Putri melangkah kaki nya menuju ranjang tidur Fury. tubuh Putri dengan nyaman nya langsung berbaring, layak nya tempat tidur nya.
Bora pun sama mengikuti langkah Putri namun ia hanya duduk di tepi ranjang.
Awal nya Putri biasa saja saat berbaring, setelah Bora duduk di tepi ranjang. Baru lah putri merasakan kalau ada orang lain yang sedang naik ke ranjang Fury.
Putri membuka mata sebelah lalu mengintip siapa yang tegah mengganggu nya.
" Ah elu " gumam Putri. Kembali memejamkan mata.
Gumaman Putri dapat di dengar oleh Bora, yang notabene nya tak jauh duduk nya dari Putri.
" Numpang buang air " tanya Bora tanpa melihat Putri.
Putri yang mendengar penuturan Bora dengan berat hati membuka kedua mata nya. Kemudian ia menarik tubuh nya dari tidur nya. Putri memundurkan tubuh nya sampai mentok ke pembatas antara kasur dengan dinding.
" Lebih tepat nya buang air besar "
" Elu sendiri ngapain di kamar Fury? " tanya Putri yang penasaran dengan Bora yang tiba tiba datang ke rumah Fury. Biasa nya jarang main ke rumah Fury. Yang lebih sering malahan Putri entah itu numpang kamar mandi atau numpang tidur.
" Habis ngantar Fury , sekalian mampir ke rumah nya" balas Bora yang posisi nya masih duduk di pinggir ranjang dengan kaki nya ia gantung kan ke bawah, kaki satu nya yang tidak luka ia naik kan ke atas ranjang.
" Oh " menganggukkan kepala. Setelah itu pandangan nya tertuju ke bawah melihat lutut Bora yang sedang di perban.
Putri merangkak mendekat ke arah Bora " kaki lu kenapa, habis jatuh "
Yang tadi nya menatap wajah Putri, kini berpaling menatap kaki nya yang ia gantung di bawah " ini luka tapi enggak jatuh "
Tiba tiba dari arah belakang bersuara " biasa Put, takut lihat anjing gue. Alhasil ia ngumpet di dalam mobil, terus tanpa ia sadari lutut nya terbentur sama besi yang ada di bawah kursi mobil " sahut Fury.
" Ck,,, jangan di perjelas " Bora mengerucutkan bibirnya.
" Hahaha....ada ada aja lu Ra Bora mau main petak umpet " goda Putri sembari mencolek lengan Bora.
" Ih Auh ah " menghentakkan lutut nya yang tidak luka di atas ranjang.
" Hohoho.... ok ok gue tidak akan menggoda elu "
Mereka bertiga saling bercanda dan mengobrol, sampai tidak menyadari bahwa hari sudah mulai gelap. Bora yang hendak berjalan menuju pintu ruang tamu ia urungkan karna lutut yang terluka, lutut sebelah kanan.
" Apa gue telpon kakak nya, tapi kalau sibuk gimana dong " menggigit jari kuku.
" Ra elu enggak pulang? " tanya Putri yang sudah di depan pintu ruang tamu.
" I - iya gue pulang kok " memandang ke segala arah.
" Yakin mau pulang sendiri? gue antar mau enggak " tawar Putri.
" Eh tidak usah kan elu juga bawa mobil. Kalau elu nyetir mobil gue terus ke sini nya naik apa? "
" Itu mah gampang selagi ada taksi semua beres "
" Enggak deh Put makasih atas tawaran nya, tapi gue mau nunggu kakak gue ke sini " padahal dalam hati nya belum menghubungi salah satu kakak nya.
" Hmmm...ok lah gue mau pulang udah malam juga. Gue pamit Fur, makasih atas tumpangan nya. See you " melambaikan tangan nya ke arah Fury yang berdiri di samping Bora.
Fury mengantarkan kepergian Putri sampai di depan pagar rumah.
" Hati hati jangan ngebut bawa mobil nya. Kasihan mana masih perawan lagi " teriak Fury saat mobil Putri perlahan menjauh dari rumah nya.
