Prita terlelap dalam tidurnya yang nyenyak. Keesokan paginya, setelah melaksanakan sholat subuh, Prita segera bersiap untuk langsung berangkat mengajar dari rumah ayah Alex. Setelah beberes, Prita segera menemui Ayah dan Ibu. Setelah bertemu, Ayah dan Ibu mengajak Prita sarapan terlebih dahulu walau hanya sesuap. Prita menurutinya, Mereka menikmati sarapan dengan penuh khidmat. Setelah selesai sarapan Prita berpamitan pada ayah dan ibu.
"Ibu, Prita pamit dulu ya. Insyaallah besok Sabtu sore Prita kesini lagi bersama kak Yudha."
"Iya Nak, hati hati di jalan. Salam dengan ayah dan ibu mertua. Kalau bisa besok Sabtu ajak juga ayah dan ibu mertuamu. Sudah lama rasanya kami tidak ngobrol bersama".
" Insyaallah nanti Prita sampaikan Bu, dan semoga saja ayah dan ibu bisa ikut juga datang kesini. Ya sudah, Prita berangkat dulu Yah Bu. Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam" jawab ayah dan ibu bersamaan.
Setelah beberapa jam berkendara, Akhirnya Prita sampai di sekolah tempat ia mengajar. Suasana sekolah yang masih sepi, terasa sunyi dan menentramkan hati. Terbersit kenangan saat ia pertama kali bertemu dengan Furqon. Laki laki yang begitu lembut dan mempunyai suara emas. Dia yang mampu melelehkan hati Prita dan berhasil meyakinkan Prita untuk membangun rumah tangga bersama. Namun takdir berkata lain, Maut memisahkan mereka di saat hari bahagia mereka. Namun kenangan hanyalah tinggal kenangan. Masa lalu biarlah masa lalu, kini yang ada di dalam hati dan pikiran Prita hanyalah ia ingin bangkit dan menatap masa depan. Berusaha menerima segala takdir yang baik maupun yang buruk. Disaat ia masih mengingat masa lalunya, terdengan bunyi notifikasi dari handphonenya.
"Assalamualaikum, apa sudah sampai di sekolah" WA dari Yudha.
"Waalaikumsalam. Alhamdulillah sudah Kak"
"Bagaimana tadi perjalanannya? "
"Lancar, aman terkendali Kak"
"Ya sudah, jaga diri dan jaga hati untukku seorang. Selamat bekerja my lovely"
"Iya kak" balas WA terakhir Prita untuk Yudha. Ia tersenyum sendiri membaca pesan terakhir dari Yudha.
Prita masih belum menyangka, kalau ia akan bertemu lagi dengan Yudha sang kakak kelas yang notabennya juga cinta pertamanya. yang akhirnya akan mengajak ia menikah, menjadikannya ratu di hati Yudha.
Tak terasa, hari yang di nanti pun tiba. Yudha menjemput Prita di rumah Ayah Saifudin tepat setelah sholat Ashar. Dan kebetulan ayah Saifudin juga sudah pulang dari bekerja. Ayah Saifudin dan ibu sakinah sepakat untuk ikut ke rumah ayah Alex. Selain sudah lama mereka tidak bertemu, juga agar tidak timbul fitnah jika hanya Prita, Yudha dan sopirnya saja yang ada di dalam mobil. Rombongan tersebut segera berangkat. Dan tepat setelah sholat maghrib, mereka sudah sampai di rumah Bapak Saifudin. Rombongan di sambut dengan bahagia oleh ayah Alex dan keluarga.
"Assalamualaikum" ucap Yudha dan rombongan.
"Waalaikumsalam, mari masuk semua".
Kemudian semua orang memasuki rumah dengan antusias. Setelah lumayan lama berbincang, akhirnya Yudha memulai percakapan.
" Mohon maaf sebelumnya Yah Bu kalau kedatangan saya merepotkan. Mungkin Prita sudah bercerita kepada ayah dan ibu maksud kedatangan saya sekarang ini. Namun alangkah tidak sopan jika saya tidak meminta sendiri kepada orang tua Prita. dan kebetulan di sini juga ada Ayah Saifudin dan Ibu Sakinah selaku orang tua dari Almarhum Saudara Furqon. Langsung saja, Saya Yudha Sanjaya berniat untuk mengkhitbah Prita Cahaya Marwah, untuk saya jadikan istri dan teman hidup saya. Apakah ayah dan ibu semua menerima pinangan saya? "
Hening sejenak, kemudian terdengan suara dari ayah Alex.
