Chereads / Duri Duri Kehidupan / Chapter 15 - 15. Innalillahi WA Inna Ilaihi Roji'un

Chapter 15 - 15. Innalillahi WA Inna Ilaihi Roji'un

Kullu nafsin żā`iqatul maụt,wa innamā tuwaffauna ujụrakum yaumal-qiyāmah, fa man zuḥziḥa 'anin-nāri wa udkhilal-jannata fa qad fāz, wa mal-ḥayātud-dun-yā illā matā'ul-gurụr.

"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati, Dan hanya pada hari Kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya." (QS. Ali Imran: 185)

Terdengar suara benda bertabrakan dengan sangat keras, ternyata mobil yang di tumpangi Furqon dan Prita mengalami kecelakaan. Dari arah yang berlawanan, karena berada di belokan yang tajam, ada sebuah truk besar yang melaju dengan kencang tidak bisa mengendalikan kendaraannya sehingga dengan keras menabrak mobil yang di tumpangi Furqon dan Prita. Sontak semua pengiring yang ada di belakang menjerit dengan kencang. Mereka terkejut dengan suara yang sangat keras, terlebih mereka melihat sendiri mobil yang di tumpangi oleh sepasang pengantin baru itu ringsek parah. Semua berlarian keluar menuju mobil yang di tumpangi sepasang pengantin itu, memastikan keadaan mereka baik baik saja. Namun harapan meteka tidak sesuai dengan kenyataan. Furqon terpental sampai keluar dari pintu mobil, sedang Prita sendiri pingsan tidak sadarkan diri di dalam mobil, sementara sopir mobil yang ditumpangi Prita dan Furqon juga cidera bagian kepala, tapi masih sadarkan diri.

Setalah melihat keadaan dari masing masing yang berada di mobil, semua pengiring pengantin yang mengikuti mobil Prita dan Furqon tadi segera mengangkat para korban dan di bawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Sesampai di rumah sakit, Prita sudah sadar dari pingsannya. Prita mengalami luka di bagian Jidat, lecet di bagian Lengan dan merasakan sakit di sekujur tubuhnya. Setelah sadar, Prita segera ingat dengan keadaan suaminya.

"Mas Furqon... dimana mas Furqon Bu?? Bagaimana keadaannya?? Prita ingin melihat mas furqon. Antarkan Prita ke mas Furqon" Rengek Prita sambil terus memanggil suaminya.

"Sabar Nak, suamimu masih mendapatkan perawatan di ruang sebelah, nanti jika dokter sudah keluar, ibu antar kamu kesana, yang sabar Nak, ini adalah musibah. Tak sepatutnya kita meratapi nasib yang telah di gariskan oleh sang Maha Kuasa. Ucapkan Innalillahi WA inna ilaihi Roji'un (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali).Kalimat tersebut adalah yang patut kita ucapkan ketika kita mendapatkan musibah. Bersabarlah, InsyaAllah akan ada kebahagiaan di balik kesedihan ini. Percaya kepada Kalam Illahi, bahwa sesungguhnya, Tuhan Tidak akan memberikan suatu cobaan melainkan orang tersebut mampu untuk melewati cobaan tersebut. Kamu pasti bisa Nak, Kamu pasti Bisa." ibu menenangkan dan memberikan semangat kepada Prita.

"Iya bu, Namun Prita ingin memastikan keadaan mas Furqon Bu,. Tadi mas Furqon melindungi Prita dari benturan, sehingga mas Furqon sendiri saya tidak tahu bagaimana keadaannya. Ayo Bu, antarkan Prita ke ruang mas Furqon" Khawatir Prita.

Akhirnya ibu mengabulkan permintaan Prita. Ibu mengantarkan Prita di depan ruang operasi. Di dalam beberapa dokter sedang berjuang untuk menyelamatkan Furqon. Karena Furqon terpental keluar dari mobil sehingga menyebabkan benturan yang keras di bagian kepala dan tubuhnya. Sehingga dokter harus mengambil tindakan cepat untuk menyelamatkan nyawa Furqon. Sudah 3 jam berlalu namun lampu depan pintu operasi masih menyala yang pertanda tindakan penyelamatan masih tetap berlangsung. Prita hanya bisa pasrah, sambil terus berdoa untuk keselamatan suaminya. Suami yang beberapa jam lalu mengucap Qabul, merubah status Prita menjadi seorang istri, namun musibah yang tidak terduga di hari bahagia mereka, di hari yang seharusnya saat ini adalah waktu memadu kasih kini tergolek lemah berusaha berjuang untuk melawati masa kritis. Namun Kun FayakunNya sudah tidak bisa di elakkan. Kita sebagai HambaNya hanya patut ikhlas menerima segala qodo' dan QodarNya.

