Chereads / Duri Duri Kehidupan / Chapter 16 - 16. Janda Kembang

Chapter 16 - 16. Janda Kembang

isak tangis langsung pecah tak tertahankan. Prita menangis tersedu. Prita segera memberi kabar kepada orang tua dan mertuanya bahwa Furqon sudah meninggal dunia. Sang beberapa jam, ayah Alex dan ibu jasmin tiba di rumah sakit. Mereka menangkan Prita yang sedang bersedih.

"Kuat kan hatimu Nak. Yang sabar dan ikhlas, InsyaAllah ini adalah yang terbaik untuk rumah tangga kalian. Di balik musibah pasti ada kebahagiaan. Percayalah dengan kalam Illahi tersebut. "

"InsyaAllah Prita sudah ikhlas dan sudah Ridlo Ayah jika Mas Furqon memang sudah tiada, namun Prita masih belum bisa menyembunyikan kesedihan Prita. Disaat hari bahagia kami dan statusku berubah menjadi seorang istri, hanya selang beberapa jam sekarang statusku sudah berubah menjadi janda Ayah".

"yang sabar Nak. Perlu kamu ketahui, status itu pun juga hanya berlaku di dunia Nak. Sesungguhnya status yang abadi itu antara Hamba dan Sang Pencipta.

" iya ayah".

setelah dokter menyatakan bahwa Furqon sudah meninggal, semua berkemas untuk menuju rumah duka tepatnya di rumah ayah Syaifudin. Ibu sakinah yang mendengar putranya telah tiada langsung pingsan di tempat. Semua orang berduka atas musibah ini.

jenazah tiba di rumah duka disertai oleh keluarga Prita. Ibu Sakinah langsung memeluk erat Prita. Prita yang disambut pelukan oleh ibu mertua nya, hanya bisa pasrah dan balik memeluk. Tak bisa berkata apa apa, hanya istighfar yang terucap dari bibirnya. Matanya sembab, hatinya hancur suami seharinya telah tiada untuk selamanya.

"Walau Furqon anakku telah tiada, tapi kamu tetap menantuku Nak, kamu tetap anakku. Jangan bersedih lagi, tidak hanya kamu yang kehilangan Nak, tapi kami semua juga kehilangan. Maaf karena Furqon belum bisa membahagiakan kamu Nak. "

Prita tidak bisa menjawab satu perkataan pun. Dia hanya mengangguk sambil terus berlinang air mata.

Acara pemakaman pun segera di mulai. Prita kekeh ingin ikut di pemakaman guna memberikan penghormatan yang terakhir. Akhirnya ia diperbolehkan ikut ke pemakaman dengan syarat di dampingi oleh ibunya.

Sesampainya di pemakaman, segera di masukkan lah Furqon ke liang lahat. Ayah syaifudin yang mengadzani menghantar kepergian sang putra tercinta.

Selesai pemakaman, Prita kembali pulang ke rumah Furqon. Ia diminta oleh ayah dan ibu mertua untuk tinggal di rumah mereka. Mereka sudah menganggap Prita adalah anak kandung sendiri. Karena pada dasarnya Furqon adalah anak tunggal dan setelah kepergiannya kini tidak lah ada lagi yang bisa menghibur mereka kecuali Prita. Prita di antarkan oleh ibu sakinah ke kamar yang dulu ditempati oleh Furqon. Yang rencanannya akan di jadikan kamar pengantin bagi Furqon dan Prita setelah melakukan akad nikah. Masih tertata rapi dengan hiasan dekorasi yang mencerminkan Furqon. Tak kuasa menahan air mata nya, Prita menangis sejadi jadinya. Dipandangi fotonya bersama Furqon ketika akad nikah beberapa hari yang lalu. Masih terasa di dekatnya, masih belum menyangka jika suaminya akan pergi meninggalkannya secepat ini.

