Chereads / Duri Duri Kehidupan / Chapter 11 - 11. Khitbah

Chapter 11 - 11. Khitbah

pagi yang cerah secerah hati yang sedang berbunga. menyambut hari dengan penuh suka cita. Bersyukur ketika bangun menyambut hari, masih diberikan kesehatan tak kurang suatu apapun. nikmat yang begitu luar biasa yang tak akan pernah terganti.

"fa bi`ayyi ālā`i rabbikumā tukażżibān" (Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?)

"khalaqal-insāna min ṣalṣāling kal-fakhkhār" (Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar,)

"wa khalaqal-jānna mim mārijim min nār" (dan Dia menciptakan jin dari nyala api tanpa asap.)

"fa bi`ayyi ālā`i rabbikumā tukażżibān" (Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?)

"rabbul-masyriqaini wa rabbul-magribaīn" (Tuhan (yang memelihara) dua timur dan Tuhan (yang memelihara) dua barat.)

"fa bi`ayyi ālā`i rabbikumā tukażżibān (Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?)

hari yang cerah di sambut Prita dengan berbahagia, berharap hari ini menjadi manfaat dan barokah ilmu yang dia punya. Mensyukuri nikmat yang hari ini telah di dapat dengan penuh kerendahan hati. Tepat pukul 06.30 Prita sudah sampai di sekolah. Memasuki gerbang sekolah Prita di sambut oleh Furqon dan guru guru lain sudah berjejer di gerbang sekolah untuk menyambut kedatangan siswa. Pembiasaan di pagi hari adalah menyambut kedatangan siswa dengan bersalaman kepada semua dewan guru. ketika berbaris menyambut siswa Prita berhadapan dengan Furqon. Mereka hanya saling melempar senyum dengan hati yang masing masing mereka yang tahu.

"kenapa aku begitu tenang melihat wajahnya?? senyumnya yang begitu mempesona, akhlak dan tutur kata yang begitu lembut lemah gemulai. Haruskah aku mengutarakan isi hati dan niat baikku? apa tidak terlalu cepat baginya? ". batin furqon sambil menatap Prita.

hari berganti hari, tidak terasa sudah satu semester Prita bekerja sebagai guru di SMK SS. merasa sudah cukup lama mengenal Prita, Furqon bermaksud mengutarakan isi hatinya dan mengungkapkan niat baik furqon. Dia ingin meminang Prita. Memilih Prita sebagai pendamping hidupnya, dikala bahagia dan sengsara. Mengarungi mahligai rumah tangga yang insyaallah sakinah mawaddah warahmah. Karena dipertimbangkan dengan penuh keyakinan dan meminta petunjuk kepada Sang Maha Pencipta. Sepulang dari sekolah furqon semakin tidak bisa tenang dan gundah. Ingin segera menyampaikan niat baiknya kepada kedua orang tua Prita. Dia segera mengambil HP untuk mengirim Whatsapp kepada Prita.

"Assalamualikum..Dek, bolehkah nanti aku bertamu kerumah?? apakah ayah dan ibu ada? "

"Waalaikumsalam.. InsyaAllah ayah dan ibu di rumah mas, silahkan"

"oke.. InsyaAllah sehabis maghrib mas berangkat kesana. Tidak usah repot dengan segala sesuatunya, cukup ridhonya saja".

" maksudnya apa mas kok bawa ridho ridho segala?? "

"hehehehehe.. lihat saja nanti ya. semoga semua berjalan dengan lancar dan sesuai dengan keinginan. amin"

"gak seru mas ini, ya sudah.. ditunggu ya mas. Assalamu'alaikum".

" iya dek, waalaikumsalam".

Furqon segera bersiap mempersiapkan segala sesuatu untuk pergi ke rumah Prita. Selepas sholat maghrib Furqon berangkat ke rumah seorang diri. Dia menyempatkan untuk mampir membeli buah buahan dan beberapa camilan untuk buah tangan. Setelah mendapatkan apa yang dicari, Furqon segera meluncur ke rumah Prita. Sesampainya di depan rumah Prita, ia sudha disambut oleh kedua orang tua Prita dan juga Prita.

"Assalamualaikum, ayah ibu dek"

"waalaikumsalam, ayo masuk Nak Furqon" kata ayah.

"iya ayah, terimakasih".

akhirnya mereka masuk ke dalam rumah. Mereka berbincang bincang. sampai akhirnya Furqon mengutarakan niat nya datang ke rumah Prita.

