Chereads / Destined For Disaster / Chapter 18 - Quest!!

Chapter 18 - Quest!!

Pagi hari di Glasstencial, suhu udara mulai hangat kembali dan salju mulai meleleh, Aku bangun lebih pagi dari biasanya karena situasi tidur ku yang awalnya sering sendirian kini ditemani senjata roh.

Saat membuka mata aku sudah dalam posisi memeluk Orphim, entah bagaimana aku bisa berposisi seperti itu yang pasti Orphim terlihat tersenyum saat ku peluk.

Setelah bangun dari kasur aku bersiap dan mengemasi barang-barang yang ku perlukan ke buku inventory, setelah itu aku membangunkan Orphim yang merasa kedinginan lalu masuk ke tubuhku untuk menghangatkan diri.

"Orphim, ini pertanyaan aneh sih tapi.. apa senjata roh bisa makan?"

Orphim yang mendengar itu langsung menertawakan ku, dan mengejek ku setelah ia tau aku sudah menganggap nya seperti manusia karena tubuh evolusinya.

Orphim "Yaaah kami juga bisa makan sih.. bisa merasakan juga, tapi makanan itu pergi entah kemana setelah kami memakannya, jujur kami lebih puas jika digunakan dalam bertarung, mungkin.. rasanya seperti makan makanan yang lezat"

"Begitu ya.. bagaimana dengan batu Neflem?"

Orphim "Hmm.. menurutku batu Neflem itu sumber energi atau mungkin kekuatan, rasanya puas saat aku memakannya"

Dapat di katakan Orphim seperti kecerdasan buatan jika di dunia asal ku, ia tidak memerlukan makan untuk mengisi daya, melainkan dengan listrik dan sumber kekuatannya adalah baterai.

.

Saat aku berjalan melewati bangunan guild, Clara sedang berdiri di sana dan melihatku lewat.

Clara "Itsuki! disini..."

Ia melambai ke arahku dari jauh dan hendak menghampiri ku.

"Pagi Clara, apa kau ingin menyelesaikan quest dari guild?"

Melihatnya membawa beberapa kertas Quest dari guild, aku langsung bertanya seperti itu.

Clara "Yap.. itu rencana ku sekarang tapi, aku tidak punya party untuk menyelesaikan ini"

"Kalo gitu kita selesaikan bersama saja, aku juga punya quest hari ini, kau bisa jadi support jarak jauhku"

Clara terlihat senang dan menerima ajakan ku untuk menyelesaikan quest bersama, di perjalanan kami saling bercerita satu sama lain dan berbagai tips sesuai keahlian masing-masing.

"Oh ya, quest apa saja yang kau ambil?"

Clara "Hanya 4 quest yang ku ambil, dua rank B dan dua rank D"

Aku sudah bisa menebak masing-masing quest yang ia ambil adalah perburuan dan pengumpulan bahan seperti tanaman obat.

Secara kebetulan quest rank D yang ia ambil sama dengan quest milikku, dan untuk awalan kami memulai dari quest tersebut.

Setelah selesai, aku memutuskan untuk mencari laba-laba yang memiliki jaring emas di hutan dekat lokasi kami mengumpulkan tanaman herbal.

Dalam pencarian, Clara menggunakan penglihatannya yang tajam agar lebih cepat, dan benar saja.. tak butuh waktu lama kami mendapatkan 2 laba-laba plus kantung telurnya yang baru dibuat sang induk.

.

"Jangan lengah.. mereka bisa saja menyergap kita sekaligus"

Saat ingin keluar dari hutan, tiba-tiba kami di kepung sekawanan black tiger, dengan pemimpin kawanan mereka yang berbulu lebih lebat dari yang lainnya.

Clara "Itsuki, apa kau punya sihir listrik?"

"Tentu, ada rencana?"

Clara "Bagus, lumpuhkan beberapa black tiger di depanmu, aku punya sihir multishot"

Total black tiger yang kami hadapi ada 12, 6 di depanku dan 6 di depan Clara, kami saling membelakangi untuk melindungi satu sama lain.

"Electro strike!!"

Clara "Fire arrow.. Multishot!!

aku berhasil melumpuhkan keenam black tiger, sedangkan multishot milik Clara hanya mengenai 4 target saja, dengan begitu dua black tiger dengan sigap menyerang kami dengan cepat.

