"Tolong sajikan dengan baik, ya, Bartender!"
"Oke. Baik, Nona."
Liam sepertinya menanggapi serius omongan Alice. Itu karena dia memasang apron dan sepasang hand gloves hitam. Ah, ia tampak seperti seorang professional.
Alice terus memperhatikan Liam. Laki-laki itu amat cekatan saat mengambil gelas wine, aromatic white wine, hingga menyajikan.
"Wow! Anda hebat sekali, Tuan Bartender."
Liam tertawa.
"Terima kasih, Nona."
Tanpa dipersilakan atau minta izin untuk minum, Alice segera meneguk minuman pesanan. Ia terlihat menikmatinya, menunjukkan tanda itu, seperti menjilat pinggiran bibirnya.
Hmm, bagi Liam ini sungguh menggoda. Saat memperhatikan Alice, kelakuannya itu terpergok.
"Hei, kenapa melihatku seperti itu?"
Liam tersadar. Ia berhenti memperhatikan Alice sambil tersenyum.
"Ah, tidak, bukan apa-apa. Aku senang saja melihat ada orang seekspresif itu saat minum wine."
"Emhh, memangnya Savita tidak sampai seperti itu?"