Chereads / Destined For Disaster / Chapter 19 - A Good Riddance

Chapter 19 - A Good Riddance

Pagi hari di area berpasir, Elgrid tengah memimpin pasukannya menuju garis depan, mereka melewati gurun yang sangat panas dan sampai di area bertebing dari gurun tersebut. Di sana mereka bertemu dengan monster kalajengking yang berukuran 4 kali lebih besar dari aslinya.

Tentunya itu tidak menjadi halangan berarti bagi mereka, saat mereka akan sampai di reruntuhan kuno para prajurit dari Riftguard yang sudah lebih dulu sampai meminta Elgrid untuk bertemu dengan pasukan mereka yang sedang menunggu.

Terlihat para petualang dari Riftguard juga ikut berpartisipasi untuk mempertahankan garis depan bersama prajurit, mereka semua dipimpin oleh seorang Jendral dan seorang petualang tingkat A yang berpengalaman di medan perang.

Setelah mereka bersiap perjalanan pun dilanjutkan, Elgrid terlihat asyik mengobrol dengan Jendral Riftguard di atas kuda mereka masing-masing, sementara itu Ria hanya mengawasi sekitar dan melihat beberapa kalajengking yang mondar-mandir di atas tebing.

??? "Hei apa kau sedang melihat kalajengking?"

Ria "Yaa.. mereka mengikuti kita dari atas"

Petualang tingkat A dari Riftguard mendekatkan kuda nya ke sebelah Ria dan mulai mengobrol dengannya.

??? "Mereka tidak bisa menyerang kita, tebing itu terlalu tinggi untuk mereka"

Ria "Begitukah.. aku sedikit tenang"

??? "Namamu?"

Ria "Panggil saja aku Athea, Pasukan pembasmi iblis"

Nesta "Athea kah.. kau satu tim dengan kak El, aku Nesta, Velodia Nesta petualang tingkat A, Salam kenal!"

Jendral "Hei Nesta.. Elgrid ingin bicara denganmu"

Nesta "Baik!! Tetap fokus seperti tadi ya Athea.. Daah.."

Nesta pergi ke barisan mereka berdua dan mengobrol layaknya teman akrab.

•~•~•~•~•~•~•Destined For Disaster•~•~•~•~•~•~•

Pagi hari di kerajaan Northern.. Aku, Vio dan Airi sudah diakui menjadi orang kepercayaan Ratu, karena telah banyak berkontribusi dalam menyelesaikan masalah internal dan eksternal.

Ratu sudah mencabut peraturan yang membuat para elf diperbudak sejak kami bertiga menjalani misi terakhir.

Dan sekarang, kami diperbolehkan untuk kembali ke kerajaan Glasstencial setelah selesai menerima hadiah berupa koin emas sebanyak 3000 koin.

Ratu berpesan agar tidak memberitahukan imbalan tersebut saat mereka kembali, pasalnya itu tidak ada dalam perjanjian. Walaupun begitu, Ratu tetap memberikan imbalan tersebut sebagai rasa terimakasihnya.

.

"Akhirnya.."

Airi "Kurasa kali ini aku bisa lebih tenang.."

Pedagang yang sebelumnya mengantar kami sekarang menawarkan tumpangan untuk pulang pada kami, ia bilang musim dingin membuatnya kesusahan menjual barang dagangannya.

Sebelum kami berangkat pulang, Clara tiba-tiba mendatangi kami dengan pakaian khas petualang, pakaian yang sedikit ketat dilengkapi dengan sepatu dan armor kulit serta sebuah crossbow di punggung nya.

Clara "Itsuki!!"

"Clara? kenapa kau ada disini?"

Viola "Heii Clara, apa kau mau berpamitan dengan kami?"

Clara "Bukan.. aku juga ingin pergi ke Glasstencial"

Viola "Apa?"

Clara mendapatkan kabar dari salah satu prajurit saat mengobrol di asrama kalau kami bertiga akan pulang ke Glasstencial di keesokan harinya, berhubung kakek dan adiknya tinggal di Glasstencial, ia berinisiatif untuk pergi ke sana juga dikarenakan desa tempat tinggalnya sudah cukup hancur akibat serangan waktu itu.

