"Put," Panggil Robby setelah nafas nya sudah teratur baik.
"Hemh," Jawab Putri dengan menunjukan wajah nya
"Emang lu beneran cinta ama gue ?" Tanya Robby dan Putri tertawa kecil
"Itu pertanyaan yang enggak harus di jawab Rob, harus nya loe tau sendiri, gimana Gw memperlakukan loe, gw begitu murah dan merendahkan diri gw di depan loe," Jawab Putri dan Robby tersenyum
"Kalo sama gw jangan pake hati yah Put...Gw ga cinta sama loe, tapi Jujur gw nikmatin setiap bercinta sama loe," Jawab Robby, jawaban Jujur yang sungguh menyakitkan hati Putri, tapi Putri sudah tau mengenai hal itu. Robby Itu playboy kampus, tidak bisa berkomitmen dan Putri menerima nasib nya yang malang.
"Iya.." Jawab Putri dengan terus tersenyum, Putri harus tersenyum karna bila dia menujukan marahnya, Robby pasti akan segera pergi meninggalkan nya begitu saja, Untuk Putri ini adalah hal terindah dalam keseharian nya, di peluk oleh laki laki yang begitu dia puja.
"Loe cape?" Tanya Robby
"Gak!" Jawab Putri dengan tersenyum
"Kita ulang yah!" pinta Robby dan Putri hanya bisa pasrah, mereka biasa melakukan nya berulang ulang dan dalam waktu yang lama.
Sampai akhirnya waktu menunjukan jam 7 malam, Robby mengecup pipi Putri yang sudah kelelahan melayani nya dari siang tadi.
"Gw jalan yah Put...Thanks buat hari ini," Ucap Robby
"Jangan terlalu berharap...Karna Gw itu bajingan," Ucap Robby lagi. Robby langsung memakai pakaian nya dan pergi tanpa penolakan dari Putri.
Robby mengendarai motor matic nya, Robby memecah jalanan, tujuan nya ke salah satu Diskotik di dalam hotel milik keluarga nya.
Semua pegawai yang mengetahui Boss nya datang langsung menyambut nya. Robby hanya diam, dia hanya perlu ruangan pribadi nya, dia harus membersihkan diri dan tidur.
Robby Mandi dengan membasahi seluruh tubuh nya, tubuh kotor nya ini memang begitu kotor, dan Robby tidak pernah paham, mengapa semua gadis begitu memuja nya, padahal dia bukan type pria romantis, dia tidak menunjukan kekayaan keluarga nya pada gadis gadis di luar sana, tapi daya pikat nya begitu besar, dia begitu mempesona dan membuat banyak wanita yang suka rela menjadi teman tidur nya.
Robby keluar kamar mandi, lalu duduk di sofa dan mulai membakar rokok nya, dia membuka tirai kaca yang bisa melihat searah ke luar sana, kegiatan diskotek milik nya.
"Biasa aja," Ucap nya begitu saja.
*****
Sementara di salah ruangan kerja, Lessya sedang sangat kesal saat ini.
"Kenapa bisa sih Rit?" Tanya Lessya dengan menyimpan berkas yang baru di baca nya, Rita adalah sabahat nya Lessya, dia merangkap sekretaris di perusahaan milik keluarga Lessya yang bergerak di bidang pertelevisian
"Gw juga gak Paham Sya, kenapa baru sekarang Ferdi meminta hak asuh nya Kevin!" Jawab Rita lalu duduk setelah mengambil berkas yang ada di meja, Rita membaca ulang berkas yang ada di tangan nya.
"Van...gimana pendapat, Mu?!" tanya Lessya pada Ivan, Personal Assistent nya.
"Menurut saya lebih baik kita hubungi pengacara saja Bu, tidak baik bila ibu yang turun langsung, bisa berakibat buruk untuk image ibu." Jawab Ivan yang duduk di depan Lessya dan Rita.
"Siapa pengacara yang paling baik untuk masalah saya, Van?" Tanya Lessya dengan serius, Lessya bisa menempatkan bahasa pada siapa dia bicara, bisa membedakan kata untuk sabahat nya maupun orang lain.
