Setelah mobil Bora masuk ke halaman cafe yang mana di sana sudah di tunggu oleh sahabatnya, ia memutuskan parkir di situ. Sebelum kaki nya masuk ke dalam cafe.
Bora mengedarkan pandangan nya ke seluruh ruangan cafe. Ternyata Fury duduk di kursi dekat jendela. Bora memutuskan melangkahkan kaki nya mendekat ke arah Fury duduk.
Tanpa permisi Bora menempelkan minuman yang sedari tadi di pesan oleh nya. Dengan senyum yang mengembang jus alpukat berhasil mendarat di pipi Fury, hingga Fury terperanjat kaget.
Bora terkekeh kecil melihat sahabat nya terus mengomel ngomel sambil mencoblos jus alpukat nya dan sesekali melirik ke arah nya dengan tatapan tak biasa.
Tanpa di persilahkan duduk dari sang empu, Bora sudah terlebih dahulu duduk di hadapan Fury dengan tangan kiri nya mencoblos jus jambu mengunakan sedotan plastik, sedangkan tangan kanan nya mengambil kentang goreng. Kemudian kentang goreng nya masuk ke dalam mulut Bora.
Bora yang terus di tatap oleh Fury, ia tatap balik dengan satu alis nya ia angkat.
" Apa? " ujar Bora yang terus mengunyah kentang goreng, sebelum kentang goreng nya masuk ke dalam mulut. Ia colek sedikit ke saos tomat agar kentang goreng menjadi nikmat.
" Kemana aja dari tadi? gue udah nunggu elu lebih dua puluh lima menit di sini. Mana gue sendirian di sini, di tambah di lihatin sama pengunjung di sini, kan jadi sebal. Huh!!..." mengerucutkan bibir nya.
Dengan iseng nya bibir Fury di sumpali dengan kentang goreng yang sudah di tambah kan sedikit saos pedas.
" Bisa di pending dulu enggak ngomel nya. Gue mau jelasin tapi elu jangan potong pembicaraan gue "
" Hmmm..." dengan posisi mengunyah kentang goreng.
" Sebelum ke sini gue mampir dulu beli jus yang elu pesen tadi "
" Terus? " tanya Fury sembari menyeruput jus jambu milik Bora.
" Ada emak emak yang belanjaan nya pada jatuh gelinding ke jalan. Mana di daerah situ ada orang lalu lalang dan tidak ada satu pun orang yang mau bantuin. Ya gue merasa kasihan, terus gue mutusin untuk membantu memasukan belanjaan tadi dengan keresek baru. Jadi nya kesini agak telat " tutur Bora sembari memanggil pelayan cafe untuk sekedar memesan menu di sini. Karena sudah memasuki waktu jam makan siang. Sekalian Bora makan di sini dari pada makan di rumah, kelamaan.
" Oh ya "
Bora menganggukkan kepala.
" Ada yang bisa kami bantu kak " tanya pelayan yang sudah berada di depan meja Bora dan Fury.
" Saya mau pesan menu makanan di sini "
" Oh silahkan kak, ini daftar menu nya " menyodorkan buku daftar menu.
Bora menerima buku menu dan langsung melihat menu apa saja yang di sajikan di cafe ini. Bora terus membolak balik daftar menu sesekali ia meneliti menu apa yang cocok untuk makan siang.
Pilihan Bora jatuh ke menu nasi goreng seafood , sosis bakar dan minuman red Velvet.
" Elu enggak sekalian pesan? " tanya Bora ke Fury.
" Ya pesan lah, gue sedari tadi nunggu daftar menu yang elu pegang " menengadah tangan nya meminta daftar menu.
" Hehe...gue kira enggak pesan "
" Sudah di catat kak pesanan ku tadi? " tanya Bora menoleh mengarah ke pelayan.
" Sudah kak " balas nya.
" Udah belum? "
" Ih... bentar dulu lah. Masih cari nih " melirik ke arah Bora.
" Buruan! kasihan mbak nya nungguin, elu " mengecek ponsel nya siapa tau ada pesan dari kakak nya.
" Gue traktir hari ini "
Mata Fury langsung berbinar disertai senyum yang terukir indah di wajah nya. Setelah mendengar ucapan dari Bora.
" Nah elu baru besti gue " menutup daftar menu.
" Samain sama aja menu nya " menyerahkan daftar menu ke pelayan sambil tersenyum.
Bora melongo dengan perkataan sahabat nya.
