Chereads / Destined For Disaster / Chapter 13 - Northern

Chapter 13 - Northern

Esok harinya aku sudah siap pergi ke kerajaan Northern, dengan surat dari kerajaan Glasstencial yang sudah sampai lebih dulu ke sana aku jadi mudah memasuki kerajaan.

Airi "Kalian sebaiknya waspada, bahaya datang kapan saja di area luar"

Viola "Hey, kenapa kak Ria tidak ikut bersama kita Itsuki?"

"Oh maaf aku lupa bilang, dia harus mengamankan desa yang di serang monster tak jauh dari kerajaan"

Airi "Sebenarnya ia terlalu cepat diberi tugas itu, tapi apa boleh buat, Luis sama Wyle baru kembali dan harus beristirahat"

Viola "Tunggu, apa kak Ria sendirian ke sana!?"

Airi "Tenanglah, ia memimpin satu kelompok yang semua anggotanya para pahlawan sama seperti Itsuki"

"Jangan menyamakan-ku dengan mereka.."

Di tengah perjalanan, Airi mendeteksi sesuatu yang mencurigakan, ia menyuruhku untuk jalan lebih dulu bersama Viola dan memberitahu ku agar tetap waspada.

Airi langsung melempar batu teleportasi miliknya ke arah hutan untuk melakukan sihir teleportasi dan pergi ke hutan dengan cepat.

"Viola, aku ingin tau sejauh mana kemampuan bertarung jarak dekatmu?"

Viola "Hmm.. aku sudah hafal attack, dodge sama block. sama beberapa cara buat baca gerakan lawan"

"Oke.. aku bisa memberitahu lebih tentang cara membaca gerakan lawan sama respon yang harus dilakuin semisal lawan nyerang duluan"

Viola "Beneran!? cepeeeet kasih tau semuanya cepetan!"

Viola berlari ke depan dan berhenti sambil berbalik ke arah ku, dan dengan memasang ekspresi ingin tahu ia memintaku untuk mengajarkan nya hal yang ku sebutkan sebelumnya.

"Baik-baik, akan ku beritahu hal penting dari membaca gerakan"

Viola "Siap guru!"

Orphim "Heii jangan terlalu sibuk sama urusan sendiri, aku perlu perawatan disini"

"Aaa Maaf Orphim.. aku berjanji saat kita sampai kau akan ku bersihkan"

Aku terlalu sibuk dengan urusan ku sendiri sampai lupa membersihkan Orphim.

Viola "Oh ya Itsuki, ada yang ingin ku tanyakan.."

"Soal apa?"

Viola "Itu.. anu"

"Jangan sungkan Viola.."

Viola "Ha!? Eee, Ini soal janji ku dulu sih.."

Aku mengingat kembali janji apa yang Viola buat saat ia masih terkena kutukan.

Viola "Apa kau.. keberatan dengan janji yang ku buat waktu itu?"

Ku kira pertanyaan nya akan menusuk, tapi syukurlah tidak.

"Oh.. tentu tid.."

Airi "Itsuki! gendong tuan putri pergi dari sini! cepat!!"

Airi tiba-tiba keluar dari hutan dengan melompat dari cabang pohon tinggi dan langsung menuju ke arah Utara dengan berlari.

Aku pun langsung menggendong Viola dan berlari menyusul Airi dengan sihir penguatan fisik.

Viola "A-tunggu.!!"

"Maaf Viola, kurasa keadaan sekarang sedang gawat, aku belum pernah melihat Airi berteriak menyuruhku lari sebelumnya"

Aku berlari di belakang Airi, sambil menanyakan sesuatu pada Orphim.

"Orphim, apa kau merasakan sesuatu?"

Orphim "Aku hanya merasakan monster langka dari hutan yang nona Airi masuki tadi, selebihnya monster biasa"

Itu berarti...

"Airi! Apa yang kau temukan di hutan tadi!?"

Airi "Itu Tawon! Tawon merah!! Kalian jangan sampai tersengat tawon itu!!"

"Haa!? kau serius..!!?"