"Alhamdulillah, kalau nak Yudha mau memperistri anak kami Prita. Namun kami sebagai orang tua hanya memberikan doa dan restu, supaya pernikahan kalian nanti Sakinah Mawaddah Warahmah dan penuh dengan Barokah. Biarkan Prita yang menjawab sendiri sesuai dengan hatinya. Karena nanti yang akan menjalani kehidupan adalah kalian berdua, Ayah hanya berpesan, pikirkan semua dengan hati dan pikiran yang tenang, InsyaAllah akan menghasilkan keputusan yang baik. Ayo, silahkan Prita anakku menjawab pinangan Nak Yudha".
Sambil tertunduk, Prita menjawab
"Bismillahirrohmanirrohim, Saya Prita Cahaya Marwah menerima pinangan dari Yudha Sanjaya untuk menjadikan saya sebagai makmumnya. Namun saya ingin mengajukan syarat apa di perbolehkan? "
"Syarat apa itu Prita, InsyaAllah saya akan berusaha memenuhi syarat itu" jawab Yudha.
"Saya ingin mengadakan resepsi yang sederhana saja. Tidak mengundang banyak orang, hanya keluarga kita, tetangga dekat dan dan beberapa teman saja. Lokasi ijab kabul cukup di rumah Ayah Alex. Bagaimana kak? "
"Iya, saya setuju dan akan memenuhinya. bagaimana dengan mahar? "
"Saya hanya menginginkan seperangkat alat sholat".
" Okey, saya sanggup dan setuju. kira kira kapan acara ijab kabul dilaksanakan? "
"satu bulan kedepan dari sekarang, Bagaimana Yah? " Prita bertanya kepada ayah Alex.
"Ayah setuju Nak, lebih cepat lebih baik agar supaya tidak timbul fitnah, apalagi status yang saat ini ada padamu".
" Baik, sebagai tanda saya sudah menghitbah Prita, ini ada cincin. Tolong diterima dan dipakai"
kemudian Ibu Jasmin mengambil cincin tersebut dan memakaikannya kepada Prita. Acara selanjutnya adalah saling mengakrabkan satu sama lain. Ketika sudah semakin larut, Yudha berpamitan kepada ayah Alex. Sementara Ayah Saifudin, Ibu Sakinah dan Prita akan kembali ke rumah ayah Saifudin karena ibu Sakinah yang merengek agar Prita pulang bersama mereka. Rombongan pun perlahan meninggalkan halaman rumah kedua orang tua Prita. Muncul rasa bahagia yang tak terkira untuk semuanya. Sambil terus tersenyum Yudha menatap Prita dari kaca depan. Ketika bertemu pandang mereka pun hanya saling melempar senyum. Tatapan penuh dengan harapan baru yang menyimpan berjuta kebahagiaan di hati.
akhirnya sampailah di rumah Ayah Saifudin. Ayah, Ibu dan Prita segera turun dari mobil, tidak dengan Yudha dan sopirnya. Yudha hanya turun sebentar untuk berpamitan.
"Ayah Ibu, saya tidak singgah karena hari sudah semakin larut. terimakasih untuk hari ini dan restunya. Saya pamit undur diri".
" Baiklah Nak Yudha, hati hati".
Mobil yang dikendarai Yudha pun meninggalkan halaman rumah. Sementara ayah Ibu dan Prita segera masuk ke rumah untuk mengistirahatkan diri. Melepas penat dan lelah hari ini menyambut esok pagi.
Ketika Prita akan beranjak tidur, terdengar bunyi notifikasi dari handphone nya.
"bolehkah sekarang aku memanggilmu sayang jika kita sedang berdua? "
"iya boleh Kak".
" dan kamu jangan manggil Kakak lagi donk. Panggil apa gitu yang spesial.
"Panggil hubby ya"
"boleh sayang. Jadi makin sayang tidak sabar menuju hari H".
" Sabar Hubby, semua butuh proses dan ada waktunya. Kita tunggu hari bahagia itu bersama".
"MasyaAllah, iya sayang. Terimakasih sudah menerimaku dengan segala kekurangan dan kelebihanku. Jadilah Pelengkap hidupku"
"iya Hubby, begitu juga dengan Hubby, semoga Hubby juga bisa menerima segala kekuranganku dan kelebihanku. Ingatkan aku jika aku melakukan kesalahan. Jadilah imamku dan bimbing aku untuk menuju JannahNya".
" Iya sayang, kita bersama sama untuk jadi lebih baik lagi ya. Terimakasih untuk hari ini, selamat istirahat. I Love you"
"Love you too Hubby".