Clara "Aku tidak punya pilihan lain lagi.."

Viola "Begitukah.. naiklah, kita berangkat sekarang"

"Paman, coba ini.."

Aku memakai sihir untuk membuat tubuh paman pedagang menjadi hangat, berhubung pakaiannya tak terlalu tebal.

Pedagang "Wooah.. hangat nih.. terimakasih tuan, kita berangkat!!"

Clara naik dan duduk di sebelah Viola lalu mengobrol seputar petualang dan cara bertarung mereka masing-masing, sementara itu Airi duduk di sebelahku sedang sibuk mengasah pisaunya dengan menggesekkan satu pisau ke pisau lain.

Airi "Hei Itsuki, sepertinya kau yang terpilih"

"...!? Apa maksudmu?"

Airi "Apa kau tidak melihatnya? pertumbuhan mu lebih cepat dibandingkan pahlawan lain"

"Kurasa itu hanya kebetulan, mengingat aku ha.. tidak lupakan.."

Pikiran ku melakukan flashback terlalu jauh hingga menembus ke kehidupan ku yang dulu.

Airi "Hmmm.. yah, mau bagaimana pun kau bisa dibilang spesial karena beberapa hal"

"Tunggu, apa kau merasakannya?"

Airi "Aku belum pernah merasakan kekuatan sebesar milikmu"

Orphim "Dia melihatku Itsuki, kurasa aku tidak bisa bersembunyi darinya"

"Hm.. anggap saja itu tidak pernah ada, aku tidak ingin terlibat hal-hal merepotkan"

Airi "Kau harus lebih waspada dengan assassin yang punya kemampuan seperti ku Itsuki, apapun yang mereka ketahui bisa mereka jual"

Ini mengacu kepada pasar gelap yang juga ada penjual informasi, mulai dari informasi sepele sampai yang sangat rahasia. si pembeli bisa membayar mahal hanya untuk mencari informasi yang ia inginkan di sana.

Mendengar itu aku pun memikirkan cara agar Orphim tidak bisa dilihat oleh tipe sensor lain selain Airi, mengingat sesuatu bisa saja terjadi jika rumor senjata roh ada padaku.

Orphim "Tunggu, aku memikirkan satu cara.. tapi, sepertinya akan butuh waktu lama untuk itu"

"Cara apa maksudmu?"

Orphim "Aku bisa seutuhnya jadi senjata saat digunakan, walau aku masih bisa dilihat di bentuk roh dalam dirimu tapi itu cara satu-satunya"

"Jadi.. saat kau berbentuk fisik, kau tidak bisa dirasakan pemakai tipe sensor?"

Orphim "Yaa, kau juga bisa membentuk senjata lebih cepat, cuma di mode itu aku tidak bisa berbicara denganmu"

"Begitukah.. sayang sekali"

Airi "Oh ya.. aku punya satu trik untuk membuat kekuatan mu tidak bisa dirasakan assassin sepertiku"

"Sungguh? Cepat beritahu aku!!"

Airi "Kau harus pergi ke desa para demi human, aku bisa memberitahumu lebih saat kita sudah sampai"

.

Kami tidak terlalu banyak mendapatkan halangan di perjalanan tetapi, masih ada bandit yang kerap kali muncul untuk merampok siapa saja yang melewati wilayah mereka.

Walaupun begitu, meskipun aku tidak turun tangan Viola dan Clara menghabisi para bandit tersebut tanpa melukai mereka.

Di siang hari sebelum sore kami baru sampai di gerbang utama Glasstencial dan melihat di sini salju juga sudah turun di kerajaan ini.

Pedagang "Nah.. ini mah udah gak bisa ngapa-ngapain lagi.."

Melihat di Glasstencial juga turun salju, paman pedagang jadi tidak yakin akan menjual barang dagangannya disini, walaupun begitu ia tidak punya pilihan lain selain berjualan.

