"Eh, kenapa melihat kami seperti itu?"
"Tidak, Nona. Maaf. Jadi mau pesan apa? Silakan, menunya."
Alice kembali melayangkan tatapan sinisnya pada sang pelayan. Ia lalu mengambil buku menu yang diserahkan dengan kasar.
"Lihat! Mau yang mana, Liam?"
Liam lebih mendekatkan dirinya pada Alice. Ia melongok buku menu yang ada di tangan perempuan itu.
"Terserah kamu saja. Pilihan perempuan berkelas pasti yang lezat-lezat."
Alice serasa terbang ke angkasa. Liam memang pandai memainkan kata-kata.
"Baiklah. Kupilihkan. Emhh, menu Korea atau Jepang, ya? Hmm, Korea saja. Untuk 2 orang, ya."
"Baik. Minumannya?"
"Ee, pinnacolada saja, 2."
"Baik. Harap tunggu sebentar. Permisi."
Alice menutup buku menu dan meletakkan di meja. Ia lalu bersandar setelah melongok Liam yang sudah asyik dengan smartphonenya.
Alice dan Liam sabar menunggu. Minuman merekapun datang tidak lama kemudian. Alice mengaduk dulu sementara Liam langsung menyedot.
"Yakin akan suka pilihanku?"
"Yup."