" Mohon maaf Yah, Bu.. maaf kalau saya lancang datang kemari. Saya hanya ingin mengutarakan niat baik saya untuk mengkhitbah Dek Prita. Apakah mungkin sudah ada yang mengkhitbah dek Prita sebelum saya ini Yah?? "

"alhamdulillah, sampai saat ini belum ada yang datang ke rumah untuk mengkhitbah anak kami Prita. Namun kami sebagai orang tua menyerahkan segala keputusan kepada Prita, karena Prita yang akan menjalani nanti. Kami sebagai orang tua hanya bertugas memberikan saran dan meridhoi bagaimana keputusannya Prita nanti. Jadi biar Prita sendiri yang menjawab niat baik Nak Furqon. Bagaimana Prita? " ayah bertanya kepada Prita.

sejenak hening tanpa ada suara. semua mata menatap kearah Prita. Dengan tertunduk malu dan dengan hati yang jedag jedug, akhirnya...

"Bismillahirrohmanirrohim, Saya Prita Cahaya Marwah belum menerima khitbah mas furqon. Bolehkan saya melaksanakan sholat istikhoroh dahulu sebelum saya memutuskan?? beri saya waktu satu minggu, saya akan memberikan jawabannya nanti secara langsung pada mas Furqon di rumah ini dengan disaksikan ayah ibu saya dan ayah ibu mas furqonkarena bagi saya menikah adalah perihal yang sakral, tidak main main, suci dihadapan Yang Maha Esa dan ada pertanggung jawabannya kelak".

"iya dek. silahkan istikhoroh dulu, semoga bisa menjadi jalan terbaik bagi kita semua. Senin depan saya akan datang lagi bersama ayah dan ibu untuk mendengarkan keputusannya Dek Prita".

" Alhamdulillah" serentak ucap semua.

setelah semua niat baik sudah tersampaikan, akhirnya Furqon pamit undur diri. karena malam semakin larut.

"ayah, Ibu terimakasih atas sambutan ayah dan ibu. Mohon maaf jika mengganggu waktu ayah dan ibu. InsyaAllah senin depan saya beserta ayah dan ibu saya berkunjung kesini lagi."

"iya nak, tidak merepotkan sama sekali. Hati hati di jalan. Salam untuk ayah dan ibu di rumah."

"iya Ayah, Furqon pamit dulu, Assalamualaikum."

"waalaikumsalam" ucap semuanya.

ketika melewati Prita, Furqon berhenti sejenak di depan Prita.

"Dek, mas pulang dulu. Ku tunggu kamu di istikhoroh mu dek". sambil melempar senyum dan berlalu pergi.

Jangan tanya lagi bagaimana wajah Prita yang terkejut dengan ungkapan Furqon. Merah merona menahan malu sekaligus bahagia. Namun masih takut dan ragu. Dia harus memberikan keputusan yang sangat penting dalam hidupnya. Tiba tiba ketika dia memikirkan tentang khitbah yang diurarakan furqon, dia teringat seseorang yang dahulu pernah mengisi hatinya, bisa dibilang cinta monyetnya. Orang yang pernah memberikan warna indah di masa SMA nya, Namun masih terlalu dini untuk menjalin hubungan yang serius karena komitmen kuat yang di tanamkan oleh kedua orang tuanya. Dialah Yudha Sanjaya, sang ketua OSIS yang cool namun hatinya selembut salju. Hilang kontak setelah kelulusan SMA, karena mempunyai kesibukan masing masing dan terpisah oleh jarak. Tidak pernah berkomitmen untuk selalu menunggu, namun terlalu indah untuk dilupakan. Seketika teringat kata perpisahan dari Yudha ( "aku hanya ingin kamu tau Prita, setelah acara kelulusan ini, mungkin aku tidak akan selalu bertemu dengan dirimu, karena aku akan melanjutkan studiku di Perguruan tinggi Negeri di kota J. Aku harap kamu akan selalu baik baik saja, ingatlah aku yang selalu menantimu. Aku sangat menghargai keputusanmu bahwa tidak ingin menjalin hubungan dengan ku saat ini. Namun aku akan selalu memintamu di sepertiga malamku. Aku yakin, jikalau nanti kita berjodoh, pasti Tuhan akan mempertemukan kita disaat yang tepat dan akan indah pada waktunya nanti. "). Keraguan mulai menyelimuti hatinya.