Chereads / Janda High Quality / Chapter 3 - Bab 3

Chapter 3 - Bab 3

Di parkiran kampus Robby langsung memacu Motor matic nya, Helm hitam Robby kenakan begitu saja, Jaket biru yang dia pakai, semakin membuatnya terlihat tampan dan nikmat bercinta dengan Putri sudah ada di depan mata, sungguh Robby tersenyum saat ini.

Robby tidak pernah berhubungan serius atau mengatakan cinta pada wanita-wanita yang di tiduri selama ini, semua mereka lakukan suka sama suka, tanpa komitment hanya kencan kaum dewasa dan Robby selalu bermain aman pada wanita wanita nya, bercinta dengan pengaman atau menebar nya di luar saja.

30 menit kemudian, jalanan yang macet dan cuaca panas tidak Robby hiraukan, dan Robby sudah tiba di apartement milik Putri, apartement yang hanya di isi oleh Putri, dan Putri membuka Pintu apartement nya dengan bersemangat, setelah mendengar ketukan pintu dari arah luar.

"Kok lama Rob?" Tanya Putri dan langsung memeluk laki-laki di depan nya, Putri serasa enggan untuk melepaskan pelukannya ini.

"Kok wangi banget sih?" ucap Robby dengan menekan bokong putri, membuat mereka begitu dekat dan Robby menutup pintu unit apartement Putri dengan kaki bantuan kakinya.

"Kangen Rob!" ucap manja Putri dengan terus melingkarkan tangannya di leher Robby, Robby tersenyum manis pada Putri  lalu mengusap pipi putri dengan ibu jari nya.

"Iya...sabar yah...Gue mandi dulu ," jawab Robby lalu mengusap punggung Putri yang saat ini sudah menggunakan lingerie  berwarna putih tulang.

"Gak usah mandi dulu Rob...Udah mau banget," pinta Putri dan Robby tertawa, Robby melempar tas nya ke Sofa, lalu mencium bibir Putri dengan buas setelah mendengar jawaban dari Putri tadi.

"Mau disini?" tanya Robby dengan tangan yang sudah berhasil membuat Putri polos saat ini, polos tanpa benang sehelai pun, padahal mereka masih di ruang tamu, Robby masih berpakaian lengkap tapi tidak dengan Putri.

"Terserah Rob," jawab Putri dengan terus memeluk Robby, dia begitu pasrah pada laki-laki yang berada depannya.

"Kamar yah...biar kangen lu, gue obatin sampe ke dasar nya," ucap Robby, Putri hanya mengangguk, lalu Robby mengendong tubuh Putri dengan cepat, mereka tertawa bersama, apalagi saat ini Robby menggendong Putri bagai kan seorang baby, sungguh perlakuan manis ini membuat Putri bahagia.

Robby merebahkan tubuh Putri di Bed dengan hati-hati, mata Robby sudah fokus pada gunung dan lembah yang akan di jelajahinya. Robby melepaskan kaos dan celana jeans nya, menyisakan boxer nya saja. Dada yang six pack, paha yang berotot membuat Putri menelan saliva nya sendiri.

"Buka Rob," pinta Putri ketika Robby sudah naik ke bed nya.

"Sabar Beib!"  jawab Robby lalu menerjang leher putih milik Putri, tangannya liar ke sana ke sini, tidak bisa diam dan Putri hanya bisa mengusap punggung Robby, ini terlalu nikmat untuk nya, selalu nikmat sebagai pembukaan acara bercinta mereka.

"Boleh gue merahin di sini?" tanya Robby dengan menghentikan aksi menciumnya di leher Putri.

"Semua punya lu... Robb," jawab Putri dengan tatapan yang begitu sayu.

"Ok...bersiap lah mendesah liar, Put!," ucap Robby, Robby semakin liar menjilati leher Putri, memberikan banyak noda kiss mark di sana, lalu turun ke gunung yang menjulang tinggi, besar dan Robby menyesap nya.

