"Irvan!" panggil seorang di belakang Dandi membuat Dandi menoleh kemudian memasang wajah datarnya membuat Manda menyerngit bingung dengan perubahan Dandi.
Dia adalah Radit temannya saat Sma yang menjadi orang ketiga dalam hubungan Dandi dan Vani, sontak suasana menjadi canggung, Irvan pun seperti bingung menggaruk kepalanya.
"Eh, hai Dan, apa kabar?" tanya Radit canggung yang diikuti Vani di belakangnya sambil menggandeng tangannya, Vani menatap Manda intens dari bawah hingga atas membuat Manda menatap Vani tak suka karena pandangan Vani yang menurutnya tak sopan.
"Baik, lo gimana?" Tanya Dandi santai.
"Baik," jawab Radit sambil melirik Manda yang memang sedang memegang lengan Dandi membuat Dandi mengerti dan langsung mengenalkan Manda pada teman-teman Sma nya.
"Oh ya, kenalin, ini Manda, Cewek gue," ucap Dandi membuat Manda melongo menatap Dandi .
"Oh, hay, gue Radit," ucap Radit sambil menyodorkan tangannya pada Manda.
"Manda," jawab Manda .
"Irvan," Irvan memperkenalkan dirinya juga.
"Manda,"
"Vani," ucap Vani namun matanya melirik Dandi yang menatap lurus kedepan tanpa mau menatap kearah Vani.
"Manda," ucap Manda diselingi senyum terbaiknya, Entah kenapa dia ingin membuat wanita didepannya ini insecure.
"Udah lama sama Dandi?" Tanya Vani membuat Manda bingung menjawab.
"Setahun," jawab Manda asal, Dandi melirik Manda dan menahan senyumnya karena Manda sepertinya mengerti situasi saat ini.
"Berarti, putus dari aku, kamu langsung pacaran lagi Dan, sama Dia?" tanya Vani dengan berani menatap Dandi.
"Iya, deket sih udah lama, kita satu komplek soalnya," ucap Dandi santai tanpa beban, sambil membelai sayang rambut Manda.
"Seru nih kayanya," gumam Manda dalam hatinya sambil tersenyum kecil menatap Dandi
"Berarti kamu yang nggak setia sama aku?" tanya Vani menatap Dandi dan Manda dengan pandangan seolah dirinya korban.
"Lo kan udah jalan sama Radit 5 bulan sebelum kita udahan, gue sama dia pacaran setelah kita udahan, jadi ya lo ngerti lah," ucap Dandi dengan wajah datarnya.
"Tapi kan ...?"
"Emm, maaf, kita harus pergi, karena udah ditungguin teman-teman kita, emm, kalian kan cuman masa lalu, jadi kayanya ga harus dibahas deh," ucap Manda menghentikan ucapan Manda.
"Sudah sama-sama punya pasangan, jadi kayanya ga pantas jika harus membahas masa lalu, apalagi di depan pasangannya yang sekarang," ucap Manda lagi sopan, membuat Dandi sedikit tertegun .
"Kok vibesnya kaya nyata gini," ucap Dandi bermonolog didalam hatinya.
"Oh, maksud kamu kita boleh bahas kalau nggak di depan kalian? oke," ucap Vani menatap Manda menantang dan hendak meraih tangan Dandi, namun Manda menghalanginya dengan wajah tersenyum.
"Untuk apa kamu bahas masa lalu sedangkan kamu sudah memiliki orang baru?" tanya Manda berdiri dengan memposisikan diri di depan Dandi seolah menghalangi Dandi dari Vani.
"Karena masa lalu kita belum selesai," ucap Vani santai menatap Manda.
"Maksud kamu?" tanya Radit menatap marah Vani dan Vani tak menggubris Radit.
Manda hanya tertawa kecil menanggapinya, lalu Manda menarik Dandi yang sedari tadi menatap Vani emosi, namun dengan berani Vani menepis kasar tangan Manda yang menarik Dandi membuat Manda kaget dan sedikit terhuyung.
"Apa-apaan sih lo?" Marah Dandi pada Vani sambil merangkul Manda.
"Ya kita perlu bicara Dan, kenapa dia malah narik kamu pergi,? kesal Vani menatap Manda.
"Lo siapa? dia berhak bawa gue pergi, dia cewek gue, lah lo siapa?" tanya Dandi menatap Vani marah.
Tanpa sadar Manda tersenyum kecil mendengar ucapan Dandi, melihat Manda yang tersenyum membuat Vani merasa diejek, dengan tiba-tiba Vani menjambak rambut Manda kasar membuat Manda tertarik dan mengaduh kesakitan, dengan sigap Dandi melepaskan tangan Vani yang menjambak Manda dan memeluk Manda untuk melindunginya karena Vani masih berusaha menyerang Manda, seketika suasana menjadi ramai karena pengunjung lain yang penasaran dengan apa yang terjadi.