"Gawat, Clara!"

aku menarik tubuh Clara untuk menghindarkan dari cakaran, sedangkan aku harus cepat menunduk untuk menghindar dari sergapan black tiger.

Clara "Fire arrow!"

Dua anak panah api langsung melesat ke dua black tiger tersebut, aku sedikit terkesan saat melihatnya masih bisa menggunakan crossbow dalam keadaan tergeletak di tanah bersamaku.

Perburuan black tiger berakhir, walau awalnya kami tidak sengaja menemukan black tiger, ini sangat menguntungkan ku mengingat taring dari black tiger adalah tujuan ku menyelesaikan quest.

Setelah selesai, kami punya misi yang sama yaitu mengumpulkan kulit serigala, lokasi yang dituju adalah perbukitan dengan hutan yang tak jauh dari lokasi kami saat ini

Saat sampai di hutan bukit, kami bertemu beberapa goblin yang untungnya menjadi quest perburuan yang di ambil Clara, setelah selesai membunuh goblin kami mencari serigala ke arah hutan lebih dalam dan berhasil menemukan satu kawanan.

Perburuan berlangsung hingga siang hari sampai kami mendapatkan cukup banyak kulit serigala yang dibutuhkan untuk quest, hingga quest terakhir yang aku punya yaitu mencari mata ular raksasa.

Kami mencarinya di setiap hutan, hingga kami memutuskan untuk pergi mencari ular tersebut di rawa-rawa yang awalnya Clara enggan pergi ke sana.

Alasan ia tidak ingin pergi ke rawa adalah ketakutannya akan slime coklat, bagaimana tidak? slime tersebut bisa membuat pakaian yang kami kenakan dimakan olehnya, dan slime itu bisa melompat dari pohon lalu mendarat di tubuh kami kapan saja.

Meski begitu, Clara memutuskan untuk ikut denganku dan tetap berhati-hati sambil mengawasi ranting pohon di atasnya.

Sesampainya di rawa kami melihat slime biru lebih banyak ditemukan disini daripada di padang rumput luas, dan menandakan kalau habitat asli slime itu sendiri adalah rawa.

Clara "K-kayaknya aku mending tunggu di luar rawa saja Itsuki"

"Apa kau yakin ingin menunggu sendirian?"

Clara berpikir kembali, jika ada kawanan monster saat ia menunggu mungkin pas Itsuki kembali Clara akan tidak ada, jadi mau tidak mau Clara ikut mencari Giant snake ke dalam.

Beberapa menit berlalu, aku tetap belum menemukan ular yang ku cari, di tengah pencarian slime coklat dan biru terus mengikuti kami dengan gerakan yang pelan, tak jarang beberapa slime yang berada di atas pohon menjatuhkan diri mereka ke arah kami.

"Akhirnya.. ketemu!!"

Clara "Bisa kita selesaikan ini? aku ingin cepat-cepat keluar.."

"Yaah.. akan ku selesaikan ini dengan satu serangan panas.."

Clara "Tidak mungkin..."

Ekhem.. aku melapisi pedang besi dengan api lalu memotong bagian kepala Giant snake tersebut sebelum mencabut kedua matanya.

"Baik ayo keluar, slime nya sudah semakin banyak disini"

Clara "Hiii.. slime sialan!!"

satu slime biru jatuh tepat di atas kepala Clara, dengan panik ia langsung menyingkirkan slime tersebut sambil mengira kalau itu adalah slime coklat.

"Tak apa, itu hanya slime biru, ayo cepat keluar dari sini"

Aku memegang tangan Clara dan lari keluar rawa, di saat yang bersamaan slime yang awalnya mengikuti kami sekarang malah menutupi jalan keluar.

"Apa-apaan ini.."

Clara "Biarkan aku, Wind blow!!!"

Jalan terbuka, Clara menggunakan elemen angin untuk menyingkirkan semua slime yang menghalangi jalan hingga slime-slime itu terhempas kemana-mana.

.

Setelah semuanya selesai, kami memutuskan untuk kembali ke Glasstencial dan memberikan barang quest ke guild.

Hari sudah sore, kami sampai di guild dan langsung menghampiri meja penerimaan barang quest dan menunggu giliran (mengantri)

Rios "Selamat da.. wah-wah, anak muda selamat datang kembali, apa ada yang bisa ku bantu?"

"Sudah lama sejak aku tidak kesini, Rios.."

