Ketika sudah terjalin komunikasi yang baik dengan Prita bahkan dengan mertua Prita. Yudha merasa sudah cukup waktu jika ingin menyampaikan niat baiknya ingin meminang Prita dan menjadikan Prita sebagai istri untuknya.
setelah beberapa bulan Yudha dan Prita menjalin komunikasi yang sempat hilang. Yudha menyampaikan niatnya untuk menikah kepada Prita.
"assalamu'alaikum" sapa Yudha ketika telponnya di angkat oleh Prita.
"waalaikumsalam, iya kak, ada apa? "
"apakah nanti sore kamu sibuk atau sedang ada kerjaan? "
"kalau nanti sore insyaallah saya tidak ada acara kak. Memangnya kenapa? "
"saya ingin bertemu denganmu di cafe X sekitar pukul 7 malam, apa kamu bisa? "
"InsyaAllah bisa kak. Apakah ada sesuatu sehingga kakak mengajak bertemu? "
"ya nanti kita ketemuan saja dulu. Saya sampaikan nanti ketika sudah bertemu denganmu".
" o gitu. Siap kalau begitu".
Kira kira apa yang akan dibicarakan oleh kak Yudha ya?? jadi penasaran dan deg degan (batin Prita).
Setelah mendapat telpon dari Yudha, Prita segera meminta izin kepada ibu. Dan ibu Sakinah mengizinkan Prita untuk bertemu dengan Yudha. Karena ibu sudah bertemu dengan Yudha, dan melihat sisi ketulusan dan kebaikan dari Yudha, maka ibu tidak perlu khawatir jika Prita akan bertemu dengan Yudha. Dalam hati kecil Ibu Sakinah terbersit doa agar Yudha bisa menggantikan anaknya (Furqon) di hati Prita sebagai suaminya. Diam diam Ibu Sakinah merestui jika keduanya nanti mau melanjutkan ke jenjang pernikahan. Tak lupa ibu sakinah memberikan kabar perihal kedekatan Prita dengan Yudha kepada Ibu Jasmin. Ibu Jasmin sempat terkejut dengan cerita Ibu Sakinah, lalu Ibu Jasmin menceritakan kisah zaman SMA nya Prita melalui telepon.
"Aoakah Yudha Sanjaya teman masa SMA nya Prita yang Jeng Sakinah maksud? "
"Lha itu Jeng Jasmin sudah tau nama lengkapnya".
" Dulu setau saya Prita tidak pernah sedekat itu dengan lawan jenis, namun masih tetap dalam batas kewajaran. Yudha bisa dibilang cinta pertamanya Prita. Namun karena kami sangat membatasi pergaulan Prita dengan lawan jenis, maka mereka tidak berani sama sekali untuk menjalin hubungan. Hubungan keduanya masih tetap baik. Yudha menerima keputusan Prita untuk tidak menyalahi agama yang tidak memperbolehkan lawan jenis memiliki hubungan selain pernikahan. Mereka terpisah setelah kelukusan Yudha. Karena Yudha melanjutkan pendidikannya di lain kota. Dari situ sudah terjalin komunikasi lagi. Namun alhamdulillah kalau mereka dipertemukan lagi. Semoga diberikan jalan yang terbaik bagi keduanya. "
"ooo begitu ceritanya ya Jeng. Saya faham. Kita berdoa saja Jeng, semoga Prita mendapatkan yang terbaik. Saya ikhlas dan Ridho jika Prita menikah lagi. Agar Prita merasakan kebahagiaan seperti pasangan lain yang juga merasakan mempunyai keturunan dari pernikahannya. "
"Aminnn" jawab ibu Jasmin
Tepat Pukul 7 malam, Prita sudah sampai di cafe X tempat dia janji bertemu dengan Yudha. Ternyata Yudha sudah menunggu Prita di meja yang telah ia pesan. Yudha melambaikan tangan ketika melihat kedatangan Prita dari pintu masuk. Lalu Prita tersenyum dan berjalan menuju tempat Yudha.
"Assalamualaikum Kak. Sudah lama kak menunggunya?
" Waalaikumsalam. Belum lama. Baru saja pesan makanan. Kamu pesen dulu apa gih".
"saya samain saja sama pesenan kakak".
" okay".
Yudha memesankan makanan yang sama.
Mereka mengobrol ringan sambil menunggu pesanan datang. Setelah pesanan datang, Yudha mempersilahkan Prita untuk menikmati makanannya terlebih dahulu.
"ayo dinikmati dulu makanannya, nanti keburu dingin. Setelah makan baru nanti kita ngobrol serius"
di jawab dengan anggukan dari Prita.
