Chereads / Kaulah penyelamat hidup ku / Chapter 23 - Salah arah

Chapter 23 - Salah arah

Lima belas menit yang lalu mereka telah selesai makan dan telah meninggalkan tempat cafe yang mereka berdua datangi. Kini mereka berdua berada di dalam mobil menuju rumah Fury yang mana memakan waktu hampir tiga puluh menit dari cafe.

Mobil Bora harus melewati tiga lampu merah di jalan, belum lagi melewati rel kereta api. Di dalam mobil Fury dengan asik nya mengganti lagu dengan suka hati nya.

Di cafe tadi Fury memilih ngobrol di rumah nya lebih tepat nya di dalam kamar, agar lebih leluasa saat ngobrol dan di tambah tidak ada yang menguping pembicaraan Fury dan Bora.

Flashback on:

" Habis dari sini langsung ke rumah gue Ra. Ngobrol nya di kamar gue aja kan bisa selonjoran dan rebahan di kasur " meletakan sendok dan garpu di atas piring. Kemudian menyeruput minuman yang berada di samping nya sampai habis.

" Oke lah " Bora langsung menyetujui.

Flashback off.

" Elu enggak sekalian hubungi si Ayu? " ucap Bora sambil mengerem mobil nya karna di depan sudah menunjukan lampu merah.

" Udah tadi. Tapi dia lagi ada kerjaan jadi enggak bisa kumpul bareng. Enggak kayak dulu yang sering ngumpul bareng sampai malam entah di rumah gue, elu atau rumah Ayu. Kita bertiga sudah mempunyai kehidupan baru " tutur Fury sembari menyandarkan punggungnya di kursi mobil.

" Ha? kehidupan baru, maksud nya nikah gitu " memiringkan kepala ke kiri sambil menatap Fury.

" Hadeh... dunia kerja Ra! emang kita bertiga sudah ada yang menikah "

" Ra, lampu sudah hijau " menepuk pundak Bora.

" Eh!!... " Bora persiapan injak pedal gas, setelah mobil di depan nya sudah maju.

" Ya juga omongan elu. Gue kira nikah cuy, secara elu ngomong nya kehidupan baru. Ya gue pikiran nya langsung tertuju ke pernikahan " kini mobil Bora sudah jalan menjauh lampu merah.

" Kehidupan baru kan banyak Ra. Enggak melulu soal nikah " Fury mencari tombol di bawah kursi mobil. Setelah ketemu ia hentakan punggung kursi ke belakang, di rasa sudah cukup baru lah ia melepas tombol di bawah.

Mereka berdua saat ini diam di dalam mobil. Yang tadi nya bertukar cerita kini mereka memilih diam sambil mendengarkan musik. Dengan Bora yang masih fokus ke jalan raya. Mobil Bora sudah melewati tiga lampu merah.

" Ra? " panggil Fury yang memecah keheningan.

" Oii..." sahut Bora tanpa melihat Fury. Melainkan mata nya tertuju ke arah depan jalan raya.

" Elu masih mengajari seni tari? " tanya Fury. Ia mengubah posisi duduk nya sedikit menghadap Bora. Dengan punggung nya sedikit mepet ke pintu mobil.

" Masih tapi satu bulan dua kali pertemuan. Minggu pertama dan Minggu ke dua. Selain Minggu yang gue sebutkan. Gue free di rumah ya sambil bersih bersih kalau enggak nonton film di tv, rebahan di kasur " mengurangi laju mobil karna di depan ada mobil yang sedang berhenti. Karna mobil Bora telah memasuki area rel kereta api.

" Emang ada apa? elu mau ikut nari " tubuh Bora memutar menghadap Fury dengan salah satu tangan nya masih memegang setir mobil. Kedua kaki nya tak menginjak rem kaki mau pun gas mobil. Tenang walaupun kaki Bora tak menginjak rem , tapi sudah menaikan hand rem.

" Enggak lah, mana bisa gue nari yang ada badan gue kaku semua kayak kanebo kering. Garing " menggeleng kepala dengan cepat.