Orphim "Nona Airi benar Itsuki, Tawon itu bisa membuatmu pingsan 1 bulan penuh"

"Yang benar saja!? sengatan tawon saja bisa bikin afk 1 bulan?"

Kami pun berlari sebisa mungkin agar para tawon merah berhenti mengejar kami, lagi pula Orphim bilang jika sarang tawon itu terganggu, maka tawon petarung akan menyengat makhluk apa saja di sekitar mereka lalu menyebar ke seluruh area yang bisa mereka jangkau untuk melenyapkan monster-monster mengancam dan tak bersalah, tak hanya itu mereka akan mengejar berkilo-kilo meter sampai mereka bisa menyengat apa yang jadi target mereka.

Airi takut tawon merah yang menyebar akan pergi ke lokasi kami jadi ia sebisa mungkin bergerak ke lokasi kami lebih cepat dengan menggunakan penguatan fisik level dua.

Airi "...!? Apa ini, mereka muncul dari depan!?"

Airi berhenti berlari dan ketakutan saat melihat kawanan tawon merah berada tak jauh di depannya.

"Gawat.. Viola gunakan sihir pelindung cepat!"

Saat Viola menggunakan sihir pelindung, dengan cepat aku melempar batu teleportasi ke arah Airi dan melakukan sihir teleportasi agar kami bertiga selamat dari sengatan tawon merah.

"Teleport!!"

Airi "A.. Sejak kapan.."

"Syukurlah.. masih sempat"

Aku menurunkan Viola dari pangkuan ku dan bernafas lega.

"Keren loh Itsuki, pemikiran-mu sangat cepat"

Airi "Kurasa tadi aku akan disengat.. huuuh..."

Airi pun bernafas lega.

Oke kita semua selamat, tapi..

"Tunggu, apa tawon-tawon itu akan pergi?"

Viola "Hmm.."

Airi "Kurasa tidak.. mereka sudah tau kalo kita disini"

Kurasa aku akan mencoba sihir unik disini, akan ku coba sihir pelindung dengan lapisan api di luarnya, ini bukan sihir penghalang fisik sih tapi akan ku coba.

"Viola, hilangkan pelindung nya"

Airi "H-haa!? Tunggu bentar!"

"Cepat lakukan!"

Airi mulai panik ketika aku menyuruh Viola menghentikan sihir pelindung miliknya.

"Magic shield!"

Orphim "Kurasa aku harus keluar dari tubuhmu tuan.."

Orphim keluar dari tubuhku karena tidak ingin merasa terjebak di dalam selama 1 bulan, dan ia lebih memilih untuk ada di luar jika aku tersengat.

"Dasar kau, Fire Shield!"

Berhasil, sekarang yang harus ku lakukan adalah membesarkan area sihir api yang ada di luar pelindung dengan memperluas jangkauan shield.

Kurasa ini cukup..

"Kurasa tawon merah hanya punya serangan yang mengerikan"

Viola "Pelindung skala besar!? Itsuki, sihir unik apalagi yang kau punyaa...."

Airi "A-aku tidak ingin tersengat lagi.. Sialan kau Itsu.."

"Maaf-maaf, ak-"

Setelah sihir pelindungnya hilang, ada satu tawon yang masih hidup dan tiba-tiba menyengat Airi di bagian leher.

Viola "A..!?"

Orphim "Bhahahahaahahaaa"

Airi "Tidak lagi.. Siaaaalll!!!"

Viola menebas tawon yang hendak kabur setelah menyengat Airi dan aku langsung menangkap Airi yang hendak pingsan.

Viola "Kak Airi!!!"

•~•~•~•Destined For Disaster•~•~•~•

Kita berpindah ke lokasi Lily, kini semua party yang beranggotakan seluruh pahlawan sudah berkumpul di lapangan kerajaan untuk diberi arahan, Para pahlawan sudah menaikkan level mereka melebihi para petualang biasa dengan sangat cepat karena status mereka sebagai manusia yang terpanggil dari dunia lain.

Dan dari sekian banyak party, hanya dua party saja yang mendominasi atau tingkat level mereka lebih tinggi dari party lain, meskipun ada beberapa orang dari anggota mereka yang levelnya rendah.

