Chereads / Kaulah penyelamat hidup ku / Chapter 12 - Bukan itu maksud saya

Chapter 12 - Bukan itu maksud saya

Sebelum turun dari mobil, ia mencari Wireless Earphone Bluetooth terlebih dulu.

" Loh mana sih perasaan udah gue masukin ke dalam tas deh. Tapi kemana barang nya Aaarrggh...." Bora terus menggeledah isi tas nya sampai sampai barang yang berada di dalam ia keluarkan semua. Alhasil barangnya pada jatuh ke bawah.

Setelah sekian lama mencari baru lah Bora menyadari bahwa ia tidak memasukan Wireless Earphone Bluetooth nya di dalam tas.

" Aaaa....bego banget sih gue" ucap Bora sembari memukul setir mobil yang tak bersalah itu.

" Dah lah gue beli baru lagi siapa tau ada model terbaru" gumam Bora. Seraya membuka pintu mobil.

Blam!!....

Ia menutup pintu mobil dengan rasa kesalnya.

Setelah sampai di dalam mall Bora mengedarkan pandangannya untuk mencari toko aksesoris Smartphone.

Dengan langkah terburu-buru Bora tak menyadari bahwa dari arah berlawanan ada seorang yang sama dengan dia yakni terburu buru. Dan tanpa di duga duga kedua insan tersebut saling bertubrukan.

"Aw..." rintih Bora sembari memijat jidatnya yang terkena bentukan benda keras.

Posisi Bora sangat tidak menguntungkan. Pasalnya badan Bora berada di atas tubuh seorang pria dewasa yang masih berpenampilan lengkap yakni, masih memakai jas kerja.

Pria dewasa yang berada di bawah tak kalah terkejut dan menahan rasa sakit di sekitaran punggung ke bawah.

Awalnya si pria itu tak mengenali wanita yang berada di atas tubuhnya dengan posisi wajah menunduk hingga....

"Kau!!...." teriak mereka.

"Pergi kau dari sini!" si pria tersebut mendorong tubuh Bora dengan kasar.

Bruk....

"Aaaw...." rengek Bora. Kini Bora bisa melihat dengan jelas siapa yang berada di hadapan nya dan ternyata.....

"Kau lagi!!" mereka semua sama sama saling menunjuk tepat di muka masing masing.

"Huh....jadi kau yang menabrak gue" tutur Bora sembari bangkit dari duduknya. Dan ia segara merapikan baju nya yang sempat kusut itu.

" Seharusnya saya yang bertanya. Kenapa elu hobi nya nabrak nabrak orang, atau jangan jangan kau tadi sengaja kan. Ngaku deh!!"

Pria yang menabrak Bora yaitu Akara Abimanyu pria dewasa yang penuh dengan pesona yang luar biasa.

Akara langsung berdiri seraya berkacak pinggang"cih. Orang seperti kamu pasti ada maunya sama gue"batin Akara.

"Elu lagi elu lagi. Eneg gue lihat muka elu" Bora melirik tajam ke arah Akara yang sedang membenarkan kancing bajunya.

"Ck,, lihat kancing baju gue lepas. Itu semua gara gara elu!" mengacungkan jari telunjuk nya tepat di wajah Bora yang sedang menahan amarah. " Kau itu selalu jalan tidak menggunakan mata" umpat Akara.

" Elu itu buta apa gimana sih. Badan udah dewasa tapi otaknya masih anak kecil..."

" Dan satu hal lagi , elu harus ganti rugi kemeja gue" omel Akara.

" Eh....eh enak aja kok gue yang ganti rugi. Seharusnya saya yang minta ganti rugi lihat kaca mata gue pecah" menunjukan serpihan kaca mata menggunakan lirikan mata.

Kini mereka berdua menjadi pusat perhatian dari pengunjung mall.

Dengan situasi semakin panas Akara memutuskan menarik lengan Bora untuk menjauh dari kerumunan yang di sebabkan oleh mereka.

" Lepas!" teriak Bora yang tak kunjung di respon oleh Akara.