Satu tangannya meremas perlahan bukit di sampingnya, satunya terus menyesap, menggigit kecil dan berhasil membuat Putri mengeluarkan suara rintihan sexy nya.

"Begini ....Sayang?" tanya Robby

"Hemmh," jawab Putri, dia sudah tidak berniat menjawab pertanyaan Robby, Putri hanya ingin di manjakan, di penuhi kebutuhan bathinnya, dan Putri selalu berharap satu saat nanti Robby benar-benar bisa mencintainya, seperti Putri yang begitu mencintai Robby.

"Mana sarung nya, Put?" tanya Robby yang masih mengontrol dirinya sendiri ditengah suasana bercintanya saat ini.

"Please di dalem Rob," pinta Putri dengan memeluk Robby lebih erat. tapi Robby merelai pelukan Putri.

"Jangan Gila Put...Gue ga bisa tanggung Jawab kalo lu sampe hamil," ucap Robby dengan bangkit dari tubuh wanita nya, Putri jelas sangat kecewa, dia sudah hampir di puncaknya dan sekarang Robby meminta sarung pelindung padanya.

"Biar gue yang tanggung Robb...Gw cinta ama lu," jawab Putri dia begitu mendambakan sosok laki-laki yang sudah sering menidurinya ini.

"Enggak Put...Gue enggak mau!"

"Gue bukan laki-laki baik...Lu tau siapa Gue," ucap Robby dengan mengusap kepala wanita yang sedang bersedih saat ini. Suara Putri yang lembut...terkesan begitu jujur dengan hatinya, bahkan saat Putri meminta tadi hati Robby sedikit terharu mendengarnya.

"Jangan yah Put, kalo lu begini, Gue Ilfil," ucap Robby lagi, Putri mengambil sarung pengamanan yang sudah dia siapkan di bawah bantal, dengan wajah sedih dia akhirnya membuka plastik pembungkusnya.

"Mau pakein enggak?" tanya Robby dengan mengusap wajah Putri, suara Robby yang lembut berhasil merubah mood Putri yang tadi bersedih menjadi bahagia kembali.

"Pakein Put!" pinta Robby

"Udah merah loh Rob," jawab Putri dengan tertawa, Putri bahagia sekali saat ini.

"Iya..pasti lah, Lu rakus gitu," jawab Robby dan meminta Putri untuk segera memakaikannya. Putri memakaikan sarungnya dan menindih tubuh Robby yang sedang terbaring.

"Mau diatas rupanya!" ucap Robby dengan tersenyum.

"Hemhh my favorite style," jawab putri dengan memposisikan tubuhnya, mencari dan mengerakkan bagiannya intinya, mencari ke cocokan dan sempurna, mereka sudah menyatu saat ini.

Payudara yang indah di sentuh oleh tangan Robby, bergerak melayang di tengah gerakan pinggul Putri, satu tangan Robby meremas bokong Putri, membantu menekannya agar tidak hilang posisi.

Putri terus bergerak, bergerak indah dan liar, diimbangi oleh gerakan pinggul di bawahnya Robby, memacu cepat, lalu Putri menjerit kecil lalu roboh di atas tubuh Robby laki-laki yang dicintainya, bercinta dengan Robby memang selalu membuatnya bahagia.

"Udah sayang?" tanya Robby dengan mengusap punggung yang berkeringat.

"Udah Rob!"

"Gilirin Gue...Gue mau loe nungging deh," Pinta Robby, dan Putri melakukannya dengan senang hati, Robby melesakkan pusakanya yang besar dan panjang, membuat Putri semakin gila dibuatnya.

D*sahan dan d*sahan Putri, rintihan rasa sakit dan nikmat Putri di keluarkan dari bibirnya yang tengah mengangga saat ini.

"Thanks Put" ucap Robby setelah Robby sampai di titik klimaķs nya, Robby merebahkan tubuhnya sendiri lalu menarik tubuh Putri agar berbaring didekatnya.

Mereka mengatur nafas mereka masing masing, Robby mengusap rambut Putri dengan lembut.