Akara tertidur di dalam bathtub dengan pulas nya untung air nya hangat jadi bangun bangun badan tidak menggigil, kalau Akara memilih menggunakan air dingin bisa di pastikan besok pagi nya masuk angin. Lilin aromaterapi masih menyala di samping bak bathtub.
Perlahan Akara membuka kedua matanya. Pertama yang ia lihat langit langit kamar mandi yang cahaya lampu yang amat terang. Ia mengerjapkan mata sebanyak tiga kali sampai benar benar tersadar dari tidur nya.
" Loh " Akara memandang ke segala arah sambil mendudukkan tubuh nya.
" Kok masih di sini " menggaruk rambut yang di rasa Akara belum sadar.
" Loh astaga! " Akara baru sadar kalau diri nya seharian tertidur di kamar mandi , tidur dari sore sampai pagi.
Akara cepat cepat berpindah ke shower yang tempat nya terpisah dari bathtub. Akara berdiri di atas shower yang air nya mengalir dengan deras. Ia mengusap rambut nya ke belakang dengan posisi wajah menengadah ke atas. Di rasa cukup membilas tubuh nya baru lah Akara mengambil handuk yang di taruh di dekat wastafel.
Akara mengusap tubuh nya menggunakan handuk agar air yang di tubuh nya bisa di sapu bersih dengan handuk. Handuk yang baru ia gunakan di lilitkan di bagian tubuh bawah , membiarkan tubuh bagian atas nya terekspos begitu saja tanpa di tutupi. Akara membuka lemari yang khusus untuk menyimpan handuk dan peralatan mandi.
Akara mengambil handuk kecil untuk rambut yang masih basah kuyup. Pintu kamar mandi di tarik dari dalam. Akara berjalan sambil mengusap ngusap dengan handuk kecil sisa nya membiarkan menetes mengenai handuk kecil yang di gantungkan di leher.
Mencari baju di walk in closet , Akara memilih menggunakan baju santai berupa kaos yang berkerah karna setiap hari Sabtu perusahaan Akara membolehkan karyawan dan karyawati menggunakan baju bebas namun tetap sopan.
Pilihan Akara jatuh kepada warna baju maroon dan dilengkapi dengan celana jins warna khaki. Akara berdiri di depan cermin full body untuk sekedar merapikan rambut agar terlihat rapi dan menawan, sedikit sentuhan gel rambut agar terlihat kokoh saat beraktivitas di luar ruangan. mengambil ikat pinggang yang di taruh di rak khusus bentuk nya seperti etalase kaca bening di dalam sana terdapat ikat pinggang , jam tangan dan aneka dompet yang harga nya tidak main main.
Melangkahkan kakinya keluar dari walk in closet ia berjalan menuju kamar mandi lagi sambil membawa handuk besar dan kecil yang baru di pakai. Handuk besar dan kecil di taruh di jemuran handuk agar cepat kering.
" Haduh lupa " Akara membuka saluran air yang berada di dalam bathtub agar sisa sisa air yang ia pakai keluar melewati lubang.
Membalikan badan menghadap cermin besar yang letak nya di atas wastafel. Di kanan kiri wastafel di isi dengan kumpulan skincare khusus pria dan beberapa parfum. Selesai menggunakan skincare langkah selanjutnya mengeringkan rambut menggunakan hair dryer yang di simpan di laci bawah. Di sentuhan terakhir Akara menyemprotkan parfum di bagian bagian tertentu dari belakang kedua telinga , leher , pergelangan tangan , lipatan kedua siku.
Tok....
Tok.....
Pintu kamar Akara di ketuk dari luar. Akara yang masih di kamar mandi cepat cepat membuka pintu agar suara ketukan tidak semakin keras.
" Berisik! " umpat Akara ketika membuka pintu.
" Santai bro jangan galak galak nanti tidak laku " ucap Leon yang langsung melengos masuk tanpa menunggu jawaban dari Akara.
Akara yang masih berdiri di ambang pintu seraya berdecak ia membiarkan pintu kamar terbuka.
" Mau apa ke sini " cegah Akara ketika Leon mau masuk ke walk in closet.
Leon membalik badan " mau mandi "
Akara menunjuk arah kamar mandi menggunakan dagu " kamar mandi di sana bukan di sini "
" Terus baju ganti nya mana " menyandarkan tubuh nya di pinggiran pintu masuk walk in closet.