Fury kembali masuk ke dalam rumah. Ia masih menemani Bora yang sedang duduk di sofa ruang tamu.
" Udah telpon kakak mu? " ujar Fury sembari mendudukkan pantat nya ke sofa.
Dengan berat hati Bora menghubungi kakak nya untuk ke sini. Ia sudah mengeklik nomor kak Alex sembari menunggu panggilan masuk " ini gue lagi telpon "
Beberapa detik kemudian panggilan telpon sudah terhubung.
" Kenapa dek? " tanya Alex yang di sebrang sana.
" Kakak di mana sekarang? " Bora tanya balik.
" Baru nyampe rumah, emang ada apa enggak kayak biasa nya "
Tiba tiba Fury langsung merebut hp Bora, ia sudah geregetan dengan Bora yang tidak langsung pada inti nya.
" Bora lutut kanan nya sedang luka jadi tidak bisa menyetir sendiri " ungkap Fury.
" Apa!!! dimana Bora sekarang " nada Alex sedikit khawatir dan terdengar derap langkah kaki yang semakin jelas bertanda Alex menuju arah luar pagar. Di dalam telpon juga terdengar suara bising kendaraan.
" Bora masih di rumah gue " Fury menyerahkan ponsel Bora kepada sang pemilik.
" Halo halo.... " masih terdengar suara Alex.
Bora langsung menempelkan ponsel nya ke telinga " ya kak "
" Elu diam di situ gue akan kesana " panggilan terdengar singkat dan langsung di akhiri oleh Alex.
" Haduh gimana ini. Mana besok ada kerjaan di kantor " Bora memegang perban dengan pelan pelan. Karna luka yang di dapatkan cukup dalam dan melebar jadi kalau tidak segera di obati akan terserang infeksi.
*
Setelah mendapatkan kabar bahwa adek nya mendapatkan musibah, Alex memutuskan keluar mansion lagi. Diri nya tak memperdulikan tubuh nya yang amat letih sehabis kuliah di tambah berkunjung ke restoran milik nya. Yang ia prioritas kan adalah keselamatan adek nya.
Alex bergegas menuju arah luar atau bisa di sebut luar pagar mansion. Yang awal nya memutuskan membawa mobil sendiri ia urungkan karna Bora membawa mobil juga kalau Alex tetap membawa mobil siapa yang menyetir mobil Bora.
Alex berdiri di pinggir jalan raya yang tak jauh dari mansion keluarga nya. Ia hendak menyusul Bora menggunakan taksi online yang sudah ia pesan.
Tak butuh waktu lama taksi online yang ia pesan sudah tiba di hadapan nya, tanpa menunggu lama Alex langsung masuk ke dalam taksi.
" Ke alamat Xxx " ucap Alex yang baru menarik pintu taksi.
Perjalanan dari mansion menuju rumah Fury memakan waktu hampir satu jam lebih di tambah sedikit macet di sekitaran bundaran patung.
Alex sempat memberikan kabar ke Bora untuk tunggu sebentar di situ.
Akhirnya taksi online yang ia pesan sudah tiba di kediaman Fury yang mana mobil Bora masih terparkir di depan pagar rumah Fury.
" Sudah sampai pak " menoleh ke arah belakang yang mana Alex hendak turun. Sebelum ia turun Alex mengeluarkan uang sejumlah seratus ribu.
" Ini pak uang nya kembalian nya ambil saja " Alex cepat cepat mendorong pintu taksi online.
" Terimakasih pak " sang sopir terlihat kegirangan mendapatkan orderan dengan jumlah uang yang lebih.
Taksi online langsung tancap gas meninggalkan tempat tujuan pelanggan nya.
" Mobil nya masih di sini, berarti orang nya masih di dalam " gumam Alex setelah melihat mobil Bora.
Alex melangkahkan kaki nya menuju rumah Fury, untung nya pagar rumah masih terbuka itu sangat menguntungkan untuk Alex bisa langsung masuk tanpa berteriak ke pemilik rumah.
Ia berjalan menuju pintu ruang tamu yang masih terbuka lebar dan ditambah sinar lampu yang amat terang.
Bersambung....