Pemimpin dua party itu adalah Rei dan Lily, dari awal party mereka lebih unggul karena rajin menyelesaikan quest atau bahkan nekat mengambil quest yang level nya lebih tinggi dari level mereka.

Commander "Baiklah semuanya, level kalian sekarang sudah lebih tinggi dari level para petualang pada umumnya, kalian diberi istirahat sampai ada pemberitahuan lagi dari kami, sampaikan pengumuman ini pada party lain yang ikut bertugas mengamankan desa di bagian timur luar kerajaan, sekian"

Teman lily "Kukira akan ada apa ternyata kita diberi libur.."

Rei "Heyy Lily! teman-teman ku bilang mereka ingin mengobrol denganmu, apa kau ada jam kosong?"

Lily "Oh Rei.. Kurasa besok bisa, kita bisa pergi ke tavern di dekat taman kota nanti"

Rei "Baik, ajak teman-temanmu juga, kita makan bersama!"

Setelah itu, Lily dan party nya langsung pergi ke penginapan di dekat taman kota dan menyimpan barang-barang mereka, ya setidaknya untuk satu minggu.

teman lily "Kau mau kemana Lily?"

Lily "Aku ingin membeli sesuatu, tunggu ya aku gak bakal lama"

teman lily "Oke hati-hati yaa!!"

Lily pergi ke guild untuk menukar hasil quest nya setelah itu ia pergi ke sebuah pasar gelap yang tersembunyi dari kota, tentunya ia mendapatkan lokasi pasar gelap itu dari peta misterius yang dijual pedagang barang antik.

Tak lain dan tak bukan, tujuannya pergi ke pasar gelap adalah untuk membeli informasi-informasi yang dibutuhkan dan sulit didapat.

Setelah bertanya-tanya ke orang asing yang kebanyakan memakai jubah dengan penutup kepala, ia akhirnya menemukan orang yang punya informasi yang ia perlukan.

"Beritahu aku.. semua yang kau tau!"

Orang asing "Wow wow tenanglah nona.. akan ku beritahu semua, itu sebabnya kau membayar lebih..."

Semua informasi tentang nama-nama dan sedikit isi identitas para pasukan pembasmi iblis ia beli dengan harga yang lumayan, khususnya informasi tentang anggota baru yang masuk ke pasukan pembasmi iblis.

Orang asing "Hanya ada 2 anggota baru dari pasukan itu, salah satu dari mereka bernama Itsuki, dia mahir menggunakan sihir dan ilmu bertarung jarak dekat secara bersamaan, yang satu lagi aku belum tau siapa dia, yang pasti dia sangat mahir menggunakan sihir elemental"

"Itu cukup, terimakasih.."

Orang asing "Tidak.. terimakasih koin lebih nya, aku pergi dulu nona, semoga informasi yang kau dapat bisa berguna..."

Lily pergi keluar dari pasar gelap dan langsung menuju ke gerbang utama untuk menunggu para party yang dipimpin oleh Athea pulang.

Hari sudah mulai gelap, Athea dan para party pahlawan baru saja pulang.

Lily "A-anu, apa kau dari pasukan pembasmi iblis?"

Ria "Iya, aku masih baru, ada yang bisa ku bantu?"

Lily "Ada yang ingin ku bicarakan sih.."

Ria "Tunggu sebentar.. Kalian bisa istirahat sekarang, biar aku yang melapor ke yang mulia"

Ria "Baik, apa yang ingin kau bicara?"

Lily "Ini.. tentang teman masa kecil ku dulu, mungkin kau mengenalnya, namanya Itsuki"

Ria "A.. Oke..."

Lily "Aku dan teman-temanku pergi ke tavern besok, A-apa kita bisa bahas itu saat teman-temanku pulang lebih dulu?"

Ria "T-tunggu.. itu.."

Lily "Yaa.. sebenarnya kami diberi libur oleh yang mulia, jadi.. maukah kau pergi ke tavern bersama kami?"

Ria "Hmm.. Kurasa bisa, kalau tak ada tugas kurasa tak jadi masalah"

Lily pun merasa senang dan menanyakan nama terlebih dulu sebelum berpamitan dan kembali ke penginapan.

