"Aaron, maaf, ya."
Savita menyambar tangan Aaron yang terkena gigitannya. Ia meniup-niup untuk meredakan perih.
Aaron menarik tangannya beberapa detik kemudian. Ia menunjukkan bahwa ia baik-baik saja.
Savita lalu menangis lagi. Kali ini lebih kencang, membuat Aaron menyayangkan sikap Savita yang tidak bijak dalam menghadapi sesuatu.
"Savita, apa kamu menangis untuk Liam? Laki-laki yang sudah menyentuh kekasihku?"
Savita diam. Ia tidak sanggup mengatakan apapun rasanya. Perkataan Aaron sungguh membuatnya tercekat.
"Katakan Savita! Kamu menangisi Liam? Hah?"
Savita masih diam. Air mata mengalir lagi. Ia tidak peduli pada Aaron yang menguncang-guncangkan tubuhnya.
Aaron jadi emosi. Ia menutup pintu dengan agak menghempasnya. Setelah itu, ia baru kembali lagi pada Savita yang tangisnya tidak kunjung reda.
Sambil menatap Savita tajam dengan raut wajah menegas, Aaron melepas pakaiannya sendiri, pakaian bagian atas. Ia lalu mendekati Savita yang heran dengan tindakannya.