"Lilyana!" teriak Jovan.
Pria itu sangat terkejut melihat keadaan mahasiswanya yang terluka dengan bekas sayatan benda tajam di pergelangan tangannya, sudut bibir yang lebam dan juga pipi yang memerah lebar bekas tamparan tangan.
"Sehari saja, tidak bisakah kamu tidak membuat masalah? Apa sudah menjadi kebiasaanmu mencari masalah seperti ini?" Jovan mengepalkan tangannya erat. Pria itu berpikir jika Lilyana sengaja melakukan hal ini untuk mencari perhatiannya.
"Jawab! Kenapa kamu selalu merepotkan orang lain? Membuat orang lain berada dalam kesulitan karenamu!" lanjutnya.
Lilyana menendang lutut Jovan sekuat tenaganya, hingga pria itu terduduk di lantai kamar mandi yang basah.
"Berengsek! Siapa yang mengundangmu kemari? Apa aku berteriak memintamu datang? Pergilah, aku sama sekali tidak ingin mencari perhatianmu!" teriak Lilyana.