Chereads / Kaulah penyelamat hidup ku / Chapter 34 - Janjian di restauran

Chapter 34 - Janjian di restauran

Sekitar menempuh perjalanan hampir satu jam mobil yang di kendarai oleh Aldi telah sampai di tujuan, Aldi turun dari mobil terlebih dahulu kemudian memutar kan badan nya menarik pintu mobil.

" Silahkan tuan " posisi masih memegang pintu mobil. Akara turun dari mobil dengan gagah nya tak lupa merapikan setelan jas atas nya yang sedikit lusuh. Di rasa tuan nya sudah turun dari mobil baru lah Aldi mendorong pintu mobil.

" Apakah orang nya sudah tiba " Akara dan Aldi berjalan menuju pintu restauran. Akara yang hendak mendorong gagang pintu ternyata ada orang yang di dalam yang tugas nya membuka pintu restauran untuk menyambut tamu datang. Akhirnya Akara mengurungkan niatnya.

" Selamat datang di restauran Delima "

Akara mengangguk singkat , selepas itu Akara dan Aldi mulai menyusuri tempat duduk.

" Dia sudah tiba " sambung Aldi.

" Dimana orang nya " membalikan badan.

Mata Aldi menelisik ke seluruh ruangan " itu dia tuan" Aldi menunjuk seorang pria yang duduk membelakangi mereka dengan memakai Hoodie dan juga topi.

Akara mengikuti arah yang di tunjuk Aldi " apa benar dia dengan pakaian itu"

" Benar tuan dia memberitahu saya kalau dia memakai Hoodie warna biru dan memakai topi warna hitam dan saya rasa itu orang nya " Aldi mendekat ke arah seseorang yang sedang duduk menunggu. Aldi menepuk pundak seraya berkata " tuan Leon? "

Orang yang di tepuk pundak nya oleh Aldi langsung menoleh ke belakang " oh kau udah datang mana Akara "

" Aku udah di depan mu sialan " pekik Akara yang tiba tiba sudah duduk di kursi tepat di depan Leon.

" Sejak kapan kau sudah duduk di situ " menatap heran.

" Sejak tadi, kau aja yang sibuk dengan hp " sindir Akara seraya menandakan punggung nya ke kursi.

" Apa kau bilang tadi! "

" Memang betul kan mata ku masih sehat jadi tadi tidak salah lihat " bersidekap dada.

" Ckk punya ponakan bikin darah tinggi aja " gumam Leon.

" Tuan sudah memesan makanan? " Aldi memilih menenangkan hati kedua tuan nya agar tidak terjadi keributan.

" Belum " menggeleng kecil.

" Saya pesan kan dulu, tuan Akara mau pesan apa?" tanya Aldi yang sudah berdiri.

" Seperti biasa " sahut Akara.

" Baik tuan " Aldi pergi mencari pelayan.

Ehemm... Akara berdehem sejenak untuk mengurangi rasa canggung " sejak kapan kau sudah sampai "

Leon menatap Akara dengan tatapan datar " sudah dua puluh lima menit yang lalu. Ada masalah apa hingga menyuruh ku datang ke sini , hingga pasien ku tinggalkan demi diri mu " memasukan kedua tangan nya di saku celana.

" Entah lah aku sendiri juga bingung " menghembuskan nafas pasrah.

" Maksud mu " Leon mencondongkan tubuh nya agar terdengar jelas ucapan Akara.

" Aku merasa tubuh ku ada sedikit masalah tapi tidak merasakan sakit " menggaruk rambut poni bagian depan.

" Ngomong mu kok belibet, langsung pada inti nya saja agar aku dapat menganalisis penyakit mu " memutar bola mata malas nya.

Akara mau tak mau menceritakan dari awal sampai akhir peristiwa yang membuat jantung nya berdebar , sesekali menoleh ke kanan ke kiri memastikan bahwa tak ada orang lain di sekitaran nya jadi pembicaraan Akara dan Leon tidak terdengar oleh orang lain.

Leon yang awal nya biasa aja kini tertawa lepas sambil memukul meja.

" Kau kenapa tertawa saat aku menceritakan yang sebenarnya " Akara kesal melihat respon Leon.

" Akara....Akara kau itu pintar sedari kecil sekarang sudah memegang jabat sebagai CEO tapi masalah hati kau tidak tau, sungguh hidup mu sangat lurus "

Di sela sela obrolan mereka Aldi datang dari arah lain.

" Dari mana aja " tanya Akara.