"Lo ngerasa menang eh? lihat aja nanti, Dandi bakal balik lagi sama gue," ucap Vani pada Manda dengan nada emosinya dan masih terus berusaha menyerang Manda.
"CUKUP VANI!" marah Dandi membuat Vani menatap kaget Dandi. Manda pun dibuat kaget oleh teriakan Dandi, hingga membuat Manda Refleks memeluk Dandi, sementara Radit dan Irvan menarik Vani agar diam.
"Jangan pernah lo kurang ajar sama cewek gue, karena gue ga akan diam walaupun lo cewek, kalau lo berani ngusik dan melukai dia, gue ga segan buat bales perbuatan lo!" peringat Dandi pada Vani, lalu Dandi pergi meninggalkan Vani, Irvan dan Radit yang shock menatap kemarahan Dandi yang baru pertama kalinya mereka lihat, sambil menggandeng Manda yang masih kaget.
"Lo apa-apaan sih Van? lo gila?" tanya Irvan memarahi Vani dan berlalu pergi meninggalkan Vani dan Radit yang menatap Vani kecewa.
Sementara itu Dandi membawa Manda menuju sebuah tempat duduk di sebuah taman yang mereka lewati.
"Lo ga apa apa kan Man?" tanya Dandi sambil membantu Manda merapikan Rambutnya yang berantakan.
"Ga apa apa kok, cuman gue kaget sama serangan mendadak mantan lo, sangar banget," ucap Manda kesal sambil memegang lehernya yang terasa aga panas.
"Leher lo kena cakar dia tadi?" tanya Dandi kaget melihat leher putih Manda terlihat ada bekas cakaran disana.
"Kayaknya sih, gue tadi ga terlalu ngerasa, tapi sekarang terasa agak panas," keluh Manda.
"Kurang ajar," ucap Dandi emosi hendak pergi .
"Eh, mau kemana?" tanya Manda menahan tangan Dandi.
"Mau nyamperin si Vani lah," jawab Dandi hendak melangkah namun ditahan lagi oleh Manda.
"Jangan lah, ngapain, ga apa apa kok gue, cakaran doang," ucap Manda.
"Ya udah cari klinik," ucap Dandi membuat Manda melongo lalu kemudian memasang wajah datarnya menatap Dandi.
"Gue sehat Dandi, ga perlu klinik, cuman gue sekarang lapar butuh makan, bukan klinik," kesal Manda membuat Dandi terkekeh.
"Ya udah kita cari makan aja," ucap Dandi membantu Manda berdiri dan melangkah menuju area kantin yang ada di wisata tersebut. Manda melirik Dandi yang masih terlihat menahan emosinya.
"Eh, btw Syaqi sama Bika dimana sekarang?" tanya Manda.
"Di area taman bunga, menyusul mereka atau mau makan dulu?" tanya Dandi masih dengan wajah terlihat kesal.
"Nyusul mereka aja deh, ga enak juga makan ga bareng-bareng," ucap Manda.
Mereka pun akhirnya memutuskan untuk berjalan ke taman bunga untuk menyusul teman-temannya yang lain. Saat sudah menemukan keempat teman-temannya yang sedang melihat-lihat tanaman berbagai macam bunga, lebih tepatnya Bika dan Syaqi saja, karena Lendra dan Bian sedang sibuk berbincang sambil sesekali tertawa.
"Bika, Syaqi!" panggil Manda sambil menghampiri mereka. mereka menatap Manda dan melambai namun mereka menyerngit heran saat melihat wajah bete Dandi.
"Dandi kenapa?" tanya Bika pada Manda lalu Manda terkekeh sambil melihat Dandi yang masih terlihat bete.
"Abis ketemu mantan," ucap Manda kemudian terkikik membuat Bika dan Syaqi melengos.
"Siapa? Vani?" tanya Bian pada Manda membuat Manda mengangguk.
"Dih, Dandi katanya suka Manda, tapi kok masih baper sama mantan?" ejek Syaqi menatap Dandi. membuat Dandi menatap Syaqi kesal.
"Siapa yang baper?" sewot Dandi.
"Kita cari makan dulu yuk, nanti gue ceritain deh kenapa tuh anak bisa bete," ucap Manda polos sambil menunjuk Dandi membuat Dandi mendelik pada Manda karena Manda menyebutnya 'Tuh anak' terkesan sangat anak-anak.
Mereka pun akhirnya berjalan meninggalkan taman bunga menuju area stand makanan yang tersedia di wisata tersebut, mereka makan sambil Manda menceritakan kejadian saat bertemu mantan Dandi tadi.
"Gue tandai mantan lo," ucap Bika serius pada Dandi.
"Silahkan, nanti gue bantu kasih alamatnya," jawab Dandi semangat.
