Chereads / Duri Duri Kehidupan / Chapter 17 - 17. Bertemu Dia

Chapter 17 - 17. Bertemu Dia

Prita menikmati kesendiriannya dengan penuh hikmat, tetap bersyukur karena masih diberikan nikmat sehat sehingga masih tetap bisa beraktivitas dengan lancar.

Tak terasa sudah satu tahun lamanya Prita dalam kesendiriannya. Ia masih betah dengan status janda kembangnya.

Suatu hari, sekolah tempat Prita bekerja mendapatkan undangan untuk menghadirkan guru matematika terbaik dalam acara Seminar yang berjudul Matematika di era globalisasi. Sesuai dengan judulnya, materi yang akan disampaikan di acara seminar tersebut pasti berhubungan dengan matematika. Bapak Kepala Sekolah menunjuk Prita untuk mewakili sekolah dalam acara seminar tersebut. Seminar akan di laksanakan di kota J. Pematerinya adalah seorang pebisnis muda yang sudah sukses di bidangnya. Prita sangat antusias dan penasaran dengan pemateri tersebut. Karena rumornya Pemateri muda tersebut masih single atau belum beristri.

Tiba waktu acara seminar, Prita berangkat ke kota J dengan seorang diri mewakili sekolahnya. Prita diberi fasilitas mobil beserta sopir yang akan mengantarkan Prita ke tempat acara. Karena jarak tempat tinggal Prita dan tempat di selenggarakannya acara yang lumayan jauh, lintas kabupaten maka Bapak kepala sekolah memberikan fasilitas untuk acara tersebut.

Ketika melewati jalan tol, Prita seperti melihat seseorang yang dulu pernah ia kenal. Namun Prita agak ragu. Benarkah Dia yang dulu ketika zaman SMA pernah mengisi relung hatinya. Dalam perjalanan Prita masih penasaran dan bertanya tanya dalam hati.

"Sepertinya itu tadi kak Yudha kakak kelas ku yang waktu MOS manggil aku marmut itu kan? iya gak sih?" Prita bermonolog sendiri.

akhirnya tiba di lokasi kegiatan, Prita segera melakukan Chek in peserta. Ketika melakukan chek in, Prita menyempatkan diri untuk bertanya kepada petugas.

"Mbak, memang pemateri seminarnya berasal dari kota mana mbak?" tanya Prita.

"Kalau tidak salah berasal dari Kota B bu, Masih muda namun berprestasi bu belum menikah juga loh. Siapa tahu nanti setelah pulang dari seminar ibu, beliau mendapatkan jodoh". jawab para petugas

" ohh begitu ya mbk, aminn.. semoga saja ya mbk"

Prita juga ikut penasaran dengan pemateri seminar hari ini. Karena sedari tadi Prita mendengar dari para peserta dan petugas yang sedang membicarakan pemateri muda ini.

"aku jadi ikut penasaran, seperti apa sih dia. Kok berasal dari kota yang sama dengan ku ya. " Bergumam dalam hatinya.

acara akan dimulai, seluruh peserta seminar di persilahkan memasuki ruangan dengan tertib. Tak terkecuali dengan Prita. Ia mengambil posisi duduk di bangku nomor dua dari depan. Sehingga bisa terlihat jelas pematerinya nanti. Acara pembukaan telah usai, saat lah waktu yang di tunggu tunggu. Pemateri dipersilahkan memasuki ruangan. Suara riuh bergemuruh memberikan tepuk tangan kepada pemateri tersebut. Betapa terkejutnya Prita melihat pematerinya.

"Bukankah itu Kak Yudha Sanjaya, Ketua OSIS ku dulu itu kan? MasyaAllah". Dia bermonolog sendiri.

dari atas Podium Yudha pun juga sekelebat melihat wajah yang dulu pernah ia kenal. Wajah yang selalu menghiasi mimpi indahnya. Wajah yang dulu menabuh genderang cinta di dalam hatinya. Dia begitu terkejut. Dia meminta kepada petugas untuk melihat daftar peserta seminar hari ini. Adakah yang sama dengan nama yang selalu ia sebut dalam do'anya. Dan ternyata..

"Subhanallah, MasyaAllah.. (Yudha berucap syukur karena pemilik nama itu, saat ini ada di ruangan ini). Yudha begitu semangat untuk seminar hari ini. Dalam hatinya, dia sangat senang, karena di ruang ini nanti dia akan bertemu dengan seseorang yang selalu ia sebut dalam do'anya.