" Ck, biar aku yang ngambil kau segera lah mandi " Akara mendorong tubuh Leon menjauh sampai di depan kamar mandi.
*
Akara mengambil kaos dan celana pendek untuk Leon di simpan di atas kasur.
" Leon baju nya di atas kasur " teriak Akara dari luar sembari menggedor pintu kamar mandi.
" Yo..." jawab Leon.
Akara keluar dari kamar melewati ruang kerja nya yang letak nya bersebelahan.
" Tumben bangun jam segini " tanya mama sembari mencuci piring.
" Emang enggak boleh mah? " Akara berdiri di samping mama nya.
" Ya boleh boleh aja tapi kok tumben biasa nya bangunnya sebelum subuh " meletakan piring yang sudah bersih ke rak piring.
" Mungkin Akara kelelahan jadi bangun nya agak kesiangan " berjalan menuju kulkas.
Mama langsung menghampiri Akara yang tengah asik mengambil cemilan di dalam kulkas " kamu tuh di bilangin sama orang tua tuh di dengerin jangan terlalu di fosir tenaga mu kerja boleh tapi tau batas nya " mencubit perut Akara.
" Aduh,, iya iya " jawab Akara yang sudah duduk di kursi dapur.
Akara mengunyah buah anggur hitam yang di taruh di wadah khusus buah.
" Mah Aldi kemana " Akara berhenti mengunyah.
" Udah pulang duluan apa orang nya semalam tidur disini " baru saja mengambil potongan ayam dari dalam kulkas, kini menuju tempat cuci piring untuk mencuci potongan ayam agar terhindar dari kotoran.
" Ya tugas nya masih banyak yang belum selesai " mengunyah lagi buah nya sampai habis tak bersisa.
" Enggak bos nya enggak asisten nya sama aja maniak kerja " batin mama sambil menggeleng pelan.
" Mah Akara berangkat dulu " ucap Akara sambil membawa wadah kosong. Meletakan di pinggir tempat cuci piring, sebelum pergi akara menyempatkan mengecup pipi mama nya.
" Enggak sarapan nak " ucap mama sehabis pipi nya di cium oleh anak nya.
" Udah makan buah " teriak Akara yang sudah berada di samping pilar dekat pembatasan area dapur dan ruang keluarga.
" Ya udah nanti mama antar makan siang nya " teriak mama yang tidak di dengar oleh Akara.
" Dasar tukang irit bicara tapi kok hari ini enggak kaya biasa nya wah!! anak ku sedikit kemajuan harus lapor sama papa nih " mama menaruh potongan ayam di dalam wadah yang berisi air , mencuci tangan dengan sabun agar bau amis hilang. Cepat cepat naik ke lantai atas untuk menemui suami nya yang tengah bersantai di balkon kamar.
" Pah pah " teriak mama saat di dalam kamar dengan nada yang ceria.
Suami nya yang lagi duduk santai di balkon tersedak saat minum kopi, diri nya kaget dengan suara istri nya yang sangat keras di dalam sana.
" Uhuk... uhuk... apa mah " meletakan kembali cangkir kopi di atas meja.
" Astaga papa " pekik mama saat menemui suami nya terbatuk batuk , ia bergegas mengambil air di dalam.
" Minum dulu pah " menyodorkan segelas air.
" Ada apa sih teriak teriak " ucap papa sesudah minum air pemberian istrinya.
" Papa tau enggak " ucapan istri nya langsung di patahkan oleh suami nya.
" Enggak tau " menggigit pisang goreng.
Istri nya geram sampai sampai lengan suami nya berubah warna menjadi warna merah " dengerin penjelasan mama dulu dong pah, jangan asal potong pembicaraan " memanyunkan bibir nya.
" Jadi apa dong " ucap papa sembari menggosok hidung nya karna menahan tawa melihat kelakuan istri nya.
" Tadi Akara banyak bicara sama mama di dapur. Aneh kan pah tidak seperti biasa nya tuh anak, apa jangan jangan Akara punya pacar jadi banyak perubahan " ikut ikut mengambil pisang goreng.
" Lah biasa nya bukan nya banyak bicara mah " memiringkan kepala disertai kerutan di dahi.
" Beda pah beda " menyilangkan kedua tangan nya di depan muka nya sendiri " pokok nya kita harus menyelidiki " dengan semangat menggebu-gebu.
Bersambung....