Dengan tubuh terasa berat, Bora memaksakan diri nya untuk segera bangun dari tidur nya. Bora masih diam duduk sembari mengumpulkan nyawa nya, entah mengapa di pagi hari badan Bora rasa nya amat berat. Entah efek kelelahan atau lainnya Bora tak tau, yang ada di pikirannya saat ini bagaimana ia bisa berjalan dengan lutut yang sedikit ia tekuk di saat kerja nanti.
Kalaupun ia minta ijin itu tidak mungkin karna kondisi tubuh Bora sangat fit tidak terserang virus ataupun penyakit lainnya. Yang ia keluhkan saat ini cuman di saat berjalan dan duduk di bawah. Bora harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk berhati hati kalau tidak luka nya tadi malam baru kering, bisa basah lagi dan mengeluarkan darah lagi di tambah sedikit nanah di bagian tengah. Mantap sudah penderita Bora.
Lagi lagi ia berjalan ke kamar mandi dengan tertatih tatih. Luka yang belum kering total kalau terkena air akan terasa ngilu dan perih.
" Ini semua gara gara anjing nya Fury, kalau enggak keluar enggak akan gini " Bora ngedumel di dalam kamar mandi.
Sebelum badan nya ia guyur pakai air, luka di lutut di tutupi dengan plastik yang ia pakai tadi malam. Di rasa sudah cukup baru lah Bora membuka kran shower.
Air shower turun dengan deras nya dari atas ke bawah. Bora berdiri di tengah tengah guyuran air hangat yang mengalir dari rambut ke sekujur tubuh nya.
Bora membutuhkan waktu sepuluh menit di kamar mandi.
" Ah segar nya pagi pagi mandi pakai air hangat tubuh terasa enteng kembali " berdiri di depan pantulan cermin full body.
Bora melangkahkan kaki menuju meja rias, di sana berbagai skincare dan makeup tertata rapi, sedangkan di laci bawah di dalam nya di isi dengan body care dan hair care.
Rambut yang masih basah ia gelung menggunakan handuk agar tidak menetes ke bawah atau bisa membuat baju bagian belakang basah.
Pertama ia membersihan wajah nya terlebih dahulu menggunakan pembersih wajah khusus. Setelah itu ia mengambil toner lalu menuangkan di tangan. Ia usap usap dulu di tangan nya kemudian beralih ke wajah nya, ia tepuk tepuk ke wajah nya dengan pelan sebanyak tiga kali agar toner bisa terserap rata ke seluruh wajah.
Kini beralih mengambil serum ,essence dan krim wajah. Di step terakhir ia mengoleskan wajah nya dengan sunscreen agar wajah nya terhindar dari paparan sinar matahari.
Part yang Bora paling senang yakni makeup, karna makeup bisa membuat seseorang menjadi percaya diri. Bora menepuk wajah nya menggunakan cushion agar wajah nya menjadi flawless , langkah selanjutnya memakai eyeshadow berwarna soft dan terakhir bagian yang selalu di sukai kaum hawa yaitu lip tint.
Bora memakai warna beautiful coral pink yang baru ia beli. Bora berkaca di depan cermin seraya melepas bungkusan handuk yang ada di atas kepala. Menarik laci yang di dalam ada hair dryer.
Bora membutuhkan dua puluh menit untuk mengeringkan rambut nya. Ia beranjak dari duduknya menuju almari pakaian. Pilihan Bora jatuh kepada setelan rok span yang pendek di bawah lutut. Pakaian atas di sesuaikan dengan setelan bawah.
Sebelum beranjak dari depan cermin ia merapikan rambut nya terlebih dahulu. Bora bergegas mengambil tas dan kunci mobil.
Tak.....
Tak...
Suara sepatu Bora terdengar sampai ke meja makan.
*
" Bun Bora berangkat dulu " Bora melihat bunda yang berada di depan kompor yang lagi membuat menu sarapan.
" Enggak makan dulu " tanya Ayah sambil mengaduk kopi yang wadah nya cangkir kecil.
" Enggak yah, nanti Bora makan di kantor " mengelirik arloji di pergelangan tangan.
" Waktu nya sudah mepet " Bora yang hendak pergi namun di tahan oleh suara bunda.
" Bentar Ra jangan pergi dulu " ujar bunda sembari membawa tas kecil yang isi nya bekal untuk Bora.
" Ini di bawa tas nya "
Bora menerima pemberian bunda nya " bekal? "
" Kata nya enggak sempat sarapan. Jadi bunda bawakan sarapan nya, jangan lupa di makan " pesan bunda.
" Iya Bun Bora akan menghabiskan, kalau gitu Bora berangkat dulu " mencium punggung tangan bunda.
" Assalamualaikum "
" Wa'alaikumsalam " balas bunda.
Bora berjalan sembari menenteng tas kecil ke arah garasi mobil.
" Enak ya jadi anak terakhir hehehe...." memundurkan mobil keluar dari garasi mobil.
Ting...
Suara pesan masuk dari ponsel Bora, Bora langsung membuka pesan tersebut takut nya ada pesan penting dari kantor.
" Jangan lupa kasih obat ke lutut elu , kalau merasakan ngilu. Obat nya udah gue taruh di laci dasbor " baru saja keluar dari pagar rumah Bora sudah mendapatkan pesan dari Alex. Bora yang penasaran langsung membuka laci dasbor.
Ternyata di dalam sudah ada obat luka, kalau di lihat lihat kemasan nya masih di segel pertanda baru di beli.
" Thanks " balas Bora di tambah dengan stiker berbentuk love.
Mobil pun melesat ke jalan raya, Bora menyetir dengan kecepatan normal karena jam tujuh wilayah Jakarta sudah macet kendaraan pribadi maupun umum. Berhubung mobil Bora terjebak macet, ia mengambil tas kecil yang ia taruh di jok samping.
Ternyata lauk yang bunda siapkan kesukaan Bora dan juga ada tempat kecil yang isi nya bakmi ayam yang kemarin ia beli. Ternyata bunda menyisihkan bakmi ayam nya ke Bora.
Bora melahap masakan bunda nya dengan lahap, tak hanya nasi , udang saus Padang , dan juga bakmi ayam yang bunda siap kan, di wadah yang lain di sini dua buah sandwich yang isi nya melimpah. Walaupun tas nya kecil namun di dalam nya mampu menampung empat wadah sekaligus di tambah satu kotak yougurt dan satu kotak susu. Benar benar bunda memperlakukan Bora seperti anak TK.
Bora sangat sangat bersyukur mempunyai keluarga yang begitu hangat dan saling melindungi satu sama lain, itu poin yang kedua. Poin yang pertama diri nya anak perempuan satu satu nya jadi sangat di sayang oleh kedua orang tua dan juga kedua kakak laki laki nya.
Bora masih melahap masakan udang saus Padang buatan bunda sembari memantau pekerjaan nya melalui iPad. Bora tak memusingkan dengan situasi ini yang terpenting ia bisa bekerja jarak jauh dan kerjaan nya selesai tepat waktu. Kalau masalah terjebak macet tinggal bilang atasan nya.
Nyam....nyam....
Mulut Bora belum mau berhenti mengunyah walaupun perut sudah begah.
" Kalau di tambah cumi , kerang , sama kepiting enak nih " ucap Bora ketika sudah menelan makanan yang ada di mulut.
" Minum susu dulu ah biar enggak seret " tangan kiri nya meletakan iPad di atas dasbor dulu baru mengambil susu kotak yang masih di dalam tas. Ia mencoblos menggunakan sedotan yang sudah di sediakan dari pabrik yang letak nya di belakang kemasan.
Bersambung...