"Aku tidak mengira disini juga turun salju.."

Airi "Yaa.. seharusnya musim dingin tidak datang se cepat ini"

Sebelum kami melapor ke ayah Viola kami berpamitan dengan Clara yang ingin langsung pergi ke rumah kakek nya, dan memberikan informasi kalau ia akan menjadi petualang (kembali).

Setelah melaporkan misi yang berjalan dengan lancar di ruang singgasana, Viola menceritakan keseruannya berpetualang bersamaku dan Airi di depan ayahnya, dan secara tidak langsung itu membuat ayahnya senang karena putri kesayangannya tumbuh dewasa dan melihat dunia lebih luas.

•~•~•~•~•~•~•Destined For Disaster•~•~•~•~•~•~•

Dua hari setelah kerajaan Glasstencial dan Northern mencabut peraturan perbudakan terhadap ras elf dan mengirim elf yang di perbudak ke Elf Kingdom, melihat ini salah satu Ratu utama mereka yang bernama Gavana merasa curiga dan mengira ras manusia akan melakukan sesuatu pada Elf Kingdom.

Untuk itu diadakanlah pertemuan 4 pimpinan yang hanya melibatkan empat pemimpin kerajaan saja, sedangkan Anak laki-laki yang jadi pemimpin utama mereka tidak diikutkan dikarenakan mental nya yang bisa dibilang masih dalam pertumbuhan.

Mau bagaimanapun pemimpin utama mereka tetaplah masih anak-anak dan masih terlalu cepat untuk terlibat dalam konflik serius.

Gavana

Aricia

Ilvie

Anrin

Masing-masing dari mereka memimpin kerajaan mereka sendiri dengan sistem pemerintahan yang sudah di sama rata kan.

Kini mereka berempat berkumpul di meja bundar untuk membahas hal janggal yang sudah mereka ketahui yang tak lain adalah pencabutan peraturan perbudakan, dari informasi yang mereka dapat, para elf yang di sebelumnya diperbudak ada yang mengatakan hal negatif dan ada juga yang positif, walaupun begitu informasi yang didapat dari mereka sangat berharga.

Mulai dari informasi ringan sampai berat, contohnya informasi tentang para elf yang memilih untuk tinggal bersama manusia setelah peraturan perbudakan dicabut.

Gavana, Anrin dan Aricia sudah merasa sangat geram terhadap ras manusia dilihat dari informasi negatif yang didapat tanpa melihat informasi positif, berbeda dengan mereka bertiga Ilvie sudah mempertimbangkan semua informasi yang ia dapat dan menarik kesimpulan bahwa ras manusia tidak seburuk yang ia dengar di cerita masa lalu.

•~•~•~•~•~•~•Destined For Disaster•~•~•~•~•~•~•

Berpindah ke lokasi Ayleth, di hutan bersalju Ayleth berjalan sendirian dan kelaparan, ia bermaksud untuk singgah di desa para demi human agar bisa mendapatkan makanan.

Ayleth "Sial.. kenapa tak ada satupun rusa di hutan ini.."

Saking laparnya ia berjalan dengan pelan menyusuri hutan hanya dengan jubah berkerudung yang tentunya tidak dapat menahan suhu dingin.

Setibanya di desa demi human, Ayleth melihat banyak petani yang sedang berusaha mengusir beruang besar kelaparan, bermodalkan alat bertani dan obor mereka berusaha melindungi gudang persediaan agar tidak di acak-acak oleh beruang tersebut.

Ayleth berjalan dengan pelan ke arah beruang tersebut lalu menyetrum nya menggunakan sihir petir.

Ayleth "Electro strike!!"

Beruang berhasil dilumpuhkan, tetapi disisi lain Ayleth sudah tidak kuat untuk berjalan, ia pun di tolong para demi human dan membawanya ke rumah mereka.

??? "...!? dingin.. ayah tolong buat air hangat!!"

Ayleth terbaring lemas di sebuah ranjang, dengan badan yang dingin dan kepala yang panas Ayleth hanya bisa bisa terjaga saat matanya tertutup.

