita. Saya baru bertemu dengan Prita bebrapa minggu yang lalu ketika ada seminar di kota J bu. Dari situ saya mendapat alamat Prita, dan saya berinisiatif untuk mencari alamat Prita yang baru".

dalam hati Yudha, ia faham kenapa waktu itu ketika ia bertanya kepada Prita apakah dia sudah menikah seketika wajah Prita langsung berubah sedih dan mengeluarkan air mata.

"Iya nak. Maaf ibu jadi cengeng. Karena ibu masih merasa sedih terlebih saya sudah sangat sayang kepada Prita, sudah menganggapnya seperti anak kandung saya sendiri. Maka dari itu saya dan suami meminta Prita untuk tinggal dengan kami".

" terus bu, bagaimana dengan Prita saat ini bu. Apakah mungkin Prita ingin menjalin suatu hubungan lagi? "

"kalau masalah itu ibu tidak berani jawab Nak. Karena setelah kepergian Furqon, saya dan ayahnya Furqon juga gencar mencarikan pengganti Furqon untuk Prita. Namun lagi lagi Prita menjawab dengan senyuman saja. Ibu tidak tega ketika melihat Prita yang seorang diri. Ibu tau, pasti hatinya kesepian. Namun bagaimana lagi, mungkin memang belum waktunya Prita menemukan jodohnya lagi"

"iya bu, semoga Prita segera bisa amenbuka hati untuk menerima pendamping hidupnya dan tidak terpuruk dengan kesedihan. "

Lama ibu Sakinah dan Yudha mengobrol, hingga tak terasa orang yang dibicarakan sedari tadi muncul di balik Pintu.

"Assalamu'alaikum"

"Waalaikumsalam" jawab serentak Ibu Sakinah dan Yudha.

"lhaa ini yang di tunggu tunggu dari tadi baru muncul. Lancar kerjanya hari ini Nak? "

"Alhamdulillah lancar Bu. Memang siapa yang ditunggu dan siapa yang menunggu Bu? " tanya Prita penasaran.

"Ayo lihat sendiri di dalam".

Prita masuk kedalam dan ternyata dia melihat Yudha duduk di kursi ruang tamu.

" Kak Yudha. Sudha lama kak? kenapa gak ngabarin kalau mau ke rumah?? kan kan syaa bisa langsung cepat pulang"

"Belum satu hari kok, jadi ya belum lama" jawab Yudha sekenanya.

"sebentar ya kak, saya mau ganti baju dulu"

"iya silahkan".

beberapa menit kemudian Prita kembali ke ruang tamu dengan wajah yang sudah segar.

" Ibu tinggal ke dapur dulu ya. Ini mumpung orang yang di tunggu sudah datang, silahkan mengobrol".

"hehehe iya bu, terimakasih" jawab Yudha.

"Kak Yudha kenapa tidak kasih kabar dulu kalau mau kesini? "

"Rencana saya mau kasih kejutan, ehh ternyata malah saya yang terkejut".

" Terkejut kenapa kak? "

"Tadi saya sudah mengobrol banyak dengan ibu Sakinah. Saya minta maaf karena tidak mengetahui kejadian yang telah menimpa mu dan suamimu

Prita. Saya turut berduka atas berita itu".

" iya Kak. Terimakasih. Maaf kalau saya jadi cengeng. Saya sudah mengikhlaskan kepergian mas Furqon, cuma terkadang juga masih menetes saja air mata ini kalau ada yang bertanya tentang hal hal yang menyangkut mas Furqon".

"Namun bolehkah aku bertanya tentang hal serius kepadamu Prita? "

"Tentang apa itu Kak? silahkan. InsyaAllah saya akan menjawabnya jika bisa"

Detik berlalu belum terucap pertanyaan dari Yudha.

"emhhhh.. apakah kamu masih membuka hatimu untuk orang lain? "

Lama Prita belum menjawab, yang semakin membuat hati Yudha deg degan. Sambil tersenyum kemudian Prita menjawab

"InsyaAllah kalau memang sudah taqdir nya dan sudah tiba saatnya Kak".

" Alhamdulillah. Masih ada kesempatan untuk aku ya Prita" Dengan tidak sabar Yudha mengutarakan isi hatinya.

"hehehheh" Prita hanya menjawabnya dengan senyum dan anggukan kepala.

Lama mereka mengobrol melepaskan segala unek unek dan perasaan masing masing.

Yudha berharap dia bisa segera meyakinkan hati Prita untuk bersedia menjalin hubungan serius dengannya.

akhirnya Yudha Pamit undur diri.

"Saya pamit dulu ya. InsyaAllah kalau boleh kapan kapan main kesini lagi"

"Iya Kak".

Prita pergi kebelakang sebentar untuk memanggil Ibi Sakinah, karena Yudha akan berpamitan pulang.

" Ibu, saya pamit dulu. Terimakasih atas jamuannya bu, Maaf jika merepotkan. Kapan kapan apakah saya oleh bertmau lagi Bu? "

"Ya tentu boleh Nak. Rumah ini terbuka untuk siapa saja asal berniat baik".

" Ya sudah, saya pamit Bu. Assalamu'alaikum".

"Waalaikumsalam" Jawab Ibu Sakinah dan Prita Serempak.