"Yang kamu bawa ini apa?" tanya sang Tabib seraya mengaduk-aduk formula obat yang akan dia berikan pada gadis malang ini.
Halua mengerutkan keningnya.
"Apa maksudmu?" tanya Halua dengan kening mengerut.
"Halua, apa kamu tidak sadar? Atau pura-pura?" tanya sang tabib seraya menatap mata cokelat tua itu.
"Hey, Nak. Jawablah," bujuk sang tabib, mengulas senyum tenang.
"Pak, cepat obati saja! Jangan bertele-tele! Saya khawatir sama lukanya! Keliatan dalem banget …." lirih Halua yang melemas ketika melihat luka-luka kecil pada sekujur tubuh Esya.
Setelah beberapa menit mengeceknya, Tabib itu menatap Halua dengan serius, namun sesaat dia tertawa kecil dan menggeleng-gelengkan kepalanya seperti orang tak percaya.
"Apa kamu tahu? Ini luka biasa. Tinggal dikompres daun Chaza, sudah, sembuh."
"Hah?" tanya Halua seolah-olah tak mengerti. Karena lelaki tampan itu terlihat seperti orang linglung.