Sesampainya di rumah, Prita segera membersihkan diri. Selesai beberes, Prita menuju ruang tamu untuk sekedar mengobrol dengan ayah dan ibu mertuanya yang sudah dia anggap seperti orang tua kandung.
Prita menceritakan maksud Yudha untuk mengkhitbah Prita dalam waktu dekat ini.
"Yah, Bu, tadi Kak yudha ketemu dengan Prita menyampaikan niat baiknya kalau ingin mengkhitbah Saya. Bagaimana menurut ayah dan Ibu? "
"Alhamdulillah.... benarkah begitu? "
"Iya ayah. Apakah ayah dan ibu merestui? atau mungkin adakah persyaratan yang harus di penuhi? "
"Ayah dan ibu merestui Nak kalau memang kamu sudah merasa cocok. Dan Ibu melihat Yudha anaknya baik dan sopan. Kamu yang lebih lama mengenalnya pasti kamu tahu bagaimana sifat dan sikapnya ketika dengan kamu dan dengan orang lain. Orang tuamu juga sudah mengetahui bagaimana Yudha, jadi kami hanya mendukungmu dan memberikan restu. Jangan lupa meminta pendapat ayah Alex dan Ibu Jasmin. Meminta restu kepada beliau beliau. Segera kabari ayah dan ibumu. Pasti mereka juga senang dengan keputusan yang kamu ambil. "
"Baik ayah, besok hari minggu saya mau ke rumah ayah dan ibu dan menginap disana, sekalian mau menceritakan masalah ini dengan beliau"
"Iya, sampaikan salam kami kepada ayah dan ibu. Terus kamu naik apa kesananya? "
"InsyaAllah naik motor saja ayah. Sekalian jalan jalan, mumpung hari libur".
" ya sudah hati hati besok berangkatnya. Berangkat pagi saja biar tidak terlalu macet".
"iya ayah".
waktu semakin larut, Prita kembali ke kamar dan segera mengistirahatkan diri. Terdengar bunyi notifikasi dari HP nya. Tertera nama Yudha di layar HPnya. Segera ia ambil dan membaca isi teksnya.
" Sudah tidur?? apakah sudah bicara dengan ayah dan ibu mertua?.
"Belum kak, ini baru mau istirahat. Sudah cerita sama ayah dan ibu mertua dan alhamdulillah mereka merestui. InsyaAllah besok saya mau ke rumah ayah dan ibu menginao disana sekalian mau cerita hal ini".
" Naik apa ke rumah ayah Alex? sendiri atau gimana? "
"InsyaAllah sendirian naik motor saja Kak, kan mau menginao disana. Sekalian mau jalan jalan ringan melepas penat"
"aku antar saja?? apa tidak capek kalau naik motor. Tenang saja nanti aku ngajak pak sopir".
" Tidak usah kak. Lain kali saja, nanti malah mengganggu kerjaan kakak. Nanti saya kabari lagi bagaimana pendapat ayah dan ibuku".
"Ya sudah, hati hati ya besok. Kabari kalau sudah sampai rumah. Bobok gih..sudah malam. Mimpiin aku... hehehehe (disertai emoji cinta) Assalamu'alaikum"
"waalaikumsalam" Prita menjawab pesan terakhir dari Yudha sambil tersenyum sendiri.
"apa an kak Yudha ini. Lucu banget bikin GR aja" Prita bergumam sendiri.
Kantukpun menghampiri Prita Dia segera beristirahat untuk memulihkan tenaga untuk perjalanan esok pagi.
Sayup sayup terdengar suara adzan subuh merdu memanggil setiap indan yang masih terlelap dalam buaian mimpi. Prita segera bangun, membersihkan diri. Karena ia sedang berhalangan, maka ia segera menuju dapur untuk mempersiapkan segala sesuatunya untuk sarapan pagi. Tak lama ibu muncul dari kamar membantu Prita.
"Pagi banget Nak, ini sudah selesai semua masaknya. Terus ibu bantu apa? "
"Iya bu, Prita lagi berhalangan, jadi tadi habis bersih bersih langsung masak deh. Ini Prita masakin masakan kesukaan ayah dan Ibu Plecing kangkung, udang asam manis dan tidak lupa tempe goreng. "
"wahhhhh.. mantab ini. Pagi pagi sarapan sudah siap, tercium aroma sedap, jadi lapar ini ibu. Ibu panggil ayah dulu ya buat sarapan bersama".
" iya bu"
Tak butuh waktu lama, ayah pun muncul sambil mengusap perut ayah. Tanda ayah juga tergoda dengan arima masakan yang di buat oleh menantu kesayangannya.