Tidka terasa 5 jam sudah tindakan operasi di lakukan, dan akhirnya lampu ruang operasi padam yang menandakan tindakan penyelamatan telah selesai. Semua keluarga segera menghampiri dokter yang keluar dari ruangan.

"Bagaimana dengan keadaan anak saya dokter? ". Ucap pak Saifudin.

" Alhamdulilah, nyawa pasien bisa di selamatkan, namun saat ini masih mengalami kritis dan belum sadarkan diri. Pasien mengalami benturan yang sangat keras di bagian kepala sehingga menyebabkan kerusakan jaringan otak secara menyeluruh atau diffuse axonal injury. Selain itu tulang punggungnya juga mengalami kerusakan parah, kemungkinan jika pasien sadar dari kritisnya akan mengalami lumpuh. Banyak berdoa semoga ada keajaiban yang menghampiri pasien. Setelah ini pasien akan dipindahkan ke ruang perawatan intensif" penjelasan dokter.

seketika tumpah ruah isak tangis, Sedih tentu. Dihari bahagia dalam hitungan detik berubah menjadi suasana yang sangat menyedihkan.

Ketika Furqon sudah di pindahkan ke ruang perawatan, Prita segera diantar oleh Ibu nya ke ruangan Furqon. Prita tak kuasa menahan kesedihannya. Dia berhamburan memeluk Furqon. Suaminya tergolek lemah tak berdaya di hari bahagia mereka. Prita tetap melantunkan kalimat istighfar untuk menenangkan hatinya. Semua keluarga pulang kerumah masing masing, namun Prita kekeh tetap ingin menjaga dan merawat suaminya sendiri, meskipun ia masih tertatih tatih untuk berjalan.

"Ibu, izinkan Prita tetap disini merawat mas Furqon Bu. Prita masih kuat, izinkan Prita mengabdikan diri kepada suami Prita. Prita ingin selalu melihat perkembangan Mas Furaon"

"iya Nak, ibu akan pulang terlebih dahulu untuk menemui tamu tamu. Nanti malam ibu akan kesini lagi untuk menemani kamu".

" tidak usah Bu. Ibu istirahat di rumah saja, Prita tidak mau sampai Ibu jatuh sakit. Prita masih kuat bu, biarkan Prita merawat suami Prita. "

"kamu yakin?. "

" InsyaAllah ibu. "

akhirnya ibu pulang ke rumah dan tinggallah Prita seorang diri menemani suaminya. Ketika semua orang sudah pulang, pecah suara tangis Prita tak bisa tertahankan lagi.

"Mas, Prita mohon, segera sadar mas. Adek pengin sama mas fuqon. Ini hari bahagia kita mas. Temani adek mas. hiks hiks.... " Prita menangis sesenggukan.

Tak terdengar sahutan dari Furqon. Hanya terdengar bunyi mesin elektrokardiogram.

Prita merawat suaminya dengan baik, sampai tak terasa sudah dua hari Furqon di rawat dan belum sadarkan diri. Di tengah malam ketika Prita melaksanakan sholat tahajud, jari jari Furqon bergerak yang menandakan Furqon sudah sadar. Prita segera memanggil dokter dan suster untuk memeriksa keadaan suaminya. Ketika dokter tiba di ruangan Furqon sydah bisa membuka mata. Belum sempat dokter memeriksa Furqon memanggil istrinya.

"Dek, maafkan mas tidak bisa menjaga adek, Maaf mas tidak bisa menemani adek. Maafkan mas yang belum sempat membahagiakan adek. Terimakasih sudah menjadi istri sehari mas. Mas InsyaAllah ikhlas Dek. Mas sayang dan cinta banget sama adek. Sudah jangan menangis lagi, nanti cantiknya hilang" Furqon berkata pada Prita sambil tersenyum kemudian menutup matanya.

Prita hanya bisa menggeleng dan memeluk erat tangan Furqon. Tak terdengar lagi suara Furqon yang terdengar hanyalah bunyi tiiiiittttttt dan menunjukkan simbol flat dari elektrokardiogram.

dokter segera memeriksa denyut nadi dan cahaya mata. Namun takdir berkata lain, Furqon sudah meninggal dunia.