Aku sedikit mengobrol dengan Rios setelah sekian lama aku tidak kembali ke guild ini sebelum menyerahkan barang quest yang diminta.

Setelah selesai aku mengenalkan Rios dengan Clara yang sebelumnya belum bertemu karena Rios tidak datang ke guild terlalu pagi.

Jujur kami sedikit mencuri perhatian saat mengeluarkan seluruh barang quest dari buku inventory dan membuat mata para petualang tertuju pada kami.

Rios "Baiklah.. semuanya sudah di hitung, ini untukmu, dan ini untukmu nona muda"

"Makasih!"

Clara "Terimakasih.."

Aku merasa lapar setelah seharian menjalani quest, dan berniat untuk memakan bekal yang sebelumnya ku beli di malam kemarin.

Clara "Itsuki, kau lapar?"

"Yaa.. aku lapar, ad.."

Clara "Aku ada bekal di di buku inventory, jika kamu mau.. kita bisa berbagi"

"Sebenarnya, aku juga sudah bawa bekal hehe, kita bisa makan bersama"

Kami pun duduk di bangku umum dekat guild dan memakan bekal masing-masing, saat aku mencoba memakan makananku suhu makanannya menurun hingga hangat, padahal saat ku masukkan makanan itu ke buku suhu nya masih panas.

Dari hal itu aku langsung mengasumsikan ada waktu dengan kecepatan lebih lambat berjalan di dalam buku inventory, dengan kata lain buku inventory mempunyai kelebihan bisa mengawetkan suatu barang yang ada di dalamnya.

Sesekali kami mencicipi bekal satu sama lain dan mengobrol tentang hari ini.

"Nah Clara, kau bilang tujuanmu kesini untuk tinggal bersama adik dan kakek mu bukan?"

Clara "Iya, berhubung aku sudah tak punya apa-apa lagi di kerajaan Northern, aku juga tidak ingin hidup dengan kegelisahan di desa itu"

Rumah milik ibu Clara dan para penduduk desa di sana sudah hampir berantakan akibat serangan dari Neflem, jadi daripada Clara tetap tinggal di sana dengan ancaman makhluk misterius, ia lebih memilih untuk pergi dan tinggal bersama kakeknya.

Clara sendiri tidak ingin menceritakan kenapa ia hidup sendirian di desa tersebut, dan kenapa adiknya dipisahkan untuk diurus oleh kakeknya.

"Begitukah.. maaf"

Clara "Jangan dipikirkan.. ini sudah saatnya aku pulang"

"Aku juga mau pergi, sampai ketemu besok ya!"

Aku masuk kembali ke dalam guild untuk bertanya pada Rios apa ia tau soal rumah yang dijual atau mungkin di kontrakan.

Rios "Tentu ada! biasanya para party tingkat A membeli rumah sebagai markas mereka untuk berkumpul"

"Keren.. bisa rekomendasikan aku rumah terbaik?"

Sambil menunggu Ria kembali, aku coba mencari rumah untuk ditinggali agar setiap malam tidak terus mencari Inn untuk tidur.

Rios "Ini, 5 rumah yang terdaftar disini adalah yang terbaik"

Semua rumah yang direkomendasikan Rios memiliki banyak kamar, saat aku bertanya kenapa ia menjawab karena biasanya party rank A memiliki anggota lebih dari 4.

"Hmm.. hey, apa aku boleh mengecek rumah ini?"

Rios "Tentu, bawa saja kertas ini dan.. ini kunci nya"

Rumah yang terlihat seperti mansion tetapi lebih kecil dan memiliki 2 lantai, dilengkapi dengan kolam untuk berendam, halaman yang cukup luas dan sebuah kebun untuk menanam sesuatu.

Saat ku lihat dalamnya, rumah ini sudah seperti rumah berhantu yang terbengkalai, aku mengecek setiap ruangan yang ada dari atas sampai ruangan basement.

Setelah berpikir beberapa kali, aku akhirnya memutuskan untuk membeli rumah ini dengan harga yang asalnya 600, Rios turunkan jadi 520 koin emas setelah aku melihat kondisi rumah tersebut.

Rios "Terjual! terimakasih anak muda!"

.

Setelah membelinya, aku memutuskan untuk pergi ke toko bahan bangunan untuk memperbaiki rumah tersebut.