??? "Fast Heal.."

Saat seorang ajin menemukan beberapa luka di tubuh Ayleth, ia langsung melakukan heal cepat untuk menyembuhkan luka tersebut, walau sebagian luka tidak bisa disembuhkan dengan heal.

Ayleth dirawat dengan baik oleh para demi human, walau mereka mengetahui ras yang mereka rawat adalah ras elf, Ayleth tetaplah elf yang menyelamatkan persediaan mereka untuk musim dingin ini.

.

Saat Ayleth terlelap dalam tidur setelah dirawat, ia mendapatkan mimpi masa lalunya yang sangat kelam, setelah sadar itu hanya mimpi ia membenturkan kepalanya ke sebuah benda dalam mimpinya hingga terbangun.

Zaice "Hey elf.. apa yang sedang kau lakukan sekarang"

Ayleth "Diamlah, apa aku terlihat seperti makhluk tanpa jiwa bagimu?"

Naga di dalam dirinya tidak membiarkan ia istirahat, saking tidak sabarnya Naga tersebut terus mendesak Ayleth untuk langsung pergi.

.

Esok harinya, kondisi Ayleth semakin membaik, ia sudah bisa mengobrol, berjalan dan melakukan aktifitas seperti biasa dengan lancar.

Ia memutuskan untuk menetap dengan para demi human untuk sementara waktu sambil mengumpulkan tenaga untuk perjalanan jauh, tentunya perjalanan itu tidaklah mudah dikarenakan Neflem bisa saja melihat dan memburunya.

Sambil menetap Ayleth juga membantu memudahkan tugas para petani untuk mengirim persediaan musim dingin mereka ke kota pusat yang lebih aman dari gudang persediaan mereka, di sana ia melihat para demi human yang hidup dengan damai dan jauh dari peperangan.

Ayleth sempat berpikir ingin hidup di kota yang damai ini, tetapi ia tau kemanapun ia pergi Neflem akan tetap memburu dan menyebabkan kehancuran disekitarnya. itu sebabnya Ayleth memilih untuk menyendiri dalam mencapai tujuannya.

•~•~•~•~•~•~•Destined For Disaster•~•~•~•~•~•~•

Tugasku sudah selesai, kini aku tinggal menunggu hasil dari kerajaan Riftguard, dan saat hasilnya keluar aku berencana untuk mencari Ayleth yang mungkin sudah membuat seekor naga ada di genggamannya.

Sebelum itu, aku punya quest yang tertunda dan beberapa hal yang ingin ku lakukan lainnya.

"Oke ayo lihat.."

Quest - Return the magic light stone (S)

Quest - Red obsidian sample (A)

~

Quest - 8 Black tiger tusk (B)

Quest - 17 Wolf pelt (B)

Quest - 35 Herbal plant (D)

Quest - 2 Giant snake's eye (B)

Quest - 2 Golden web spider (C)

"Oke, abaikan dulu 2 Quest tinggi itu, waktu ku disini hanya tiga atau empat hari saja"

Orphim "Itsuki apa boleh batu Neflem merah ku gunakan untuk evolusi?"

"Apa kau masih ingin terus evolusi?"

Orphim "Aku ingin lebih kuat!!"

Malam harinya, aku berkunjung ke pemandian air panas dan menikmati mandi yang tenang, tetapi..

aku sedikit digoda oleh senjataku sendiri saat di pemandian.

Orphim "Heeeii apa aku harus tetap di tubuhmu? aku juga ingin mandi...."

"Maaf tetaplah didalam.. kita bisa dalam masalah kalau ada orang melihatmu"

Tepatnya aku bisa dianggap ~Lolicon~ jika orang lain di pemandian melihatku bersama Orphim, mengingat tubuh evolusi nya adalah anak-anak.

Orphim "Uhmm.. Itsuki, apa yang kau pikirkan sekarang?"

"Diamlah.. diam"

Orphim "Hmm hmm, begitu ya.. benar-benar pikiran seorang pria"

"Hey Orphim, bisa kau hentikan itu?"