"Ada beberapa Bu, ada Pak Agung, Ibu Susi dan Ibu Maria." Jawab Ivan dengan cepat.
"Tolong Urus masalah saya Van, Saya mau Kevin tetap bersama saya," jawab Lessya serius.
"Baik Bu." Ivan menjawab lagi, dia pamit pada Boss nya dan segera melakukan perintah dari Lessya, padahal tanpa Lessya pinta pun, Ivan pasti akan dengan siap sedia membantu Lessya, seperti hari ini, kemarin dan bertahun tahun yang lalu.
Hanya tinggal Rita dan Lessya di ruangan kerja ini. Lessya membuka blazers nya dan melempar nya ke sofa di depan nya.
"Jangan sampe nyokap bokap gw tau soal Ini yah Rit!" pinta Lessya dengan menyimpan punggung nya sandaran Sofa.
"Pasti Sya...Gw bakal keep semua nya," jawab Rita dengan menepuk punggung tangan sahabat nya. Lessya tersenyum dan merebahkan kepala nya pada bahu Rita.
"Gw ga mau kevin di bawa Ferdi, Rit. Dia dulu nolak kehadiran gw dan Kevin," Ucap Lessya dan itu sangat menyakitkan bagi nya.
"Iya...gw tau Sya, udah ah...ga usah bahas Itu, proposal banyak tuh...Loe sign mana yang bagus, biar nanti gw bisa respon cepet," Ucap Rita dengan merangkul bahu sahabatnya, Rita tidak ingin Lessya ralut dengan masalah nya. Rita mengetahui bagaimana cerita hidup sahabat sekaligus Boss nya ini.
"Jadi gw harus kerja lagi?" tanya Lessya manja sekali
"Loe mau gw makan gaji buta?" Tanya Rita dan akhirnya mereka tertawa.
Lessya bangun dari duduk nya di Sofa, dia beranjak ke kursi kerja nya, kursi kerja yang dulu dipakai oleh papa nya, lalu diwariskan kepada nya sebagai satu satu nya Putri dari bapak Lukman Laksono.
Lessya Fokus pada tumpukan file yang disiapkan oleh Rita, Rita menjelaskan inti dari semua proposal kerja sama yang masuk minggu ini. Mereka berbicara serius dan mereka melupakan sisi persahabatan mereka saat mereka bekerja, dua orang yang profesional dan sudah seperti itu dari 5 tahun yang lalu.
"Gimana kelas loe tadi siang, Sya?" Tanya Rita ketika mereka selesai dengan pekerjaan di Jumat sore ini.
"Hemmhh biasa lah...Banyak yang lucu, Mahasiswa itu lucu lucu, bikin fresh otak liat daun muda modelan mereka itu," Jawab Lessya dengan tersenyum.
"Hemmhhh gatelllll...." Canda Rita dan mereka lagi lagi tertawa.
"Oh Yah Sya...malem ini loe datang ke acara tahunan pembukaan Car Exhibition kan?" Tanya Rita dan Lessya menepuk dahi nya.
"Gw lupa...gw gak usah dateng yah Rit,"
"Mana bisa gitu Syaaaa....Gw udah konfirmasi kedatangan Loe jauh jauh hari, ga etis lah," protes Rita cepat
"Tapi gw cape Ritttttt...Otak gw udah cape minggu ini," Jawab Lessya
"Loe aja yang wakilin gw!" Ucap Lessya kemudian, dan Rita langsung menggelengkan kepala nya.
"Malem Ini gw ga bisa...Dara udah nunggu gw di rumah," Jawab Rita
"Dara biar di ajak ke rumah nyokap aja Rit...Dara bisa main bareng Kevin," jawab Lessya tidak menyerah, dia terus membujuk Sahabat nya.
"Gak Bisa malem ini Lessya sayang...Gw sama Rudi udah janji mau bawa Dara ke Sency, dia minta main Ice Skating." Jawab Rita
Lessya menarik nafas nya berat, Lessya merasa iri pada kehidupan rumah tangga Rita sahabat nya, hidup bersama dalam ikatan pernikahan dan di lengkapi seorang anak yang menjadi pelengkap kebahagian hidup sabahat nya itu.