Sudah seminggu berlalu pasca marahnya Syaqi pada Manda dan Bika, mereka sekarang sudah kembali bercengkrama seperti biasa lagi, karena memang kesal Syaqi hanya berlangsung satu hari.
"Sya, rekapan bulan ini udah beres lo kerjain?" tanya Bika yang duduk di sebelah Syaqi.
"Sudah kok, aman," jawab Syaqi.
"Syukurlah, bisa fokus holiday kan weekand ini," ucap Bika senang membuat Syaqi melirik Bika sinis.
"Holy mulu yang ada diotak lo," omel Syaqi membuat Bika cengengesan.
Tiba-tiba seorang pria datang menghampiri meja Syaqi.
"Sya, weekand ini ada acara nggak?" tanya Alvin teman sekantornya.
"Ada, biasa hangout nih sama duo kunyuk, kenapa memang?" ucap Syaqi sambil menunjuk Bika dan Manda yang masih fokus menghitung uang di mejanya.
"Kemana? boleh ikut nggak, boring gue dirumah mulu," ucap Alvin membuat Syaqi dan Bika menyerngit.
"Kenapa? biasanya lo jalan sama si Ressa," ucap Bika sambil menunjuk Ressa yang sedang menghitung uang bersama Manda.
"Udah nggak bisa jalan, dia udah punya cowok sekarang," ucap Alvin lesu membuat Syaqi terkekeh geli
"Bilang aja lo cemburu," Goda Syaqi membuat Bika menatap Alvin sambil menaik turunkan alisnya.
"Nggak, siapa yang cemburu," jawab Alvin ketus.
"Lo lah yang cemburu, masa gue?" ucap Syaqi lantang membuat Ressa dan Manda menatap ke arah meja Syaqi.
"Pokoknya gue ikut kalian hangout," ucap Alvin dengan wajah cemberut dan kembali ke ruangannya membuat Syaqi menatap Ressa dengan tatapan genitnya
"Apa?" tanya Ressa menyerngit bingung pada Syaqi yang menatapnya genit.
"Weekand hangout bareng yuk," ajak Syaqi pada Ressa.
"Kemana?" tanya Ressa sambil meneruskan menghitung uang.
"Ciwidey, kawah putih, gimana?" tanya Bika.
"Boleh," jawab Ressa.
"Gue nggak di ajak?" tanya Manda.
"Ajak lah, lo kan yang bakal nyetir, hehe," ucap Bika membuat Manda mendengus kesal.
***
Pukul 5 sore Syaqi, Bika dan Manda memutuskan untuk singgah dulu di cafe Apson, cafe yang terletak tak jauh dari rumah Bika, mereka merindukan menu ramen di cafe ini.
"Hay, apa kabar, udah lama nggak main kesini, sibuk ya?" tany Anta sambil meletakan pesanan mereka bertiga dibantu pegawainya.
"Hay bang, iya nih, kitanya lagi Sibuk banget akhir-akhir ini," jawab Syaqi karena Manda dan Bika malah melongo bingung menjawab.
"Hm, pantesan," ucap Anta mengerti.
"Tumben nggak bareng para Cogan?" tanya Anta, yang dimaksud Anta mungkin Bian, Dandi dan Lendra ya.
"Iya nih, kita jarang ketemu, sibuk," jawab Syaqi lagi.
Syaqi melirik sinis Bika dan Manda yang terlihat gugup saat ditanya Anta, Syaqi pikir seharusnya mereka biasa saja, tak harus bersikap gugup dan bingung seperti itu.
"Iya sibuk, sibuk menghindar, Bang," ucap seseorang yang berdiri dibelakang mereka.
Syaqi, Bika dan Manda menoleh kebelakang dan betapa kagetnya mereka melihat Bian, Dandi dan Lendra yang sedang berjalan memasuki cafe.
"Menghindar ?" tanya Anta bingung kemudian menatap Bika, Syaqi dan Manda yang gugup, sebenarnya yang gugup hanya Bika dan Manda, Syaqi malah santai biasa saja, dan malah memberikan seulas senyum pada ketiga brondong di belakangnya.
"Hai, apa kabar kalian?" tanya Syaqi pada Bian, Lendra dan Dandi.
"Baik, lo gimana Sya?" tanya Dandi kalem.
"Alhamdulilah, baik," jawab Syaqi kemudian Syaqi melirik Bian yang menatapnya datar tanpa senyum seperti biasanya, membuat Syaqi menyerngit bingung.
"Sya, kita balik duluan ya," ucap Bika pelan membuat Anta bingung.
"Lah, itu kan ramennya belum dimakan, Bik," ucap Anta membuat Bika bingung tak enak diam, rasanya atmosfer sekitatrnya mencekam.
'Apa gini cara wanita dewasa menyelesaikan masalah?" tanya Lendra tepat di belakang Bika.
Syaqi dan Anta kompak menggaruk kepala mereka bingung, Syaqi berdiri, sambil membawa ramennya.
"Gue pindah meja deh, kalian silahkan kalau mau bicara ," ucap Syaqi kemudian berlalu, Bika hendak menahan Syaqi namun tak keburu.