Beberapa hal yang ku pikirkan sudah dibaca Orphim dari dalam, termasuk hal-hal (itu) yang seharusnya tidak dia baca.

Orphim "Satu syarat.."

"Apa itu?"

Orphim "Bersihkan aku dengan air hangat"

"Baik.. baik.. kita bisa lakukan itu di Inn oke? sekarang diamlah dulu"

Orphim "Siap tuan yang sangat baik.. ehe!"

Aku jadi tidak betah berlama-lama di pemandian, dengan segera aku berkemas dan pergi mencari Inn yang nyaman untuk tidur, tapi sebelum itu aku membeli beberapa makanan hangat lalu memasukkannya ke buku inventory, tak lupa aku juga membeli banyak potion dan perlengkapan bertarung untuk ku gunakan saat menjalani quest di esok hari.

Di sela-sela itu juga aku menyempatkan diri untuk membeli baju untuk dalam bentuk manusia nya, saat aku membelinya pun Orphim mengoceh dan menyebutku sebagai ~Lolicon~ walau begitu baju yang ku beli adalah baju yang di pilih Orphim melalui obrolan telepati.

Lanjut ke perlengkapan bertarung..

Blacksmith "Arrow ini sudah dilapisi sihir listrik, bagaimana? kau tertarik anak muda?"

"Hmm.. berapa harga satuannya?"

Blacksmith "Hoo.. tidak mahal hanya 30koin perak"

"Begitukah.. 360 Arrow paman, apa ada?"

Blacksmith "Tenang saja, kami punya stok lebih banyak!"

*Brak*

Box penuh anak panah diletakan di meja.

Blacksmith "Khusus untukmu aku memberi harga 60 koin emas saja, aku belum pernah menerima pesanan sebanyak ini"

"Terjual, ini paman"

Blacksmith "Terimakasih!!"

Sekarang crossbow di gauntlet ku sudah bisa digunakan kembali, aku memilih anak panah dengan listrik hanya untuk melumpuhkan buruan ku dari jauh saat menjalani quest.

.

Waktu berlalu, akhirnya aku duduk di kasur yang empuk dan tidak sabar untuk berbaring.

"Orphim.."

Aku sedikit kaget saat Orphim malah muncul dengan wujud manusia nya sambil duduk membelakangi ku

Orphim "Cepat.. bersihkan aku!!"

"Tunggu sebentar, k-kurasa lebih baik kau ke bentuk pedang saja.."

Orphim "Kenapa.. jangan-jangan.."

"Cepatlah lakukan saja, aku tidak ingin ada satupun debu menempel di tubuhmu"

Orphim "Oh.. begitukah.. kalau itu bisa memudahkan mu baiklah!"

*Phew*

Alasan itu cukup kuat untuk membuat Orphim percaya, aku langsung membuat air hangat bermodalkan sihir air melayang di atas sihir api, setelah dirasa cukup panas aku menuangkan nya ke sebuah wadah kayu dan mulai mencelupkan kain ke air hangat tersebut.

Dengan sepenuh hati, aku membersihkan setiap bagian Orphim, mulai dari handle hingga bagian tajam yang membuat Orphim sensitif saat ku gosok bagian itu.

Orphim "Nhh... yang itu!!, uhmm.. lebih kebawah.."

Beruntung bagiku suara-suara itu hanya bisa didengar olehku saja dengan telepati, erangan sebuah pedang yang terus membuat telinga ku terasa panas.

Setelah selesai, Orphim meminta ingin tidur bersamaku dengan wujud manusia nya, walau aku ingin menolak, Orphim bersikeras ingin tetap tidur bersamaku.

"Pakai baju mu dulu, ini yang sudah kau pilih bukan?"

Orphim "Lihat Itsuki!! Ini cantik bukan? cocok untukku?"

"Yaa.. sangat cantik, cocok untukmu.."

Setelah mengobrol hingga rasa ngantuk datang, kami pun tidur bersama, walau aku membelakangi posisi tidur Orphim, ia malah memelukku dari sisi belakang.