Bora yang sedang asik main game di ponsel nya dikagetkan oleh teriakan Fury yang suara nya sangat membahana sampai ponsel Bora terjatuh dari tangan nya sendiri sangking kaget nya.
Yang awal nya di buat anteng dan sunyi sampai suara jangkrik dapat ia dengarkan tanpa perantara manapun.
Kedatangan kak Alex mampu mengubah suasana, Fury langsung bersua bak orang yang udah lama tak jumpa. Bora mencium bau parfum yang sangat familiar, ia langsung menoleh mengikuti arah bau parfum.
" Kak Alex " gumam Bora. Setelah mengambil ponsel nya yang sempat jatuh.
Alex langsung terhenti pas di tangah tengah daun telinga, ia menutupkan kuping nya sesaat selepas itu menatap tajam ke arah pelaku pembuat suara membahana itu.
" Mulut cewek kayak toa masjid "
" Sorry refleks mulut gue " berdiri dari duduk nya. Fury melihat Bora sedikit kesusahan berdiri ia berinisiatif membantu. Fury membantu memegang kedua pundak Bora, ia menggiring sampai di depan pintu.
" Bora masih aman sama gue " menyerahkan Bora ke kakak nya.
" Enggak tanya tuh " tubuh Bora langsung di rangkul oleh Alex.
Fury menatap Alex dengan tatapan malas nya " ya ya ya elu benar, sekarang elu bisa bawa adek lu kemana pun yang elu mau " Fury sedikit mendorong tubuh Alex agar menjauh dari pintu ruang tamu. Fury mendorong tubuh Alex sampai di teras.
" Elu ngusir gue " menatap tajam
" Lah iya lah emang mau nginep di sini " melipat kedua tangan nya di depan dada.
Udah dari lama Fury dan Kak Alex saling adu mulut saat bertemu sampai detik ini pun juga saling adu mulut sampai Bora enggan untuk melerai.
" Ogah gue " Alex langsung membawa Bora pergi jauh menuju mobil Bora yang masih terparkir sempurna di depan pagar rumah Fury.
" Awas jangan elu kasarin sahabat gue " mengantar kan sampai batas pagar dalam.
" cerewet " umpat Alex yang terlihat risih saat berlama lama di dekat Fury.
" Udah lah kak " kini Bora bersuara.
" Gue pulang dulu fur makasih atas jamuan nya, dah sampai ketemu di lain waktu " melambaikan tangan nya sebelum diri nya masuk ke dalam mobil.
" Iya hati hati di jalan " membalas lambaian tangan.
Mobil Bora menjauh dari perumahan Fury dengan laju pelan karna masih di sekitaran perumahan. Setelah keluar dari area perumahan, baru mobil Bora melaju dengan kecepatan normal.
" Kok bisa lutut elu luka cerita nya gimana? " tanya Alex sembari menyetir.
" Ya cuman kecelakaan kecil aja " balas Bora.
" Kak lapar nih makan yuk, mumpung masih di luar " memasang wajah melas.
Alex melihat arloji di pergelangan tangan ternyata masih jam tujuh malam, toko , cafe dan restoran masih buka di jam segini. Alex pun menyetujui permintaan Bora.
" Mau makan di mana? " tangan Alex mendarat di pucuk kepala Bora sambil mengacak ngacak rambut.
Bora langsung mendengus kesal mendapatkan rambut nya berantakan mau marah dia kakak nya, kalau enggak marah kelakuannya menyebalkan.
" Huh!!...jadi berantakan rambut gue, jadi enggak cantik lagi " membuka kaca kecil yang terdapat di dalam mobil, yang letak nya di atas dasbor mobil. Ia merapikan rambut sembari berkaca.
" Idih.... cantik dari mana nya " melirik sinis.
" Mana bau lagi badan elu, pasti belum mandi ya " wajah Alex menoleh sekilas ke arah Bora setelah itu membuang muka ke arah kanan seraya menutupi hidung nya menggunakan dua jari.
" Gaya mu emang elu udah mandi gitu " Bora menyentil telinga Alex. Setelah menyentil telinga baru lah ia memeriksa bau badan nya sendiri di sekitaran ketiak. Mengendus ngendus layak nya anjing yang di tugaskan mencari bom yang di tanam di tanah.
