Chereads / Kaulah penyelamat hidup ku / Chapter 21 - Mengatur schedule

Chapter 21 - Mengatur schedule

" Ayo adek adek kita pemanasan dulu agar tidak kaku badan nya " Bora mengajarkan anak kecil tentang pemanasan dengan gerakan simpel.

" Nah sekarang berdiri dengan tegap rentangkan kedua tangan, atur barisan jangan sampai tangan teman nya tersentuh "

Bora dan teman nya siap siap mengambil posisi di depan seraya memakai sampur.

Satu jam kemudian...

" Yee...kita sudah selesai latihan nya. sekarang boleh istirahat, habis ini kalian boleh pulang "

Bora dan temannya mengistirahatkan tubuh dengan duduk di bawah. Kaki di selonjor kan tak lupa sembari minum air mineral.

" Denger dengar ada pawai festival tari tradisional di gedung sebelah kantor DPRD " ujar Bora sehabis menenggak air.

" Ya dua Minggu lagi. Grup tari kita akan tampil di sana, kau bisa meluangkan waktu ikut kami tampil di acara festival tari " memutar tubuh nya menghadap ke arah ku.

" Hmm...coba gue atur schedule dulu. Supaya tidak tabrakan dengan schedule lain nya " sembari menatap mata lawan bicara.

Tiba tiba kedatangan segerombolan anak kecil mengarah ke Bora dan teman nya yang lagi istirahat. Segerombolan anak kecil tadi berteriak sambil lari " Kak kami pulang dulu "

Ternyata mereka hanya berpamitan di kira Bora dan teman nya ada apa.

" Oh baiklah hati hati di jalan ya, kalau sampai rumah gerakan tadi di hafalkan pertemuan yang akan datang ada tes ujian maju satu satu " Bora bangkit dari duduknya.

Bora dan teman nya mengajak segerombolan anak kecil berjalan menuju tempat duduk para orang tua, sekalian ingin menyampaikan pengumuman.

" Permisi Tante, maaf mengganggu sebentar. Saya dan teman teman lainnya berinisiatif mengadakan tes ujian menari, saya harap gerakan tadi yang baru di ajarkan di hafalkan di rumah. Tes nya di mulai pertemuan yang akan datang " tutur Bora selaku perwakilan dari teman nya.

" Terimakasih ya mbak atas pengumuman nya. Duh kerjaan ibu ibu tambah satu nih mengajar anak nari di rumah " sahut orang tua murid.

" Hehehe....." Bora dan teman nya sesekali menyunggingkan senyum.

" Kalau begitu kami permisi pamit pulang "

" Oh silahkan " ujar teman ku. Kami mengantar kepergian ibu ibu bersama anak nya hanya sampai di depan teras.

" Dah Bu guru kami pulang " salah satu murid nya melambaikan tangan.

" Bye hati hati di jalan jangan lupa di rumah di hafalkan gerakan tadi "

*

" Gue pulang dulu, ada keperluan yang mendesak " melepaskan sampur yang sedari tadi melekat di tubuh nya.

" Jangan lupa kasih jawab yang pasti ke gue " ujar temannya.

" Pasti " imbuh Bora berjalan pergi meninggalkan teman nya yang masih diam menatap kepergian Bora.

Baru saja membuka pintu mobil, ponsel Bora berbunyi dan ia menutup kembali pintu mobil menggunakan satu tangan. Tangan kanan nya meraih ponsel berada di dalam tas.

Sebelum menggeser tombol hijau, Bora melihat nama penelpon terlebih dahulu.

Bora menarik nafas dahulu sebelum mengangkat panggilan " hufft..."

" Ya? "

" Iya ini gue mau kesana, sabar dulu dong jangan main ngegas. Allahu Akbar iya iya nanti gue belikan minuman favorit elu. Elu di sana sama siapa? " menarik pintu mobil.

" Haa...apa!! sendiri. Kok bisa? " ujar Bora sembari menghidupkan mesin mobil, dan sembari menunggu AC dingin agar orang yang berada di dalam mobil tidak kegerahan.

" Ok ok gue cap cus kesana bye " Bora mematikan panggilan telpon dan langsung injak pedal gas agar segera sampai di tempat tujuan.

Sebelum sampai di tempat tujuan, Bora singgah terlebih dahulu ke toko minuman langganan Bora dan sahabatnya.

