Cintai aku, sayangi aku
Kasihi aku, miliki aku
Cintai aku karena Allah
Sayangi aku karena Allah
Kasihi aku karena Allah
Miliki aku karena Allah
Bukan langit, bukan bumi
Bukan bulan matahari
Kau jadikan saksi cinta
Hanya Allah sang Maha Cinta
Bukan harta, bukan rupa
Bukan pula kehebatan
Iman dan takwamu, sayang
Mencintamu aku tenang
Ku ingin menjadi surga
Dalam lembaran hidupmu
Kujadikan engkau imam
Bimbing aku jalan kebenaran
Cintai aku karena Allah
Kasihi aku karena Allah
Bukan harta, bukan rupa
Bukan pula kehebatan
Iman dan takwamu, sayang
Mencintamu aku tenang
Ku ingin menjadi surga
Dalam lembaran hidupmu
Kujadikan engkau imam
Bimbing aku jalan kebenaran
Cintai aku karena Allah
Sayangi aku karena Allah
Kasihi aku karena Allah
Miliki aku karena Allah
Bukan langit, bukan bumi
Bukan
bulan matahari
Kau jadikan saksi cinta
Hanya Allah sang Maha Cinta
Cintai aku karena Allah
Sayangi aku karena Allah
Kasihi aku karena Allah
Miliki aku karena Allah
Keesokan pagi nanti cerah, secerah hati yang sedang berbunga indah, Prita mengirimkan sebuah lirik lagu kepada Yudha, berharap Yudha memiliki rasa kepada Prita sesuai dengan lirik tersebut. Sangat menyentuh hati siapa pun yang membaca atau mendengarnya.
"InsyaAllah sayang, Insyaallah, semua rasa yang ku punya, semua karena Allah"
"Terimkasih hubby, selamat beraktifitas"
Begitulah sapaan pagi untuk kedua insan yang sedang di mabuk kasmaran. Keesokan paginya Yudha berencana untuk mengajak Prita pergi ke butik tempat mereka feetting baju pernikahan mereka. Dan Prita menyanggupinya sepulang sekolah.
"sayang, bagaimana kalau hari ini kita pergi ke butik tempat kita feetting baju? "
"Insyaalah nanti sepulang sekolah ya Hubby. Nanti kita ajak ibu Sakinah ya hubby".
"iya sayang, nanti hubby jemput di rumah".
" okey".
Tak terasa waktu pulang sekolah pun tiba. Prita segera berkemas untuk pulang ke rumah. selang beberapa menit, sampailah Prita di rumah ibu mertuanya. Dia segera mencari keberadaan ibu sakinah, untuk memberitahukan rencana nanti sore bersama Yudha.
"Assalamu'alaikum ibu"
"Waalaikumsalam Nak, kamu baru datang? "
"Iya Bu. Apakah hari ini ibu punya kesibukan".
" Tidak Nak, memang kenapa? "
"Rencananya nanti sore, Prita dan Kak Yudha akan bergi ke butik tempat feetting baju, dan kami ingin ibu ikut bersama kami, Supaya Prita ada temannya dan juga tidak menimbulkan fitnah. Karena bagaimanapun kami belum sah secara agama dan hukum".
" Iya Nak, Ibu siap untuk ikut. Ya sudah, kamu segera bebersih dulu habis itu makan. Ibu juga akan bersiap".
"Iya ibu. Terimakasih"
Ibu sakinah membalasnya dengan menganggukkan kepala dan dengan senyum yang begitu tulus, Ibu mertua yang sangat menyayangi Prita, seperti ibu kandung yang melahirkannya. Dan Prita sangat bersyukur dengan hal itu.
Sekitar pukul tiga sore, Yudha sudah sampai di rumah ayah Saifudin. Dia segera memasuki rumah dengan tak lupa mengucap salam terlebih dahulu
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam" jawab Prita dari dalam rumah. Dan membukakan pintu dengan disertai senyum yang begitu menawan. "Mari masuk dulu Hubby"
Sejenak Yudha terpaku dan terpesona dengan snyum indah nanti menawan yang twrpampang nyata di hadapannya. Sampai Prita menegurnya kembali. "Hubby, ayo masuk dulu, kenapa malah bengong di tengah pintu? "
"Eh... i.. iya sayang"
"Kenapa jadi bengong sih Hubby? apa ada masalah?"