" Kalau pesenam nya sama ngapain buka tutup menu segala " ujar Bora di saat pelayan nya sudah kembali ke dapur.
" Hmmm...." mengetuk ngetuk kepala nya. Seolah sedang berfikir.
" Tadi nya sih mau pilih menu yang lainnya. Tapi tidak jadi karna..." menggantungkan ucapannya.
" Karna gue traktir, coba kalau gue enggak ngomong kata TRAKTIR. Elu pasti milih menu nya lama " sambung Bora sambil memutar bola matanya malas.
" Hehe...."
" Ngomong ngomong elu manggil gue kesini ada apa? enggak kayak biasa nya " tanya Bora yang penasaran.
Fury menghela nafas cukup berat disertai mimik wajah yang berubah menjadi murung.
" Pacar mu? " tebak Bora ngasal.
" He'em " ucap Fury sembari menundukkan wajah nya.
" Woh!! masalah apa Fur? bukan nya hubungan elu sama pacar elu adem ayem " tutur Bora seraya menatap wajah sahabat nya yang masih menunduk.
" Dia belum ngasih kabar sampai hari ini " dengan suara sedikit serak, tanpa permisi air mata jatuh mengalir ke pipi. Ia cepat cepat menghapus jejak air mata.
Bora yang tak tega dengan sahabat, lantas ia langsung mengusap kedua bahu untuk sekedar mentransfer kekuatan.
" Udah jangan nangis di sini. Nanti elu enggak bisa makan enak, nangis nya di pending dulu. Emm...elu masih punya foto pacar mu yang terbaru "
" Buat apa " mengelap ingus nya menggunakan tisu yang sudah di sediakan di setiap meja.
" Ck,, ya buat lihat lah, buruan mana foto nya keburu nanti makanan nya datang, mumpung masih di buat" ucap Bora sambil melihat ke arah dapur cafe.
" Ok ok gue cari dulu "
Kedua sahabat Bora sudah mengetahui Bora mempunyai kelebihan yang orang lain belum tentu punya. Jadi setiap ada masalah selalu lari ke Bora, untuk sekedar mencari solusi.
" Ini foto nya " memperlihatkan foto diri nya bersama pacar nya.
Bora langsung mengambil ponsel Fury. Bora mengezoom wajah kekasih sahabat nya.
Bora langsung menangkap bayangan masa lalu kekasih sahabat nya walaupun memalui media foto.
" Elu lihat apa Ra? " Fury di buat penasaran. Sampai sampai pindah posisi duduk.
Di dalam penglihatan Bora, kekasih sahabat nya sedang bermain mesra dengan seorang wanita. tapi wajah serta postur tubuh tak sama dengan Fury. Bora mengulang lagi mungkin penglihatan nya bisa salah. Dan nyata nya pengelihatan nya masih sama dengan yang tadi, dengan berat hati Bora bertanya langsung sama Fury.
" Eh... sejak kapan elu pindah " memundurkan wajah nya karna wajah Fury begitu dekat dengan wajah Bora.
" Sejak tadi lah " menjauhkan wajah nya serta posisi duduk nya seperti semula.
Bora memandang Fury tidak seperti biasanya.
" Sejak kapan elu mulai curiga dengan pacar mu, hm..maksud gue sejak kapan sudah jarang komunikasi sama elu?"
" Kalau perubahan perilaku udah seminggu. Perubahan nya utuh mencolok banget. Kan biasa nya kalau lagi berduaan tuh jarang main hp, terus di ajak keluar enggak ada alasan yang enggak masuk akal. Masalah kecil di perbesar pakai acara ngancem ngancem segala terus yang paling gue sadar tuh dua atau tiga hari yang lalu enggak ada kabar. Mulai itu gue sadar ada yang aneh sama perilaku pacar gue "
" Menurut pengelihatan mu bagaimana Ra? ada sesuatu apa enggak " memajukan kursi nya dan tangan nya menggenggam erat tangan Bora.
Tiba tiba pelayan datang bersamaan dengan menu nya sudah matang.
" Silahkan " ujar pelayan setelah meletakan semua menu yang telah di pesan.
" Kita makan dulu. Kalau bisa ngobrol nya jangan di sini, kita cari tempat yang nyaman saat ngobrol berdua " imbuh Bora.
" Dimana? " tanya Fury yang lagi siap siap mencicipi nasgor seafood.
" terserah elu yang penting nyaman saat ngobrol dan enggak ramai " sambung Bora.
Bersambung....