Acara seminar berjalan dengan lancar, Waktu yang di tunggu yaitu pembagian Souvenir bagi peserta yang di tunjuk langsung oleh sang pemateri. Dan Yudha ternyata memanggil dengan lantang.

"Prita Cahaya Marwah dari kota B, silahkan naik ke podium".

Prita sangat terkejut sekaligus bahagia. Dia bertemu lagi dengan dirinya yang dulu pernah mengisi relung hatinya. Tanpa bisa berkata hanya berucap syukur tiada terkira. Setelah sekian purnama tidak pernah berjumpa dan bersua, akhirnya takdir yang begitu indah mempertemukan mereka. Prita maju dengan wajah yang sumringah. Ketika sampai di depan Yudha, Prita hanya bisa tersenyum, begitu juga dengan Yudha. Kemudian Yudha mengucapkan sesuatu. kepada Prita.

"Setelah acara ini saya tunggu di taman dekat sini ya. Ada banyak hal yang ingin saya tanyakan".

Prita hanya mengangguk, tanda mengiyakan permintaan Yudha.

Setelah sesi pemberian souvenir akhirnya acara seminar berakhir pukul tiga sore hari. Prita segera menuju ke masjid terdekat untuk melaksanakan sholat ashar terlebih dahulu. Kemudian ia pergi ke taman terdekat dari tempat seminar. Prita mencari keberadaan Yudha, akhirnya ad ayang melambaikan tangan kepadanya, dia adlaah Yudha Sanjaya.

Prita berjalan menuju tempat Yudha.

"Assalamu'alaikum Kak, sudah lama menunggunya?? saya tadi ke masjid dulu untuk sholat ashar".

" Waalaikumsalam. Belum, baru juga datang. Ayo duduk dulu di sini".

Prita hanya mengangguk.

"Bagaimana kabarmu?? sudah lama kita tidak berkomunikasi. Saya kehilangan nomor kontak mu. Sekarang tinggal di mana? Bagaimana kabar ayah dan ibu?? Bekerja dimana sekarang? " Yudha memberinding Prita dengan banyak pertanyaan.

"Wahhh, bagaimana saya jawabnya kak. Banyak banget, satu satu biar saya tidak bingung jawabnya"

"hehehe okey. Saya sudah tidak sabar mendengar ceritamu. Okey, bagaimana kabarmu??"

"alhamdulillah saya sehat tak kurang suatu apa pun kak. Bagaimana dengan Kakak? "

"Alhamdulilah juga seperti yang kamu lihat saat ini, saya sehat dan semangat karena bertemu denganmu.

" bagaimana kabar ayah dan ibu? "

"alhamdulillah juga, beliau masih sehat Kak. Saya sekarang tinggal di Kecamatan M dekat rumah ayah dan ibu Kak. Dan saya sekarang bekerja di salah satu SMK. Saya bisa datang ke sini pun karena di utus oleh sekolah untuk mengikuti acara seminar yang di hadari oleh kakak. Kakak hebat, sekarang sudah sukses ya".

"alhamdulillah, semua karena kerja keras dan ikhtiar. Terus, apakah kamu sudah menikah???.

Seketika, raut wajah Prita berubah menjadi sendu dan sedih. Dia tak mampu membuka suara, hanya linangan air mata yang mewakili kesedihannya yang selama ini ia pendam seorang diri.

" Kenapa, apa yang terjadi. Kamu boleh cerita jika memang hatimu sudah membaik. Saya boleh minta nomor HP yang terbaru dan bisa di hubungi? ".

Prita hanya mengangguk dan menyerahkan kartu nama yang sudah tertera nama, alamat dan nomor HP milik Prita.

" Ya sudah Kak, saya pamit dulu ya, tidak enak di tungguin sama pak supir lama lama."

"ya sudha, hati hati. InsyaAllah kalau ada waktu luang saya mampir ke rumahmu. Nanti saya kabari lagi".

" iya kak. Assalamualaikum".

"Waalaikumsalam"

"Dia masih seperti yang dulu, tertutup, santun. Apa yang terjadi dengannya selama ini? kenapa ketika aku bertanya dia sudah menikah apa belum raut wajahnya malah terlihat sedih. Apa kira kira dia sudah menikah ya. Bagaimana dengan aku?? kan selama ini aku menunggunya. Ya sudahlah nanti aku akan cari tau apa yang sebenarnya terjadi dengan dia" Yudha bermonolog sendiri.