"Wah.. wah. aromanya sedap sekali. Pagi pagi ini ayah jadi lapar. Kita sarapan bersama ya".
" Iya ayah. ini spesial untuk ayah dan ibu. "
Prita mengambilkan sepiring nasi beserta lauk pauknya untuk ayah dan ibu mertuanya. Dalam hati, ayah dan ibu merasa bersyukur mempunyai menantu yang begitu sayang dan perhatian kepadanya, meskipun anaknya sendiri sudah tiada tapi bisa terobati dengan kehadiran menantunya. Ayah dan ibu menerima sepiring nasi lengkap dari Prita sambil tersenyum dan bersyukur dalam hati masing masing. Kemudian Prita mengambil sendiri makanannya.
"Ehhhh... ini adalah masakan yang palinggggggggg tipe markotop. Masakan ibu kalah" puji ayah pada masakan Prita.
"Ayah mah gitu, sekarang anaknya saja yang di puji puji. Masakan Ibu sudah gak pernah dipuji lagi".
" lha gimana mau muji masakan ibu, Lha wong setiap hari yang masak anak Cantik ini"
sontak semua tertawa dengan ucapan ayah.
"Sudah sudah.. ini lagi makan kok malah ngobrol. Gak baik. Lanjut nanti lagi ngobrolnya" ucap ibu.
mereka pun menikmati masakan sangat menantu tercinta dengan penuh nikmat.
selesai sarapan dan beberes, Prita segera bersiap untuk berangkat kerumah orang tuanya. Sebelum berangkat terlebih dulu ia pamit kepada ayah dan ibu mertuanya.
"Ayah Ibu, Prita pamit dulu ya"
"iya, hati hati. Ini ada sedikit oleh oleh untuk keluarga disana. Sampaikan salam kami untuk ayah dan ibu".
" iya Bu, terimakasih. InsyaAllah nanti disampaikan salamnya. Prita berangkat dulu ya. Assalamualaikum".
"iya, hati hati. Waalaikumsalam".
Prita segera mengambil motornya dan tak lupa berdoa. Prita menikmati suasana sejuk yang tersaji di samping kanan kirinya. Mensyukuri segala nikmat dan karunia. tak terasa Prita sudah memasuki halaman rumah kedua orang tuanya. Dia sudah disambut oleh kedua orang tua dan adik adiknya.
"Assalamualaikum"
"waalaikumsalah" jawab ayah, ibu dan adik Prita serempak.
"Bagaimana perjalanannya? Capek? "
"Alhamdulillah lancar Bu".
" Ayo masuk dulu. Nanti dulu ngobrolnya biar anaknya istirahat dulu" Ucap ayah.
Merekapun masuk kerumah dengan penuh bahagia. Melepas rindu lama tak berjumpa. Hanya melalui HP saja.
"Ayo, Kita makan dulu. Ibu sudah memasak masakan kesukaanmu"
"Iya Bu. Ini tadi ada titipan dari Ibu Sakinah, dan menitipkan salam untuk ayah dan ibu"
"Wahhhh repot repot ini ibu mertuamu. Sampaikan terimakasih ibu ya".
Prita mengangguk tanda mengiyakan perkataan ibu.
mereka sekeluarga menikmati makan siangnya dengan nikmat. Selesai acara makan, Prita beranjak ke kamar yang dulu ia tempati sebelum pindah ke rumah mertuanya. Semua masih sama tetap bersih dan rapi, terlihat kalau setiap hari dibersihkan oleh sangat ibu meskipun penghuninya tidak ada. Ketika akan memejamkan mata, Ia teringat dengan Yudha. Segera is mengambil HOnyabuntuk memberi kabar.
"Assalamualaikum Kak, saya sudah sampai di rumah ayah dan ibu. Alhamdulillah tadi perjalanannya lancar"
Langsung saja mendapat balasan dari orang yang dituju, yang menandakan kalau pemiliknya sedang menunggu kabar dari Prita.
"Waalaikumsalam, iya. Masih capek? "
"iya kak, lama tidak berkendara sendiri, lumayan capek. Tapi nanti setelah di buat istirahat sebentar pasti sudah bugar lagi".
" Ya sudah kamu istirahat dulu Gih. Sampaikan salamku pada ayah dan Ibu".
"Iya kak, Saya istirahat dulu. Assalamualaikum"
"waalaikumsalam. Have a nice dream sweety"
"apaan sich kak Yudha ini, jadi tambah ngepang kepala aku ini" Prita bermonolig sambil tersenyum sendiri.