Lily "Teman-teman, kabar baik! aku mengundang salah satu anggota pasukan pembasmi iblis untuk hadir di acara tavern kita!"

Dan teman-teman Lily pun merasa senang karena ada satu orang spesial yang akan hadir di acara mereka, tentunya ini jadi kesempatan menimba ilmu bagi yang langka.

.

Kembali ke posisi Itsuki, hari sudah gelap dan Viola menyarankan untuk beristirahat dan berkemah untuk sementara karena malam hari monster lebih aktif daripada siang hari.

Aku mulai mendirikan tenda, tentunya dengan bantuan Viola tenda minimalis bisa berdiri kokoh.

Setelah membaringkan Airi di dalam tenda, kami pun langsung membakar 4 daging tusuk yang semua bahannya Viola sediakan di buku inventory miliknya.

Viola "Daging segar memang enak!! gimana rasanya Itsuki?"

"Enak loh, teksturnya lembut sama bumbu nya juga meresap.."

Viola "Ehehee, Aku diajarkan masak saat masih punya kutukan, apa kau ingin tahu caraku membedakan bumbu tanpa melihat?"

"Hmm menarik.. gimana caranya?"

Viola "Sebelum mulai memasak, awalnya aku disuruh membedakan bahan masakan hanya dengan sentuhan, dan bumbu pakai indra penciuman, lalu.."

Hidung Viola sampai me-merah karena terlalu banyak menghirup bumbu-bumbu yang ada di dapur, sampai ia ingat semua perbedaan bumbu tersebut dari aromanya.

Masakan pertama yang ia buat tak begitu mengecewakan, Viola tak pernah menyerah dan terus belajar memasak dan ingin membuat bangga kedua orang tuanya dengan masakan yang enak.

Viola "Begitu lah, aku merasa senang saat di puji mereka.."

"Begitukah.. itu pasti perjalanan yang berat bagimu dulu, kau sudah berjuang keras..!"

Aku mengelus kepala Viola dan itu membuatnya tambah senang.

Viola "Ehehe.."

Sekarang sudah semakin gelap, Viola masuk ke dalam tenda dan tidur bersama Airi, sedangkan aku masih harus menancapkan pedang besi dengan sihir pelindung aktif di sekitar agar monster yang mendekat tidak bisa apa-apa.

"Orphim kurasa kau harus ku bersihkan sekarang.."

Begitukah.. Orphim sudah masuk mode istirahat.

Aku langsung mengelap seluruh bagian Orphim sampai bersih sambil berjaga-jaga jika ada monster yang mendekat.

"Keknya gak banyak monster disini.. terlalu sunyi"

Aku melihat ke langit, ada banyak obyek yang bisa ku lihat hanya dengan mata telanjang. mulai dari planet seperti bulan yang tampak dekat dengan planet yang ku huni, ditambah banyak bintang yang berkilau dengan berbagai macam warna, walau warnanya lebih banyak biru.

Oh ya, planet ini mengorbit bintang yang juga mengorbit lubang hitam, walau tak setiap malam lubang hitam itu terlihat di langit.

Setelah selesai membersihkan Orphim, aku tidur di rumput dengan jubah sebagai selimut, walau suhu udara disini dingin itu masih teratasi api unggun yang terus menyala.

•~•~•~•Destined For Disaster•~•~•~•

Esoknya di pagi hari, aku dibangunkan oleh Viola.

Viola "...ooiii!! Itsukiii! kenapa kau malah tidur di luar!!"

"humm.. maaf kurasa aku tertidur diluar"

Saat aku bangun, jubah milikku sudah menghilang, aku pun langsung menanyakan Orphim tentang itu dan ia bilang aku kedinginan di tengah malam dan jubah saja tidak cukup, Orphim memasukan jubahku ke inventory dan membuat tubuhku hangat dengan sihir pengatur suhu sekitar.

Viola "Dasar kau ini.. apa kau tidak kedinginan di luar?"

"Oh enggak kok, sihir pengatur suhu aktif selagi aku tertidur tadi"

Setelah obrolan singkat itu, kami pun bersiap-siap dan melanjutkan perjalanan kami ke kerajaan Northern.