" Tadi mampir ke toilet dulu tuan " jawab Aldi sambil duduk di samping Leon.

" Udah ngomong ke pelayan kan " sahut Leon yang terlihat tengah menahan lapar.

" Sudah tadi " menatap bergantian Akara dan Leon " pelayan nya apa belum kesini memberi buku menu? "

Mereka berdua kompak menggeleng kepala.

" Astaga padahal sudah saya kasih tau nomor meja " pekik Aldi. Aldi hendak berdiri ingin protes sama manajer yang ada di restauran ini, tapi lengan nya di tahan oleh Leon.

" Kau enggak usah kesana biar masalah ini yang ngurus bos mu " menunjuk menggunakan dagu nya.

Aldi melihat Akara meminta persetujuan dan langsung di balas dengan anggukan oleh Akara. Jadi Aldi duduk kembali tidak jadi protes.

Akara mendorong kursi yang ia duduki , setelah itu ia melangkah kan kaki menuju ruang manajer yang mengelola restauran ini. Akara berhasil menemukan ruang manajer tanpa menunggu lama Akara mengetuk pintu memastikan di dalam ada orang apa enggak.

Akara mendengar suara dari dalam berarti di dalam ada orang.

" Ada yang bisa kami bantu tuan? " sang manajer shock melihat Akara sudah masuk ke dalam. Tidak mungkin orang lain tidak tau dengan seorang pebisnis terkenal di kota Jakarta yang bernama Akara.

Sang manajer merasa tidak mengundang tuan Akara untuk datang ke ruangan nya, diri nya sebenar nya juga bingung dengan maksud tujuan tuan Akara datang kemari.

" Pesankan makanan yang enak di sini " ucap Akara dengan to the point dengan posisi berdiri tepat di meja kerja manajer.

" Pertama saya minta maaf tuan , tapi di sini bukan tempat memesan makanan. Anda bisa pesan di kasir"

" Saya sudah menunggu lama di sini sekitar tiga puluh menit dan tidak ada seorang pun menyodorkan saya menu makanan, jadi saya berinisiatif datang kesini " satu tangan nya ia masukan ke saku celana kain kerja.

" Apa!! " batin manajer sembari terpaksa tersenyum agar menghilangkan rasa malu.

" Baik tuan saya segera menyajikan menu makanan yang paling best seller di sini, saya minta maaf akan keteledoran pegawai di sini. Sebagai ganti nya tuan bisa makan di sini gratis selama tiga hari " ucap nya sambil kesusahan menelan saliva nya.

" Baik saya tunggu di meja nomor delapan " ujar Akara sembari berjalan menuju pintu ruangan manajer.

Setelah Akara sudah menghilang dari pandangan nya baru lah ia menuju arah dapur restoran dengan rasa dongkol terhadap karyawan nya yang hampir membuat kesalahan fatal.

" Kemana semua pelayan di sini!! " teriak manajer yang menggelegar di ruang dapur.

Koki dan juga asisten koki yang berada di dalam di buat kaget dan bingung dengan sikap manajer nya, biasa nya dia tidak pernah se marah ini tapi ini begitu marah sampai sampai meja dapur yang terbuat dari stainless penyok karna terkena pukulan keras dari tangan manajer. Akhirnya semua pelayan berkumpul semua di ruangan dapur yang sangat besar dan luas.

" Apa kalian sudah bosan bekerja di sini haa!!! " menunjuk semua pelayan sambil marah marah.

" Tidak pak " ucap mereka serempak.

" Kalau tidak mengapa ada tamu tidak di layani kemana semua nya di saat ada tamu orang penting kalian abaikan " suara lantang mampu membuat semua pelayan cewek maupun cowok menunduk tak mau mengangkat wajah nya.

" Jawab!! " kini suara manajer kian lantang.

" Kami kewalahan menghadapi pelanggan yang begitu banyak nya jadi kami tidak menyadari kalau salah satu dari pelanggan ada tamu yang penting "

" Salah satu dari kalian masa tidak ada yang mau mendatangi pelanggan yang di meja nomor delapan "

" Maaf kan kami pak " ucap mereka.

" Aaarrggh!! saya saja yang mendatangi meja nomor delapan " sembari memijat tengkuk leher bagian belakang. Seng manajer memutuskan langsung turun tangan menghadapi pelanggan.

" Buatkan menu yang paling best seller di sini " sambung manajer sebelum benar benar pergi dari ruang dapur.

Bersambung...