Penjual "Hmm hmm, baiklah.. soal relawan perbaikan akan ku urus, kami akan datang besok pagi ke sana"

490 Koin emas, aku membeli bahan-bahan yang diperlukan setelah mengamati bagian mana saja yang perlu diperbaiki, dengan bantuan dari penjual bahan untuk memperbaiki rumah tersebut, ia menjamin besok malam rumahku akan siap untuk dihuni.

"Baik terimakasih paman, saya pamit dulu!"

Aku pergi ke Inn untuk beristirahat dan sesekali memesan makanan di Inn tersebut.

??? "Selamat datang di Inn kami tuan, apa yang ingin anda pesan?"

"Hmm.. Ayam panggang aja satu porsi"

??? "Ayam panggang ya, untuk minumannya kami merekomendasikan wine sega.."

"Tunggu, teh pahit saja"

Aku lebih memilih minuman lain dibandingkan minuman yang membuatku mabuk, berhubung aku tidak tahu apa tubuhku kuat menahan rasa mabuk tersebut.

??? "Dimengerti, tunggu sebentar ya tuan.."

Mereka merekomendasikan minuman yang harganya tidak begitu murah atau mahal menyesuaikan dengan seberapa sering si pelanggan memesan sesuatu di Inn ini.

Dan berhubung aku baru berada disini, si pelayan tau apa yang harus ia rekomendasikan untukku tanpa mempedulikan apa aku akan suka itu atau tidak.

.

Setelah selesai makan dan memesan kamar, aku berbaring di ranjang dan mengobrol dengan Orphim tentang Neflem dengan kekuatan yang lebih tinggi, mereka bisa memanipulasi obsidian lebih baik dibandingkan Neflem yang sering ku temui, terlebih lagi, tubuh mereka sering kali dilapisi dengan obsidian keras menyerupai armor.

Satu hal lagi, beberapa dari mereka lebih memilih menggunakan senjata jarak dekat seperti pedang, sabit dan tombak berbahan dasar obsidian.

Di sela-sela obrolan tersebut Orphim berpesan padaku untuk jangan melawan Neflem yang sudah ia sebutkan, sendirian, kemampuan bertarung mereka melebihi Neflem lain yang ku lawan dengan susah payah.

•~•~•~•~•~•~•Destined For Disaster•~•~•~•~•~•~•

Nesta "Jendral, kali ini kita unggul dalam kekuatan, para pahlawan itu.. mereka bisa di andalkan"

Jendral "Mereka punya potensi lebih dari ini Nesta, sejarah dimulai dari sekarang dengan adanya mereka"

Di medan perang, Elgrid dan Jendral Riftguard berusaha mempertahankan wilayah yang dekat dengan desa-desa yang berdiri sendiri.

Prajurit "Jendral!! kami perlu bantuan di wilayah barat!! Para elf merebut wilayah kami!!"

Jendral "Nesta, bawa para petualang bersamamu ke distrik barat, elf-elf itu sudah cukup banyak mencuri wilayah kita"

Nesta "Bagus sekali.. aku ada dendam pribadi dengan mereka semua, segera laksanakan jendral!"

Jendral Riftguard terus memantau garis depan dari sebuah tower, lengkap dengan teropong yang ia genggam dan peta wilayah pertempuran di atas meja.

Sebenarnya, Jendral Riftguard juga ingin pergi berjuang bersama yang lainnya di depan, namun kondisi seperti ini membuatnya lebih mengandalkan keahliannya dalam strategi.

.

Lily "Jangan biarkan satupun iblis menyerang garis belakang kita!"

Rei "Lily, bawa party mu ke tower depan! Kapten Elgrid butuh bantuan kita!"

Di area depan, party Rei dan Lily bekerja sama untuk merebut kembali tower pengawas yang di kuasai oleh iblis.

.

Elgrid "Apa masih lama Athea!?"

Ria "Sebentar lagi.. bersabarlah.."

Di puncak tower, Ria sedang mencoba merapalkan sihir peledak beruntun yang ada di buku salah satu iblis penyihir yang sudah di bunuh Elgrid, sementara itu Elgrid berusaha menahan dan membunuh iblis yang mencoba naik ke puncak tower.

Di bawah tower, party Rei dan Lily membunuh semua monster yang masuk ke dalam tower, dan mereka membagi tugas untuk mengurangi jumlah iblis di dalam tower dan menjaganya agar tidak ada iblis yang masuk lagi.