" Tuh kan bau kan badan elu. Kayak gue dong walaupun belum mandi tapi tetap kece dan wangi " mendorong pelan lengan Bora, hingga Bora terpentok di tepian pintu mobil.
" Halah sesama belum mandi enggak usah nyindir " Bora melepas sabuk pengaman di saat mobil tengah melaju. Bora hendak pindah tempat ke belakang melewati bagian hand rem dan Persneling.
Namun di saat sudah persiapan berdiri lengan Bora di cekal oleh Alex sembari berkata " mau kemana. Duduk diam di sini "
" Mau pindah kebelakang sebentar kok enggak lama" mencoba melepas cengkraman tangan Alex. Namun gagal karna kekuatan lelaki lebih kuat di banding perempuan.
" Ngapain sih pindah pindah segala duduk kembali di situ! " Tangan kanan Alex tetap memegang setir mobil. Dengan tatapan mata fokus ke jalan.
" Ih lepas dulu tangan elu. Gue mau benerin tali kutan* yang sempat lepas. Minggir minggir " Akhirnya cengkraman tangan Alex perlahan mengendur dan berpindah ke setir mobil.
" Nah gitu dong dari tadi " Bora langsung lompat ke belakang.
Sebelum membetulkan tali kutan* nya ia melirik ke arah spion tengah seraya berkata " awas jangan ngintip. Kalau ngintip gue doain mata elu gatel gatel" bersembunyi di balik tempat duduk, Bora sedikit kesusahan karna luka lutut belum kering sempurna.
Alex yang tengah fokus ke jalan raya, mendengar ucapan Bora hanya membalas anggukan kepala tanpa menoleh kebelakang maupun menatap Bora melalui spion tengah.
Di rasa keadaan sudah aman baru lah Bora membetulkan pakaian dalam bagian atas yang sedang bermasalah, ia mencoba meraba raba bagian punggung guna mencari pengait kutan* yang terlepas.
Ctik...
Pengait pakaian dalam bagian atas sudah terpasang dengan sempurna. Bora melompat kembali ke depan melewati tempat yang tadi ia lewati. Dengan hati hati la melangkah ke tempat duduk semula.
" Udah selesai "
" Udah " ucap Bora sambil memasang kembali sabuk pengaman.
Hening sampai tiga puluh menit lama nya....
Tiba tiba Alex bertanya " Ra mau makan di mana?"
Pertanyaan Alex mampu mengagetkan Bora yang tengah melamun menatap kaca jendela mobil.
" Di tempat biasa nya masih lama apa enggak? " selesai membalas pertanyaan Alex, Bora mengelus dada nya yang jantung nya masih berdetak cepat.
" Enggak sih bentar nyampe " tutur nya.
Drett.... drett...
Ponsel Alex bergetar. Alex menaruh ponsel nya di dekat Persneling karna di situ ada tempat kecil yang sering di isi Bora dengan uang koin dan permen.
Bora membantu mengambil ponsel Alex, sebelum ia menyerahkan yang punya Bora melihat nama penelpon terlebih dahulu.
" Kak bunda telpon "
" Cepat angkat, siapa tau penting " Alex menyuruh Bora untung mengangkat panggilan telpon dari bunda. Dan Bora menggeser tombol warna hijau. Kemudian ia men loud speaker agar ucapan bunda bisa terdengar jelas.
" Halo Bun " ucap Alex yang masih menyetir.
" Kamu ada di mana nak, bukan nya udah nyampe rumah " tanya bunda.
" Alex pergi menyusul Bora ke rumah teman nya Bun"
Bora tetap setia memegang ponsel Alex.
" Emang Bora kemana? nak "
" Bora di sini Bun " sahut Bora ketika nama nya di sebut.
" Loh Bora ada di situ toh. Dari mana aja kamu nak dari pagi sampai malam kok belum pulang. Apa lupa jalan pulang nya " omel bunda.
" Satu satu Bun tanya nya Bora bingung mau jawab yang mana? "
Bersambung....