.

Pagi ini, Lily bersiap untuk pergi berkeliling kota kerajaan bersama teman-temannya.

Lily "Baiklah sudah semua. ... ... ah tunggu, buku inventory.. oke"

teman lily "Cepatlah Lily... kita hampir terlambat, ayo pergi ke asrama jemput Elisa"

Lily "Baik-baik ayoo, maaf ya kelamaan.."

Setelah sampai di depan asrama, Elisa sudah menunggu kedatangan teman-temannya di gerbang masuk asrama.

Elisa "Heii!! semua..!!"

Lily "Elisaa..!"

Yah.. mereka bertemu seperti sahabat lama yang terpisah jauh bertahun-tahun, mereka pun mengobrol dan saling mengungkapkan rindu.

Elisa "Aku diajari banyak hal.. apapun untuk membuat diriku lebih kuat!!"

teman lily "Itu baru namanya semangat Elisa! ayo kita berangkat semua.."

Elisa akan keluar dari akademi dalam waktu dekat, perkembangannya dalam mempelajari sihir tingkat menengah sangat cepat, bahkan ia bisa saja menggunakan sihir tingkat tinggi dengan jumlah mana yang ia miliki sekarang.

.

Kita kembali ke posisi Itsuki, Viola dan Airi, mereka mendapatkan tumpangan dari seorang pedagang yang hendak menuju ke kerajaan Northern, pedagang itu juga meminta bantuan pada Itsuki dan Airi untuk melindungi kereta kuda nya dari monster dan bandit sampai ke tujuan.

-

Pedagang "Jadi, kenapa kalian tidak menyewa kereta kuda hah?"

"Sebenarnya aku berniat menyewanya.. tapi.."

Viola "Jangan melihatku, hmph!"

Viola memintaku jangan menyewa kereta kuda, dia lebih suka berpetualang dan melihat dunia luar secara langsung.

Kami pun mengobrol sambil bercanda dengan tuan pedagang di sepanjang perjalanan, tak banyak monster yang menghadang dan hanya ada dua orang bandit yang mencegat kami dan itupun ku tangkap dengan tali yang sudah di sediakan pedagang.

"Hei paman, apa paman setuju jika aturan perbudakan elf sama ajin dihilangkan?"

Pedagang "Tentu saja ak.. tidak, kami para pedagang barang dan rempah pasti setuju, mengingat situasi sekarang semakin memburuk"

Perang membuat situasi dunia semakin buruk, ditambah lagi beberapa hukum dan aturan yang seharusnya hilang sesudah munculnya kedamaian pada masa kepahlawanan sebelumnya kini malah dibiarkan dan membuat situasi semakin parah.

Pedagang "Terimakasih ya, tanpa kalian mungkin barang dagangan ku takkan selamat sampai kesini, ambilah ini"

Kami diberi kartu guild universal secara gratis oleh si pedagang, dengan kartu ini aku dan Viola dapat memindahkan semua status guild dan pencapaian yang didapat dari guild sebelumnya ke guild yang lain tanpa syarat, begitu juga sebaliknya.

Namun kartu guild universal adalah item sekali pakai dan harganya juga cukup tinggi.

"Baiklah.. pertama kita pergi ke istana, Airi perlu diistilahkan"

Viola "Anu Itsuki, apa kau tidak pegal menggendong kak Airi?"

"Kau ini... aku baik-baik saja, daripada memikirkan ku lebih baik kau pikirkan apa yang dirasakan Airi sekarang"

"...!?"

Kilatan besar terlihat dari pusat kota, dan efek listriknya juga terasa sampai gerbang utama.

Viola "Apa itu tadi!?"

Orphim "Itsuki, ada hal aneh yang ku deteksi di sana, kurasa kau harus memeriksanya"

"Viola.."

Viola "Perasaan ku tidak enak.."

Aku melemparkan batu teleportasi ke arah pusat kota, dan mendarat di salah satu atap rumah, tak lupa aku memegang tangan Viola agar ikut teleport bersamaku.

"...!?"

Viola "Tidak.. tidak mungkin.."