"enggak sayang, hubby hanya terpesona saja dengan senyumanmu. Jangan pernah tampakkan senyum menawanmu itu kepada orang lain, hanya aku yang boleh melihatnya".
" iya hubby". Sisi posesif Yudha muncul.
Prita segera memanggil ibu sakinah untuk segera berangkat. Sebelumnya, ibu sakinah sudah membri kabar kepada ayah Saifudin untuk menemani menantu kesayangannya feetting baju, dan tentu saja diizinkan oleh pak Saifudin.
"Ibu, mari kita betangkat".
" Ayo ibu sudah siap. Tapi apakah nak Yudha tidak beristirahat atau minum kopi dulu".
"Tidak usah bu, nanti saja kalau urusannya sudha kelar, jadi ngobrol pun enak, tidak kepikiran kitanya. "
"Ya sudah, ayo berangkat".
akhirnya mereka berangkat dengan di sopiri oleh supir pribadi dari Yudha. Yudha duduk di depaan, sedangkan Prita dan ibu duduk di jok belakang. Sekitar satu jam perjalanan, akhirnya smapailah mereka di butik tujuan mereka. Sesampainya disana mereka disambut hangat oleh pemilik butik yang notabennya adalah kakak sepupu dari Yudha. Mereka segera memasuki butik dengan wajah yang berseri.
" Selamat sore, ada yang bisa kami bantu" sapa penjaga butik, karena dia tidak mengetahui kalian Yudha adalah sepupu dari pemilik butik.
"Selamat sore, apakah Bu Tina ada? saya sudah membuat janji dengannya" Kata Yudha dengan tegas.
"Ada pak, sebentar saya panggilkan".
Penjaga butik segera memasuki ruang pemilik butik, dan taj lama pun akhirnya Bu Tina muncul.
" Selamat sore dek. Bagaimana kabarmu?
"Alhamdulillah sehat Kak, ini perkenalkan calon istriku namanya Prita"
"Wahhhhh... ini ya calinmu Dek. Pinter milih kamu dek, cantik gini, pantesan betah nunggu sampai bertahun tahun" ledek Kak Tina.
"Hai Prita, saya Tina kakak sepupunya Yudha" Sapa Tina kepada Prita.
"Hai kak, Saya Prita".
" Bagaimana, apakah kalian sudah siap mencoba baju pernikahan kalian" ucap kak Tina lagi.
"Iya kak, ya emang kita kesini mau feetting baju" jawab Yudha dengan gaya coolnya.
"Iya iya dek, ya sudahlah bikin makan hati kalau ngomong sama kamu terus dek, Ayo Prita kita langsung ke ruang ganti"
"Iya kak, ayo"
keduanya berlalu, sementara Yudha mencoba setelan jas yang akan ia kenakan waktu acara ijab kabul. Dia terlihat begitu gagah, dan tka lupa dengan tampangnya yang juga sangat menaw an semakin menambah aura dari calon pengantin yang sedang berbahagia. Sementara Ibu sakinah masih setia menunggu untuk memberikan komentarnya. Tak berapa lama, akhirnya yang dinanti muncul juga, Prita dengan baju pengantin yang begitu sederhana namun tetap terlihat mewah dan elegan, semakin menampilkan aura kecantikan dari Prita. Yudha sampai terbengong dan tak berkedip ketika melihat Prita menuju ke arahnya.
"MasyaAllah sayang, rasanya aku tidak rela kalau kecantikanmu ini di nikmati oleh semua orang" ucap Yudha lirih, namun tetap bisa didengar oleh Prita dan Ibu sakinah yang juga ikut terkagum dengan kecantikan Prita saat ini. Ibu hanya menggelengkan kepala mendengar apa yang diucapkan oleh Yudha. Dalam hatinya, Ibu sangat bersyukur Prita mendapatkan suami setulus Yudha.
"Udah, tidah usah di pandangin terus. Belum halal". Ucap ibu sakinah yang sontak menyadarkan Yudha dari lamunannya.
" Hehehe iya bu, habisnya MasyaAllah cantik bu"
"Ya sudah, kak Tina, kami cocok dengan setelan ini.
" Siap dek. Semoga semua lancar sampai hari H dan tidak ada halangan yang merintangi ya dek".
"Aminnn.. makasih kak atas doanya" jawab Prita, Yudha bersamaan.
"Cie.. kompak banget ni pasangan calon pengantin" seloroh kak tina yang di tanggapi dengan wajah yang super cuek dari yudha.