Hari ini adalah hari Minggu. Hari pertama bagi Prita menjalankan tugasnya sebagai wakil ketua OSIS. SMA P akan mengadakan acara bakti sosial untuk korban erupsi gunung Semeru. Mereka memprogram kan akan menggalang dana dari para dermawan yang ingin memberikan sebagian rizkinya. Kegiatan penggalangan dana ini dimulai pukul 08.00 sampai pukul 11.00 untuk sesi pertama. Kemudian istirahat dan dilanjutkan lagi untuk sesi kedua yaitu pukul 13.00 sampai 16.00. Prita mendapat tugas untuk ikut pada sesi kedua.
Semua anggota OSIS sudah terjadwal rapi oleh ketua OSIS. Yudha menempatkan dirinya di sesi yang kedua bersama Prita. Ketika bersama Prita tak henti hentinya Yudha menebar senyum dan perhatian kepada Prita. Prita sendiri sampai merasa canggung dengan sikap Yudha.
"Ada apa dengan kak Yudha ini ya..?? kenapa sikapnya berbanding 180 derajat. Biasanya kalau di depan teman temannya dia begitu arogan, sombong dan juga sering jahilin aku., Tapi ini kok beda ya? " batin Prita.
Yudha begitu perhatian kepada Prita, sampai Yudha mengambilkan minum juga untuk Prita.
"Ini minum dulu, jangan dipaksa, kalau tidak kuat duduk aja di pos ". Ucap Yudha sambil menyerahkan botol minum.
" Iya Kak, terimakasih. "
dari awal perhatian yang diberikan oleh Yudha, Prita mulai merasakan kehangatan yang berbeda. Perhatian yang berbeda kalau hanya sebagai teman. Dia mulai berbunga bunga setiap bertemu pandang dengan Yudha. Saling meresapi perasaan masing masing.
akhirnya acara penggalangan dana untuk korban erupsi gunung Semeru telah selesai. Mereka mendapatkan dana yang lumayan besar. Dan mereka akan mengirimkan donasibtersebut kepada korban bencana secara langsung di tempat kejadian. Yudha memilih perwakilan dari beberapa anggota OSIS untuk mewakili penyaluran dana tersebut. Yaitu Yudha sendiri, Leo, Prita. Dan khusus untuk Prita boleh mengajak kedua sahabatnya yaitu Sasa dan Maya untuk turut menemani.
Mereka berencana menyalurkan donasi tersebut pada hari senin dengan menaiki mobil orang tua Yudha. Mereka berencana berangkat bersama pukul 07.00 waktu setempat.
Prita segera memberi kabar pada kedua sahabatnya untuk bisa sekiranya mengikuti program acara tersebut. Sasa dan Maya begitu antusias dan mereka pun setuju untuk mendampingi Prita.
Ketika sudah siap semua persiapannya, anak perempuan yang janjian berkumpul dirumah Prita segera pamit dengan kedua orang tua Prita. Ayah memberikan wejangan wejangan kepada kelima anak tersebut. Yudha sempat mengagumi sosok ayah Alex yang begitu perhatian kepada anaknya Prita.
"Hati hati dijalan, jangan sampai meninggalkan sholat lima waktu ya. Sempatkan untuk beristirahat di masjid sembari melaksanakan sholat. Yang bawa mobil nanti siapa Nak?" Tanya ayah kepada Leo dan Yudha.
"yang pertama bawa Leo ayah (ikut memanggil ayah sebagaimana Maya dan Sasa memanggil ayah Prita) nanti gantian saya" ucap Yudha dengan sopannya.
"ya sudah, hati hati ya, walau pelan yang penting selamat sampai rumah lagi. Jangan ngebut. ".
" Siap ayah". kompak kelima anak tersebut.
akhirnya setelah berpamitan dengan kedua orang tua Prita, kelima anak tersebut segera berangkat menuju lokasi pengungsian. Mereka begitu senang menikmati perjalanan. Pertama yang menjadi supir adalah Leo, di sampingnya duduk Yudha, di kursi belakang Prita, Maya dan Sasa. Mereka bercanda gurau tanpa adanya canggung. Begitu pula dengan Yudha yang biasa terkesan angkuh dan sombong, hari ini sangatlah berbeda di hari biasa di sekolah. Yudha lebih terkesan ramah dan perhatian. terutama kepada Prita. Sasa dan Maya yang belum pernah melihat sikap Yudha yang begitu ramah, sempat terbengong dan terkejut. Prita hanya bisa memberikan kode kedipan mata kepada kedua sahabatnya, yang berarti akan di jelaskan oleh Prita nanti ketika mereka hanya bertiga saja.