" Ya kanebo nya di kasih air lah biar enggak kaku " Bora menimpali banyolan Fury.

Fury yang baru saja melihat arah pojok kiri, langsung kegirangan sampai sampai tangan nya sudah nyasar di bahu Bora.

" Ra...Ra lihat tuh " menunjuk kereta yang sedang melintas dengan cepat nya.

Bora mengikuti arah pandang Fury. Setelah itu Bora langsung berdecak kesal.

" Cih, kayak enggak pernah lihat kereta melintas aja" yang tadi nya tubuh Bora menghadap Fury, kini ia cepat cepat meluruskan tubuh nya serta ia menginjak rem kaki. Hand rem tangan ia turun kan. Bora siap siap menginjak pedal gas.

" Kan seru lihat kereta api lewat. Ternyata kereta api jalan nya cepet nya kalau di lihat dari sini. Tapi sewaktu gue naik kok rasa nya biasa aja enggak cepat, tau tau udah nyampe stasiun" ucap Fury.

" Hadeh....nih anak butuh piknik kali yak, biar otak nya tidak cepat ngebug " batin Bora sambil melirik Fury memalui ekor mata.

" Loh kok lewat sini Ra? " Fury menatap jalan sambil membuka jendela mobil sampai batas leher. Ia menatap jalan yang cukup berbeda tidak menuju arah rumah nya. Sontak Fury menarik baju Bora sambil berteriak.

" Ra elu salah jalan. Ini bukan arah rumah gue, elu bawa kemana gue ha!! " teriak Fury. Jari Fury menekan tombol yang berada di balik pintu mobil, yakni tombol buka tutup kaca jendela.

Bora yang tengah fokus menyetir di buat kaget oleh teriakan dan juga jambakan dari Fury.

" Hah!! masa " celingukan menatap sekitaran. Dan benar saja ini bukan arah jalan rumah Fury. Melainkan menuju arah tol.

" Haduh terus gimana nih putar balik nya kan ini jalan satu arah. Kalau putar balik nanti malah di tabrak mobil yang di belakang " menatap spion tengah guna memantau kendaraan di belakang.

" Mana gue tau Ra. Gue lagi mikir nih " membenturkan kepala nya ke kaca jendela mobil.

" Kok bisa bisa nya elu salah jalan. Udah tau tadi dari bundaran patung belok ke kanan bukan lurus, elu itu lagi mikirin apa sih Ra Bora! " oceh Fury sembari menatap Bora.

" Gue dari tadi udah fokus fur " ujar Bora yang terlihat sedikit cemas.

" Kalau udah fokus kenapa bisa salah jalan "

" Mending elu coba buka aplikasi google map deh, dari pada ngoceh. Lebih baik cari solusi " geram Bora. Udah tau salah jalan bukan nya cari solusi malah saling menyalahkan dan ujung ujung nya malah buntung.

Fury langsung mencari aplikasi google map dan mengetik arah jalan tembus dari arah jalan tol.

" Udah belum " tanya Bora sambil melirik sekilas.

Laju kendaraan mobil Bora di kurangi tidak seperti tadi dengan laju yang cukup cepat. Ia menepikan mobil nya ke pinggir kiri disertai menekan tombol lampu peringatan yang letak nya di belakang.

" Sabar masih loading nih " menunjukan layar ponsel nya ke wajah Bora.

" Tuh udah muncul "

Fury langsung menarik tangan nya. Ia membaca google map dengan serius.

" Elu maju ke depan lurus jangan belak belok. Jangan ngebut, nanti ada gang sebelah kiri "

Bora mengikuti instruksi dari Fury.

" Udah nih. Terus belok ke sini " Bora menunjukan menggunakan jari telunjuk.

" Ya " sambil menatap layar ponsel nya.

" Ini daerah mana sih, kok gue baru tau " gumam Bora.

" Ada pertigaan belok kanan ikuti jalan paving "

" Terus jalan nya " ujar Fury sesekali melihat ke arah jalan.

Bersambung ...

Tinggalkan jejak like , komen serta klik tombol subscribe agar author semangat menulis cerita Akara dan Bora.

See you...