Baru saja memarkirkan mobilnya, dari arah belakang ada ibu ibu yang barang belanjaan nya jatuh berserakan di bawah. Bora mengetahui melalui spion tengah.

Padahal ada orang yang berlalu lalang di daerah situ tapi enggan untuk menolong nya. Ibu ibu itu tampak kesusahan membawa barang belanjaan. Alhasil barang yang di dalam kantong plastik jatuh di karenakan ada lubang besar yang berada di bawah.

Bora bergegas menolong ibu ibu itu. Ibu tadi tak menduga ada seorang gadis cantik yang mau menolongnya dengan suka rela.

Bora mengambil barang belanjaan ibu tadi sambil membawa kantung plastik baru dan lebih kuat.

" Ini barang nya " setelah memasukan barang ke dalam plastik. Bora langsung menyerahkan kepada ibu ibu yang tepat di depan nya.

" Terimakasih anak cantik sudah menolong Tante " ujar nya sembari mengelus bahu Bora dengan menampilkan senyum.

Ibu ibu tadi hendak mengeluarkan uang dari dompet nya. Tujuan nya untuk memberikan Bora hadiah karna sudah menolong nya tanpa meminta bantuan.

Bora yang tau maksud tujuan ibu tadi. Langsung di sanggah.

" Tidak usah tante saya ikhlas membantu " mendorong uang dari pemberian ibu ibu.

" Saya juga ikhlas nak. Ini sebagai tanda terimakasih"

Bora menggeleng pelan " lebih baik uang nya di pakai untuk bersedekah "

" Kalau begitu saya permisi tante. Assalamualaikum"

" Wa'alaikumsalam " balas Tante.

Bora berjalan cepat menuju toko minuman agar sahabat nya tidak menunggu lama di sana.

Ibu ibu tadi masih memandang punggung Bora sambil berdecak kagum " andai aku punya mantu seperti dia. Alangkah bahagianya hati ku. Tiba tiba ingatan nya tertuju ke anak nya. Dan wajah nya kembali ia tekuk kan.

" Itu tidak mungkin. Pacar aja belum punya apalagi calon istri "

" Mama!! " panggil seseorang dari arah belakang seraya jalan cepat.

Ibu ibu yang tadi di panggil mama oleh seseorang langsung menoleh ke sumber suara.

" Dasar anak nakal, kenapa baru datang " mencubit lengan anak nya dengan gemas.

" Ada meeting sebentar " sahut Akara.

" Mana ada meeting di hari Minggu " ucap mama Akara.

" Ada " ucap Akara.

*

" Mbak pesan jus jambu sama jus alpukat " pesan Bora yang mana sudah sampai di toko jus buah.

" Mohon di tunggu sebentar " penjual meminta Bora duduk menunggu di tempat yang sudah di sediakan.

Sembari menunggu jus pesanan nya. Bora membuka ponsel nya sambil membuka jajan yang di sediakan di atas meja.

Dua puluh menit kemudian....

" Atas nama Bora " panggil mbak mbak penjual jus buah.

Bora nya di panggil nama nya langsung beranjak dari tempat duduk nya. Berjalan menuju meja kasir.

" Total dua puluh tujuh " mengeluarkan selembar kertas nota pembelian.

" Ini mbak " mengeluarkan uang lima puluh ribu.

" Kembalian dua puluh tiga " sembari menyerahkan satu kantong plastik berisi jus jambu dan jus alpukat.

Bora meninggalkan tempat jus buah dengan perasaan senang.

Di tempat lain.

" Ini mana sih anak nya. Kok lama bener deh, kata nya cepat nyata nya lama banget " tangan kanan nya ia luruskan di atas meja. Kepala nya ia taruh di atas tangan kanan nya sebagai tumpuan.

Sesekali mengecek ponsel nya berharap ada notifikasi dari pacar nya nyata nya belum ada kabar dari pacar nya dari dua hari yang lalu.

" Huh...kemana sih kamu, kok belum ada kabar " menekuk bibir bawah.

Tanpa permisi dari sang empu, benda dingin tiba tiba mendarat di pipi nya. Dan saat itu juga fury terperanjat kaget.

Tubuh nya seolah olah di tarik paksa menjauh dari meja.

" Elu! " mendongakkan wajah nya sembari menyipit kedua mata.

Bersambung....