" Lepasin gue enggak, kalau enggak gue akan teriak..."

Ancaman dari Bora tak membuah kan hasil justru cengkeraman tangan Akara semakin kencang. Mau tak mau Bora hanya diam dan terus mengikuti arah langkah kaki Akara.

Akara hanya mampu mendengarkan ocehan dari wanita itu. Ia sesekali melirik ke arah samping sembari mengangkat ujung bibirnya.

" Jadi cewek cerewet amat" batin Akara yang sedang mengumpat habis habisan.

Setelah berjalan cukup jauh, akhirnya mereka berdua berhenti di lorong mall yang sedang sepi.

" Loh....loh kok di sini" Bora mendelik ke arah Akara namun sang empu masih diam.

" Hello!! gue tanya loh tadi" menjentikkan jarinya ke arah Akara.

Akara menoleh dengan ekspresi wajah datar, tak lupa tangannya merogoh saku celana guna mengambil dompet.

" Nih uang nya sebagai ganti rugi" mengulurkan uang sejumlah 5 lembar berwarna merah.

" Ambil lah selagi hari ini gue baik hati..." Akara menarik paksa tangan Bora guna untuk menerima uang pemberiannya.

Dengan berat hati Bora menerima nya.

Tanpa kata maaf atau sekedar basa basi, Akara memilih pulang karna tanggung jawabnya sudah selesai.

" Cih,,, orang kaya kok sombong, mentang mentang punya duit banyak bisa semaunya. Tapi Etitude minim, yang gue butuh hanya kata maaf dan tanggung jawab" umpat Bora dalam hati.

Setelah mendapatkan uang ganti rugi Bora memutuskan kembali pulang karna mood nya sedang tidak baik. Kalau di teruskan bisa bisa orang yang tidak salah kena dampak oleh amukan Bora.

Namun setelah melewati toko skincare dan make up , Bora berubah pikirannya yang awalnya cepat cepat pulang. Kini ia sedang memasuki toko kecantikan itu.

Perubahan Mood Bora bisa di bilang sangat cepat tidak seperti wanita di luar sana yang kadang bisa tiga hari untuk memulihkan mood buruknya itu.

Baru saja melangkahkan kaki nya, ia dikejutkan oleh suara mbak mbak penjaga toko.

" Selamat datang di toko kami...."

" Mau cari apa kak?" tanya seorang penjaga toko.

" Tidak ada , saya hanya sekedar melihat lihat saja" jawab Bora dengan enteng nya.

" Baiklah kak. Silahkan..."

Bora hanya menanggapi dengan senyum.

" Wah ternyata di sini cukup lengkap produk nya mulai dari luar negeri sampai produk lokal" ungkap Bora sembari menenteng tas keranjang belanja yang ukurannya tak terlalu besar dan tak terlalu kecil.

Yang awal nya hanya iseng lihat lihat. Ya nama nya juga cewek ada barang lucu langsung taruh ke keranjang , beli body care , beli hair care dan tak lupa membeli produk skincare brand Korea. Setelah puas berbelanja Bora memutuskan pulang ke rumah. Ia bisa beli baju lewat aplikasi online.

Baru mau melangkah kan kaki nya ke eskalator tiba tiba perut nya keroncongan, ia ingat bahwa jam sudah menunjukan waktu makan sore. Lagi- lagi niat mau pulang ke rumah ia batalkan sejenak karna perut nya tidak bisa di kompromi.

" Aduh napa perut gue mendadak lapar sih. Kan tadi udah beli roti" ucap Bora kembali naik ke lantai atas guna mencari tempat makan.

" Uang yang tadi gue apakan enak nya" jari telunjuk nya ia ketukan di pinggiran eskalator.

Tak butuh waktu lama kini Bora telah sampai di tempat makan letaknya di lantai 3. Tak hanya tempat makan saja melainkan terdapat tempat mainan anak dan Gramedia.

Di lantai empat baru lah terdapat satu ruangan yang begitu besar yang bernama bioskop.

Bersambung....