****
Selesai makan mereka memutuskan untuk pergi dari lembang menuju wisata punclut, wisata yang menjadi tempat pertemuan kedua antara Manda dkk dan Dandi Dkk, itu atas permintaan Bika yang waktu itu belum puas menikmati suasana sejuk nan indah yang tersedia di D'Deuland, dan saat ini mereka sedang melihat pemandangan langit senja dari sebuah Cafe mini yang ada di wisata D'Deuland.
"Amazing," gumam Bika takjub menatap langit indah biru tua diselimuti sang jingga.
"Healing banget sih vibesnya," ucap Syaqi tersenyum menatap pemandangan sekitar.
"Heuem, malem dikit berubah jadi suasana romantis, emang ga ada obat ni tempat," ucap Bika.
Sementara Manda, Dandi, Bian dan Lendra hanya mendengarkan saja celotehan Bika dan Syaqi, entah kenapa Manda malah merasa hatinya menyendu.
"Eh, eh, eh, itu bukannya si Vani, Regita sama si Gina kan?" ucap Bian pada Salendra dan Dandi membuat keduanya melihat arah pandang Bian begitupun dengan Manda, Bika dan Syaqi.
"Kok mereka disini?" ucap Bian keheranan.
"Wah, ga bener ini mah, sengaja deh kayanya," ucap Dandi menatap tajam tiga gadis berpakaian seperti abg hits jaman now, yang sedang menaiki anak tangga yang menuju cafe yang ditempati Mereka.
"Mereka siapa memang?" tanya Bika penasaran .
"Mantan kita," jawab Bian membuat Syaqi penasaran.
"Yang mana yang tadi nyerang lo, Man?" tanya Syaqi sedikit heboh.
"Tuh yang pakai Dress tosca yang rambutnya sebahu," ucap Manda menatap Vani sedikit sinis.
Bian menatap Bika, Syaqi dan Manda yang masih terfokus menyelidik 3 gadis tersebut.
"Ini saatnya kalian bantuin kita," ucap Bian pada Bika dan Syaqi.
"Hah? maksudnya ?" tanya Syaqi.
"Mainin drama kita," ucap Bian dan dengan tiba-tiba, Bian menarik Syaqi duduk di sebelahnya, membuat Syaqi hendak memprotes.
"Bantuin gue, anggap ini terusan drama kita waktu ada Selena," membuat Syaqi langsung mingkem tak jadi protes.
"Btw Gina sepupu Selena," ucap Salendra membuat Syaqi melotot.
"Heu, Pantes kelihatan songong, mantan siapa dia ?" Tanya Bika menatap Lendra, Bian, dan Dandi.
"Mantan gue," jawab Lendra, membuat Bika melongo menatap Lendra.
"Ck, bukan saatnya melongo, cepet duduk, akting seolah ga lihat mereka, dan ga pernah tahu mereka," ucap Lendra menarik Bika kesampingnya.
Sementara Manda menatap datar Dandi yang juga sedang menatap, kemudian Manda tersenyum dan duduk disebelah Dandi.
"Drama dimulai," bisik Manda pada Dandi, kemudian Manda memeluk lengan Dandi dengan manja dan menyandarkan kepalanya di bahu Dandi, hal itu membuat Dandi sedikit menegang.
Sementara Syaqi, Bian, Lendra dan Bika melongo menatap Dandi dan Manda yang seolah mereka adalah pasangan sungguhan.
"Gila mereka," gumam Syaqi .
"Ga gila, orang pacaran memang begitu," Ucap Bika
Kemudian menggandeng lengan Lendra dan mengotak ngatik ponselnya pada menu kamera kemudian Bika memposisikan Ponselnya untuk berselfi dengan Lendra.
Lendra sejenak memejamkan matanya saat wangi rambut Bika menyeruak ke indra penciumannya karena kepala Bika yang bersandar di bahunya.
Seketika Lendra yang dingin dan jutek berubah menjadi Lendra yang hangat dan memasang wajah senyum lepas saat selfie di ambil Bika, membuat Bika sejenak terpana menatap hasil potretnya, namun kemudian Bika sedikit tersentak saat tangan Lendra memeluk pinggangnya posesif.
"Ayo, selfie lagi," ajak Lendra dengan nada lembut membuat perasaan Bika sedikit bergetar, kemudian Lendra mengambil ponselnya dan mengambil Selfie dengan kamera ponselnya tanpa melepaskan pelukannya di pinggang Bika.
Sementara Bian dan Syaqi memilih beradegan berbincang dengan posisi yang cukup mesra dengan Bian yang menggenggam erat tangan Syaqi sambil berbincang mengenai keluarga Syaqi.
"Abian," panggil Regita yang sedang berdiri di belakang Bian dan Syaqi dengan Kedua temannya yaitu Vani dan Gita. yang sedang menatap mereka bergantian.