Setelah memasuki waktu dhuhur, mereka terlebih dahulu singgah ke masjid untuk melaksanakan sholat dhuhur, sekalian untuk beristirahat sejenak dan mencari makan siang.
setelah selesai rangkaian istirahat, mereka segera melanjutkan perjalanan yang lumayan jauh. Tibalah saatnya Yudha yang bergantian membawa mobil dengan Leo. sekarang giliran Leo untuk istirahat. Sasa dan Maya sudah terkelap dalam mimpi. Tinggallah Yudha yang sedang membawa mobil dan Prita yang duduk di kursi belakang.
"Kalau capek, tidur saja. nanti aku bangunin semua kalau sudah hampir sampai" ucap Yudha.
"Iya kak, aku temenin kakak saja ya, biar kakak juga gak ngantuk".
" ya sudah, terserah kamu aja. Ehh ngomong ngomong gimana sekolahmu?
"alhmdulillah aku kerasan kak, yang penting jangan dijahilin terus akunya. Nanti malah gak krasan, pindah sekolah aku". canda Prita.
" ehh.. jangan pindah donk. Janji deh gak bakalan ganggu kamu lagi. Maaf ya atas sikapku selama ini sama kamu. Aku hanya ingin menenangkan suasana hati dan pikiranku saja, tapi malah caraku salah, malahan buat kamu jengkel.
"iyya kak, gak apa apa. "
"boleh gak sekarang kita berteman? "
"boleh lah kak, kan kita emang semua saudara seiman, seperti apa yang aku bilang waktu MOS dulu".
" heheh.. iya ya.. (sambil nyengir kuda Yudha) .
"ehh... boleh gak aku panggil kamu Dek?? " tanya Yudha.
"boleh saja kak" jawab Prita.
"tapi kira kira ada yang marah tidak kalau aku panggil kamu gitu? "
"maksudnya marah gimana ya kak?.
" ya mungkin saat ini kamu lagi dekat sama cowok, kan nanti cemburu cowok kamu.
"apan sih kak.. aku itu tidak di olehin ya berpacaran atau apalah sama kedua orang tuaku terutama ayah. Lebih baik Taaruf dan langsung menikah. "
"wahhh.. beneran ini?? kalau aku taaruf sama kamu oleh tidak??
" kakak jangan bercanda dehh.. sekolah saja SMA saja baru kemaren, gimana mau taaruf?? yang terpenting sekarang itu aku harus fokus dengan sekolah kak, aku harus membuat orang tuaku bangga, bukan kecewa akibat prilakuku yang tidak tidak. "
"hehehh.. iya juga. Tapi kamu mau gak jaga hati buat aku?? Aku ingin menjagamu sampai akhir hayatku?.
sangking terkejutnya dengan pernyataan Yudha, Prita tidak bisa menjawab apa yang dipertanyakan Yudha.
" heheh.. kok bengong? gak bisa jawab ya?? udah gak usah dipikirin apa yang aku bilang tadi. Aku hanya ingin supaya kamu tau, bahwa aku punya perasaan sama kamu. Namun aku juga tidak bisa memaksakan kamu untuk menerima perasaanku, karena aku juga tau bagaimana ayah menjagamu. Aku akan berusaha menjaga hati untukmu sampai kamu siap untuk menerima perasaanku. Aku akan terus berdoa supaya kita bisa menjadi jodoh. Karena aku yakin Tuhan pasti mendengar apa yang aku doakan. "
"iya kak.. terimakasih sudah jujur mengatakan perasaan kakak. dan kakak pun sudah tau pasti apa jawabanku. aku pun juga hnaya bisa berdoa, jikalau kita memang berjodoh, pasti Tuhan akan menuntun kita menuju taqdir nya. "
Lama mereka mengobrol, sampai tak terasa mereka sudah memasuki kawasan tempat pengungsian korban semeru. Yudha segera membangunkan Leo, begitu juga dengan Prita segera membangunkan Sasa dan Maya.