Chereads / Janda High Quality / Chapter 8 - Bab 8

Chapter 8 - Bab 8

Rupanya ocehan dan makian Lessya membuat 4 orang laki laki yang duduk tak jauh dari table Lessya tertawa terbahak-bahak, siapa lagi bila bukan Robby, Angga, Fadli dan juga Sendi.

"Dosen cablak....maenan nya ke Disco, mirip ABG labil!." Seru Fadli dengan tawa nya, dan membuat 3 sahabat nya semakin tertawa

"Pasti lagi putus cinta!." Ucap Sendi, dan Robby tersenyum di satu sudut bibir nya, Robby sedikit melihat kejadian tadi saat di Ballroom hotel tadi, dimana Lessya berteriak kecil dan memaki mantan suami nya, lalu pergi begitu saja dengan personal assistant nya.

"Seperti nya tuh dosen butuh temen curhat deh!." Seru Angga kali ini, dan Robby semakin tersenyum

"Pasti nya, dan gw bakal temenin dia malam ini!." Jawab Robby dengan tersenyum, Robby pergi begitu saja meninggalkan 3 sahabat nya lalu duduk di sofa table Lessya tanpa Lessya sadari, Lessya sudah mabuk saat ini, kesadarannya sudah hilang bersama dengan cacian dan makian yang saat bisa di dengar oleh Robby.

"Sudah....Kamu terlalu banyak mabuk, Sya!" Ucap Robby ketika melihat Lessya hendak mengambil botol minuman nya, Robby sudah mengambil nya terlebih dahulu, tangan Lessya yang sedang melayang di udara pun jatuh ke atas meja, lalu Lessya menoleh mencari botol minuman nya.

"Itu punya gw..." Keluh Lessya dengan kesal

"Sudah cukup minum nya!." Jawab Robby dan Lessya ter senyum sinis pada Robby

"Kembaliin,,,!" Bentak Lessya dengan kesal

"No....Sya....Sudah cukup!" Jawab Robby, entah mengapa Robby merasa iba pada Lessya saat ini, Lessya yang cantik terlihat sangat menyedihkan di tengah mabuk nya.

"Please...kembaliin, itu gw punya!" Ucap Lessya dengan memukul lengan Robby, Robby hanya tersenyum tanpa merasa sakit sedikit pun dari pukulan wanita mabuk yang saat ini berada di dekat nya.

Robby tetap tidak memberikan botol minuman itu pada Lessya, dan Lessya kini merajuk untuk bisa mendapatkan botol minuman nya kembali.

"Harus dengan cara apa, supaya botol itu bisa gw dapet lagi?!" Tanya Lessya dengan suara parau nya, tapi malah terdengar sexy di telingga Robby.

"Dengan cara ini?" Tanya Lessya dengan mendekatkan wajah nya ke wajah Robby lalu mencium pipi dan leher Robby, Robby tersenyum dan mengusap rambut Lessya dengan terus melekatkan wajah Lessya di leher nya.

"Kamu sudah mabuk Sya...!" Jawab Robby pada Lessya

"Ayolah...kembali kan botol itu, setelah habis, kita akan bercinta!" Jawab Lessya dengan terus mencium leher Robby, Robby semakin tersenyum, tawaran yang gila dan membuat nya sedikit turn on sebagai laki-laki normal, apalagi tubuh yang begitu dekat membuat aroma tubuh Lessya begitu mengganggu indra penciuman nya.

"Satu teguk saja...Setelah itu pulang!" Jawab Robby, Robby memberikan botol minuman pada Lessya dan Lessya tersenyum.

Dengan terburu buru Lessya tidak mensiasiakan kesempatan ini, tangan Lessya yang sudah lemah dan kesadaran Lessya yang sudah hilang, membuat botol minuman itu berantakan di mulut Lessya, minuman nya pun tumpah membasahi gaun hitam milik nya.

"Norak!" Keluh Robby lalu merebut botol itu dari tangan Lessya

"Basah!" Ucap Lessya dengan memegang gaun nya, dan mata Robby membulat saat Lessya merapatkan gaun nya itu, tercetak guratan br@ milik Lessya dan Robby menelan saliva nya

"Ayo Pulang!" Ajak Robby dengan menarik tangan Lessya sambil berdiri, Lessya yang sudah mabuk, tidak mampu mengangkat tubuh nya sendiri untuk bisa berdiri dari sofa.