Malam hari diadakan pengajian di rumah bapak Saifudin selama tujuh hari berturut turut. Prita pun mengikuti pengajian tersebut dengan khusuk, di khususkan untuk suaminya tercinta. Karena pada dasarnya Prita di tinggal meninggal sebelum berhubungan dengan Furqon, maka menurut Syariat islam Prita tidak memiliki masa iddah. Perceraian yang terjadi bagi sebuah keluarga biasanya terjadi dalam dua macam. Perceraian pertama terjadi saat masih hidup, sementara perceraian kedua disebabkan oleh kematian. Dari perceraian ini, muncullah istilah masa iddah bagi muslimah. Iddah adalah waktu tertentu untuk menanti pernikahan yang baru menurut agama. Menurut bahasa, iddah berarti menghitung sesuatu. Sementara secara bahasa, menurut para ulama dengan madzhab Hanafi, iddah sebuah kata untuk batasan waktu dan ungkapan untuk menunjukkan apa yang masih tersisa dari bekas nikah. Madzhab Maliki mengatakan bahwa iddah adalah waktu atau masa yang dijadikan sebagai bukti atas bersihnya rahim karena terjadinya perpisahan dalam pernikahan ataupun karena kematian suami atau karena talak dari suami.Masa iddah ini disepakati para ulama sebagai hal yang wajib diikuti oleh tiap muslimah yang ditinggal meninggal suami atau ditalak. Hal ini karena perihal iddah telah dijelaskan dalam Alquran dan sunnah. Dalam QS al-Baqarah ayat 228, Allah SWT berfirman, "Wanita-wanita yang ditalak handaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru'."

Dalam HR Bukhari disebutkan dari Ummu Salamah istri Nabi SAW bahwasanya seorang wanita dari Aslam bernama Subai'ah ditinggal mati oleh suaminya dalam keadaan hamil. Lalu Abu Sanabil bin Ba'kak melamarnya, namun ia menolak menikah dengannya. Ada yang berkata, "Demi Allah, dia tidak boleh menikah dengannya hingga menjalani masa iddah yang paling panjang dari dua masa iddah. Setelah sepuluh malam berlalu, ia mendatangi Nabi SAW dan Nabi bersabda, "Menikahlah!

Masa iddah tidak berlaku bagi muslimah yang berpisah dari suaminya namun belum pernah melakukan hubungan badan. Aturan masa iddah hanya berlaku bagi yang telah melakukan hubungan suami istri. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam QS al-Ahzab ayat 49, "Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu menikahi perempuan- perempuan yang beriman, kemudian kamu ceraikan mereka sebelum kamu mencampurinya maka sekali-sekali tidak wajib atas mereka iddah bagimu yang kamu minta menyempurnakannya

Tak terasa sudah 3 bulan lamanya Furqon meninggalkan keluarganya. Prita sudah aktif kembali mengajar di sekolah SMK tempat dulu ia bekerja. Tempat yang menjadi saksi bisu pertemuan antara Dia dengan Furqon. Prita sudah mengendalikan emosinya. Dia sudah ikhlas atas kepergian Furqon. Namun ia masih menutup hati untuk menerima pengganti Furqon. Ia masih menyimpan cinta untuk Furqon. Meskipun banyak yang ingin melamar Prita, namun Prita masih belum bisa membuka hati untuk sembarang orang. Bukan trauma, tapi ia masih belum siap menggantikan posisi Furqon di dalam hatinya. karena pada dasarnya, pernikahan itu adalah menyatukan dua hati, Jujur tidak ada dusta antara kedua belah pihak. Prita tidak ingin menyakiti hati siapapun.

Ayah saifudin dan Ibu sakinah pun juga gencar menjodohkan Prita dengan anak teman teman ayah yang sudah mapan. Namun Prita tetap bergeming menanggapinya. Prita masih tetap dengan pendiriannya. Namun begitu Ayah Syaifudin dan Ibu Sakinah sangat menyayangi Prita dengan setulus hati sehingga Prita juga betah tinggal di rumah mertuanya. Sesekali Prita juga menginap di rumah Ayah Alex dan Ibu Jasmin untuk mengobati kerinduannya. Dibalik kesedihannnya ada kebahagian yang tiada tara. Prita bagaikan mempunyai dua pasang orang tua yang begitu menyayanginya. Ia dikelilingi oleh orang yang peduli padanya dan tentunya sangat bersyukur dengan nikmat tersebut. Walau sedih sesaat namun kebahagian yang begitu banyak telah ia dapat. Para tetangga pun juga sangat menghormati Prita yang pada dasarnya memang orang yang ramah dan supel. Para tetanggapun menjulukinya janda kembang arum.