"Eh, biar Abang aja yang bawain minumnya kesitu," ucap Anta pada Syaqi membuat Syaqi duduk di meja ujung agak jauh dari meja sebelumnya, Bian melirik kesal ke arah Anta yang membawakan minuman Syaqi.
"Heh Bian, jangan Jadi kambing conge, jangan disitu," ucap Syaqi menatap Bian.
Kemudian Bian memilih meja dekat pintu keluar membuat Syaqi bingung, karena Syaqi pikir Bian akan gabung bersamanya disini. Entah kenapa, rasanya hati Syaqi sedikit nyeri melihat siap Bian yang sekarang kepadanya.
"Gue ada salah apa ya?" gumam Syaqi .
Sementara itu, Bika dan Manda sedang dilanda rasa gugup yang amat sangat membuat mereka tak tenang, saat ini dihadapan mereka sudah ada Dandi dan Lendra yang sedang menatap mereka intens.
"Kalian sengaja menghindar dari kami ?" tanya Dandi menatap Manda yang menatap jendela.
"Nggajk," jawab Manda berusaha tenang.
"Bohong," ucap Dandi.
"Terserah," jawab Manda masa bodo.
"Mau kalian gimana? kami kan sudah meminta maaf," ucap Lendra.
"Ya sudah kami maafkan kan,? tanya Bika aga sewot.
"Lalu alasan apa yang membuat kalian menghindar?" tanya Lendra menatap Bika tajam.
Bika menghela nafasnya berusaha menengkan dan meyakinkan jawaban yang akan ia berikan pada Lendra dan Dandi.
"Saat ini, kami sudah memiliki seseorang yang spesial, yang otomatis kami harus menjaga jarak kami dengan teman pria kami agar pasangan kami nggak salah paham nantinya," jawab Bika menatap Lendra yang memicing tak percaya.
"Bohong lagi," gumam Lendra dalam hatinya.
"Oke, kalau gitu sudah jelas," ucap Dandi kemudian berdiri dan pergi meninggalkan Cafe tersebut, Manda menatap kepergian Dandi sendu, Bian pergi menyusul Dandi sementara Lendra masih duduk ditempatnya.
" Kalian wanita kejam ya ternyata," ucap Lendra membuat Manda dan Bika menatap Lendra .
"Kalian pikir, kalian akan lepas begitu saja dari kami?" tanya Lendra membuat Bika dan Manda menatap was-was Lendra yanng sedang tersenyum devil.
"Kami punya prinsip yang sama, yaitu 'apa yang kami sukai adalah milik kami' maka dari itu, tunggu tanggal mainnya," ucap Lendra datar, kemudian pergi meninggalkan Manda dan Bika yang shock mendengar ancaman Lendra.
"Sukai?" gumam Manda
***
Keesokan harinya Manda hendak pergi kerja bersama Galih sepupunya, pertemuan kemarin bersama Dandi di cafe Apson membuatnya semakin waspada, khawatir bertemu lagi dengan Dandi.
Beda hal dengan Syaqi, yang sempat berpapasan dengan Bian di minimarket kompleks sebelum berangkat kerja tadi, Syaqi berniat membeli roti untuk sarapannya, namun saat Syaqi hendak menyapa Bian, Bian malah memalingkan wajah acuh, seolah mereka tak kenal, membuat Syaqi kebingungan dengan sikap Bian.
"kenapa sih itu anak?" gumamnya kemudian masuk kedalam taksi yang ia pesan .
Sementara Bian, saat ini sedang mengendarai motornya menuju kampusnya dengan pikiran yang masih memikirkan kejadian di mini market tadi, sedikitnya ia menyesali sikap yang dipilihnya.
"Lo bego Bi," umpatnya pada dirinya sendiri. Dan,dengan emosi Bian mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi menuju kampusnya,.
Setelah sampai menuju kampusnya, Bian berjalan menuju kelasnya dengan wajah bad moodnya, membuat Dandi dan Lendra terkekeh melihat ekspresi wajah Bian.
"Pagi-pagi udah emosi aja lo," ucap Dandi pada Bian.
"Udah bro, santai aja, biarin dulu mereka bebas, selagi kita menyusun rencana selanjutnya," ucap Dandi lagi sambil duduk di kursinya yang tepat di depan Bian.
"Santai? bukannya kemarin lo juga pergi gitu aja kaya bocah pundung ya?" tanya Bian menatap Dandi kesal.
"Heheh, iya sih, tapi sekarang otak gue udah agak waras kok," ucap Dandi membuat Bian mendengus kesal menatap sinis Dandi.
"Jadi gimana kedepanya? kita lepas mereka gitu aja?" tanya Bian dengan wajah kesalnya.
"Enak saja, tidak lah," jawab Lendra.
"Ya terus gimana?" tanya Dandi dan Bian bersamaan pada Lendra.
"Mereka udah punya pasangan cuy," ucap Bian sedih.
Lendra menatap kedua sahabatnya.
"Jalan pintas," ucap Lendra tersenyum Devil