"Kenapa kamu disini ?" tanya Manda pura-pura heran pada Vani.
"Bukan urusan lo," jawab Vani ketus membuat Manda terkekeh sementara Syaqi dan Bika menatap tak suka ketiga gadis di hadapannya.
"Kalian siapa ?" tanya Syaqi menatap Regita.
"Gue mantan Abian," jawab Regita dingin.
"Ada apa ?" tanya Bian biasa saja.
"Kita perlu ngobrol,berdua," ucap Regita sambil melirik Syaqi yang menatapnya acuh .
"Gue ga mau," ucap Bian kembali membelakangi Regita membuat Regita lebih mendekat, dan berani menyuruh Syaqi menggeser dari tempat duduknya, membuat Syaqi menatap Regit kesal.
"Please Bian, kita harus selesaikan masalah kita," ucap Regita mencoba menyentuh lengan Bian, namun Bian menghindar bangkit dari duduknya dan menarik Syaqi kesampingnya.
"Bisa ga kalian ga ganggu kita, hargai pasangan kita," ucap Dandi pada ketiga gadis tersebut.
Namun ketiga gadis tersebut malah terkekeh dan tertawa kecil, menatap remeh Syaqi, Bika dan Manda.
"Pasangan baru ? pasangan sewaan kali," ucap Gita santai.
"Maksud lo apa ?" ucap Bika marah menatap Gita.
"Kita tau kalian pura-pura kan ? sebenarnya kalian ga pacaran, karena ga mungkin kalian doyan cewek yang lebih tua dari kalian," ucap Vani. membuat Bika, Syaqi dan Manda sedikit tersentak namun mereka tetap berusaha tenang .
"Jangan so tau kalian, gagal move on segitunya?" ucap Bima mengejek ketiga gadis songong di depannya.
"Udahlah Mbak, cukup aktingnya, jangan berharap sama Lendra, lo ga pantes sama dia," ucap Gita pada Bika.
"Dia memang cewek gue," Tegas Lendra menahan Bika yang hendak mendekat pada Gita.
"Bohong, apa buktinya," ucap Gita menantang Lendra.
"Iya, apa buktinya jika mbak-mbak ini pacar baru kalian ," ucap Vani songong mengejek Bika, Syaqi dan Manda yang menatap ketiga gadis songong itu datar.
Lendra melirik Bian dan Dandi, Lalu mereka menatap sekitar cafe yang sepi, lalu menatap mantan mereka yang berdiri dengan songongnya di hadapan mereka.
"Kalian mau bukti ?" tanya Lendra menyeringai .
"Ini buktinya," ucap Lendra memegang pipi Bika mengelusnya dengan lembut membuat Bika mematung menatap Lendra yang mendekatkan wajahnya pada Bika dan mencium bibir Bika membuat Bika melotot kaget bukan hanya Bika, namun Syaqi, Bian, Manda dan Dandi juga begitu juga dengan ketiga gadis songong tersebut
"GILA KALIAN," teriak Gita namun tak di gubris mereka.
Mereka justru malah seolah menikmati ciuman mereka, tepatnya Lendra, beda dengan Bika yang masih shock malah pijakan Bika melemas membuat Lendra memeluk menahan pinggangnya, ciuman mereka tak sekedar hanya menempel, Lendra justru saat ini mulai melumat bibir Bika dengan mata tertutup.
"Ya tuhan, ya tuhan," ucap Bika dalam hatinya.
Dengan usil Manda mengambil potret Bika yang dicium Lendra membuat Dandi yang melihat itu melongo menatap Manda, Manda tersenyum pada Dandi.
"Kamu ga mau cium aku juga ?" tanya Manda dengan wajah polos membuat Dandi melotot kaget namun seketika melirik Vani yang sedang memperhatikan mereka berdua dengan was-was.
Dandi tersenyum devil membuat senyum Manda seketika memudar wajahnya berganti menjadi waspada, namun dengan cepat Dandi menarik pinggang Manda merapatkan tubuh Manda pada tubuhnya.
"Dan," gumam Manda dengan suara yang sangat kecil namun justru Dandi semakin mendekatkan wajahnya pada Manda, saat hidung mereka bersentuhan Manda refleks memejamkan matanya takut, dan seketika badannya lemas saat merasakan benda basah menempel pada bibirnya, ya itu bibir Dandi yang mencium dan melumat bibir tipis Manda membuat Manda meremas jaket Dandi, namun Dandi malah semakin memeluk Manda erat, seakan lupa bahwa mereka sedang ada di tempat umum.
Sementara Syaqi dan Bian melongo menatap adegan yang dilakukan Lendra dan Dandi lalu saling tatap, Syaqi menggeleng takjub.
" Bukan main," gumam keduanya