Mereka menikmati makanan masing masing. Yang terdengar hanya dentingan sendok. Beberapa menit berlalu, dan makanan pun sudah tandas. Yudha memulai pembicaraan.
"Sebenarnya, saya mengajak kamu bertemu karena saya ingin membicarakan beberapa hal"
"tentang apa saja itu kak? Serius banget. saya kok jadi merinding"
"Tidak usah merinding atau pun takut. Saya hanya ingin jawaban sejujurnya dari kamu".
" Iya kak"
"Apakah kamu siap untuk membuka hatimu untuk kedatangan orang baru dalam hidupmu? "
Prita diam sejenak, kemudian mulai menjawab pertanyaan dari Yudha sambil tersenyum.
"InsyaAllah kalau memang sudah di takdirkan, saya akan menerima kak"
"Bagaimana kalau saya berniat mengkhitbah kamu untuk saya jadikan sebagai satu satunya istriku dunia akhirat? "
"apa kakak sudah yakin dengan apa yang diucapkan kakak?"
"Saya sangat yakin seribu persen. Kan memang dari dulu ini yang saya inginkan. Hanya saja dahulu kita masih sangat kecil untuk menuju jenjang yang serius"
"apakah kakak tidak terganggu dengan statusku saat ini yang sudah Janda? "
"walaupun Janda tapi kan Janda kembang? " sambil sedikit menggoda Prita.
"Baik, jika kakak memang sudah siap dengan segala resikonya, silahkan Kakak meminta kepada kedua pasang orang tua saya. Yaitu kedua orang tua kandungku dan Kedua orang tua mertuaku."
"Saya siap bertemu dengan mereka. Kapan saya bertemu dengan mereka? " Jawab Yudha dengan mantab.
"nanti saya kabari kakak lagi ya. Saya juga harus mengabari ayah Alex dan Ibu Jasmin. Kapan beliau beliau bisa menyempatkan waktu untuk bisa hadir di rumah ayah Saifudin"
"iya, saya akan menunggu kabar dari kamu".
"baiklah kak, Saya pamit dulu untuk pulang. akan segera mengabarkan berita ini".
" iya hati hati di jalan. Apa perlu saya antar. Biar saya juga bisa bertemu dengan ayah Saifudin dan Ibu Sakinah"
"kalau memang kakak tidak sibuk boleh saja. Tapi kakak sama sopirnya kan? "
"Iya, tenang saja. kita tidak berdua saja. Itu supirku duduk di belakangmu".
" wahh dari tadi ada yang mendengarkan dong" kata Prita sambil tersipu.
" Ya sudah, ayo saya antarkan".
"Ayo pak Kosim. Kita berangkat. " ajak Yudha kepada sopirnya.
"Siap bos" kata pak kosim.
Mereka bertiga berjalan menuju tempat parkir. Yudha duduk didepan bersama pak kosim dan Prita duduk di belakang. Selama perjalanan tidak ada obrolan yang serius, hanya sedikit candaan biar suasana tidak sunyi. Akhirnya sampai di halaman rumah Pak Saifudin dan Ibu Sakinah. Ketika mereka memasuki halaman rumah, terlihat Ayah Saifudin dan Ibu Sakinah sedang mengobrol di teras rumah. Melihat ada mobil yang masuk ke halaman, serentak ayah dan ibu berdiri untuk menyambut kedatangan tamu. Prita, Yudha dan pak kosim serentak keluar dari mobil dan disambut hangat oleh ayah dan ibu.
"Ohhhh ini tadi Nak Yudha toh. Ini loh pak yang namanya Yudha yang Ibu ceritakan kapan hari itu. kakak kelasnya menantu kita waktu SMA" Ucap Ibu Sakinah ketika melihat Yudha keluar dari mobil.
"Ini rupanya anaknya, yang mau mendekati menantu kita? " karenan memang pak Saifudin belum pernah bertemu dengan Yudha secara langsung.
"iya pak. Anaknya sopan pak. Baik juga perhatian sama anak kita".
hanya di anggap anggukan kepala dari ayah Saifudin.
" Assalamualaikum Ayah, Ibu" ucap Prita disusul Yudha dan Pak kosim.
"Waalaikumsalam. Mari masuk dulu"
"Terimakasih. Tidak usah bu, InsyaAllah besok besok mampir lagi. Ini keburu malam. Saya langsung pamit Pak Bu.
" Ya sudah, hati hati nak Yudha. kami tunggu kedatangannya di lain hari" kata ayah sambil tersenyum.
"InsyaAllah pak. Mari, assalamu'alaikum"
"waalikumsalam"