Lily "Rei, masuklah ke tower bunuh sisanya, kami bisa menahan yang di luar"

Rei "Baik, Ema ikuti aku!"

Ema "Hei banyak iblis kuat di sana.. tunggu!!"

Lily "Elisa, bisa kau bantu mereka? sepertinya iblis di dalam masih cukup banyak"

Elisa "Laksanakan.."

Para prajurit telah dikirim ke tower oleh Jendral Riftguard untuk membantu peluasan wilayah, party Lily sangat terbantu dengan jumlah prajurit yang di kirim tidak main-main, beberapa archer yang ikut dikirim langsung masuk ke dalam tower menyusul Rei, Ema dan Elisa yang tengah membersihkan jalan dari Iblis.

Elgrid "Mereka datang.."

Ria "Selesai.. Release Force Explosion!!"

Setelah mempelajari sihir dan langsung mempraktekkan kan sihir besar tersebut, Ria terduduk lemas karena mana yang ia miliki terkuras cukup banyak dengan cepat.

Setelah beberapa detik tidak terjadi apa-apa, empat ledakan besar muncul di titik yang Ria tentukan, saking besarnya ledakan tersebut membuat getaran yang di rasakan sampai wilayah barat.

Jendral Riftguard yang melihatnya dari jauh juga merasakan getaran setelah melihat ledakan itu terjadi.

Ria "... Bunuh semua.. bunuh!!""

Dengan rasa puas dan tawa jahat yang samar-samar, Ria melihat hasil sihir nya yang berhasil membunuh puluhan ribu pasukan iblis dengan cepat.

Saat Ria tau ia akan pingsan, dengan cepat ia mengambil banyak mana potion dari buku inventory nya untuk diminum sekaligus.

Setelah ledakan itu terjadi, sebuah suara terompet terdengar dari atas medan pertempuran, dan secara tiba-tiba para iblis yang berusaha menginvasi berhenti menyerang dan mundur ke area mereka sendiri.

Elgrid "Suara itu lagi.. kita menang, Athea apa kau baik-baik saja?"

Ria "Sangat baik.. aku tidak menduga sihir itu akan memakan banyak mana"

.

Jendral Riftguard "Suara itu.. hmph, mereka memiliki menyerah lebih awal kah.."

.

Ria "Tch.. Lari!? Flame meteor!! Fire Bolt!!"

Rasa dendam membuat Ria tidak berhenti menyerang walau para iblis mundur, Elgrid yang melihat itu hanya bisa membiarkannya terus menyerang iblis tanpa henti.

Elgrid "...!? Athea!!"

Ria menggunakan setengah persen mana nya untuk peningkatan fisik berkala lalu melompat dari tower, setelah mendarat ia menggunakan sihir api dengan tingkat peledak sedang untuk membabi-buta para iblis yang melarikan diri.

Rei "Kapten!"

Elgrid "Akhirnya.. apa kalian sudah membunuh iblis dalam tower?"

Rei "Di dalam sudah tidak ada iblis, tapi.. bunker tower sudah kami blokir karena banyak iblis keluar dari sana"

Elisa "Sihir tanah ku cukup untuk memblokirnya, tapi aku tidak yakin itu bisa bertahan lama"

Ema "Sisa mana ku tinggal sedikit.. *menghela nafas*"

Ema terduduk lemas sambil meminum sisa mana potion nya, sejak awal Ema terus menggunakan sihirnya untuk memperkuat fisik Rei dan menyerang iblis dari jauh.

Elgrid "Bagus.. untuk sekarang istirahatlah disini, kita sudah menang"

Elisa Rei dan Ema melihat para iblis sudah mundur dari perang, mereka juga melihat Ria tengah mengeluarkan sihir peledak nya secara terus-menerus ke arah iblis.

Elisa "Mengerikan.."

Rei "Kapten.. dia.."

Elgrid "Jangan terlalu mempedulikan apa yang dia lakukan, istirahatlah"

Elgrid paham kalau Ria punya kebencian terhadap iblis, dilihat dari perilaku nya yang berubah drastis ia paham betul ada sesuatu yang membuat Ria sangat membenci iblis.

Elgrid "Rei, aku ingin kau dan Lily ikut denganku ke bunker tower setelah ini, mengingat bunker itu tidak terhubung ke area mana pun aku yakin masih banyak iblis di dalam sana"