"Gak kuat berdiri?" Tanya Robby dengan memperhatikan Lessya yang masih saja duduk

"Gendong!" Jawab Lessya dengan Lemas, lagi lagi Robby menelan saliva nya. Harus kan Robby membopong dosen nya ini, dan dengan semua resiko yang akan terjadi nanti, Robby membopong tubuh Lessya dengan hati hati, seperti seorang baby, Robby mengendong tubuh wanita cantik ini, dan gila nya tangan Lessya yang lentik malah seperti sengaja dikalungkan oleh Lessya di leher Robby, dan bukan hanya itu Lessya bahkan mencium leher Robby saat ini.

"Gw nganterin dulu!" Teriak Robby saat jalan nya berhenti di cegah oleh 3 sahabat nya.

"Mau dianter kemana, Rob?" Tanya Fadli dan 3 orang sahabat nya mengekor langkah Robby

"Rumah nya lah!" Jawab Robby dengan terus melangkah meninggalkan diskotik milik nya

"Loe gila...dia lagi mabok, Loe bisa di hajarin bapak atau suami nya!" Bentak Sandi setelah mendengar jawaban Robby, lalu Robby berhenti berjalan

"Trus gimana dong?!" Tanya Robby

"Taro di table tadi aja...Nanti juga dia bangun" Jawab Angga

"Jangan gila...nanti dia di bawa om-om!" Jawab Robby dengan kesal, Lessya yang tengah Robby gendong, seolah tidak perduli dengan ocehan 4 laki laki ini, dia terus mencium leher Robby atau mengusap dada Robby dengan penuh penekanan.

"Gw bawa apartement gw aja lah!" Ucap Robby cepat, Robby sudah semakin tidak beres dengan gerakan tangan Lessya, dan dengan cepat Robby merogoh kunci mobil di saku celana nya, menekan remote mobil dan dengan hati hati Robby merebahkan tubuh Lessya di mobil nya, lalu menutup pintu mobil dengan pelan.

"Gw duluan, Gw urus Miss Lessya dulu!" Pamit Robby pada 3 sahabat nya yang berdiri di samping mobil Robby

"Jangan sampe loe pake Robb, dia mabuk!" pesan Angga dengan menepuk bahu Robby, Robby tersenyum mendengar pesan dari sahabat nya.

"Gw usahain...kita bukan bajingan, tapi gw gak janji karna dia yang mulai duluan, loe liat sendiri kan gaya nya!" Jawab Robby lalu masuk ke dalam mobil dan mulai menghidupkan mesin mobil nya, Robby mengemudikan mobil nya dengan cepat, meninggalkan 3 sahabat nya yang paham akan ucapan Robby.

Di dalam mobil, Lessya terus memaki, mengomel, mengeluh dan Robby sesekali melirik ke arah Lessya.

"Kenapa sekarang kamu ngotot pengen jadi Papa nya Kevin, Ferrrr!"

"Kamu sudah membuangnya dulu,''

"Kamu itu dulu minta aku gugurin Kevin, Fer." Maki Lessya dengan memukul bahu Robby dengan gemas, Robby hanya tersenyum, lalu satu tangan nya Robby mengusap rambut Lessya dengan lembut.

"Kamu masih saja manis, perlakuan kamu sama manis nya seperti dulu." Ucap Lessya yang menarik tangan Robby yang sedang mengusap rambut nya, Lessya menyatukan jari jari tangan nya dengan tangan Robby dan mencium punggung tangan Robby

"Apa kamu benar-benar menyesal, Fer?" tanya Lessya yang menganggap Robby adalah Ferdi pada saat ini.

"Kenapa baru sekarang Fer?!"

"Sya...saya bukan Ferdi mu, saya Robby!" Ucap Robby dengan tegas, dia mengingatkan hal ini, tapi rasa nya percuma menjelaskan pada orang yang sedang mabuk, karna Lessya terus mencium tangan Robby.