Chereads / Kaulah penyelamat hidup ku / Chapter 16 - Ternyata dia bos ku

Chapter 16 - Ternyata dia bos ku

Kini Bora telah tiba di ruangan kerja nya, ia terlebih dahulu meletakkan paper packaging di atas meja kerja. Kemudian membalikkan tubuh nya menuju arah pintu , karna tadi belum sempat menutup pintu.

Blam!....

Bora meraih remote AC untuk mengecilkan suhu ruangan karna di luar cuaca nya sungguh panas. Setelah mengatur suhu ruangan. Ia mengambil hand sanitizer guna membersihkan tangan nya dari kuman kuman yang membandel.

Ia mengusap kedua telapak tangan.

"Nah gini kan jadi bersih" memperlihatkan kedua tangan nya.

Meraih kursi putar nya kemudian Bora mendudukkan pantat nya. Ia buka bungkusan yang berada di dalam paper packaging.

Ia keluarkan semua menu yang tadi sempat di pesan. Sebelum makan, Bora menyempatkan berdoa terlebih dahulu agar di beri kenikmatan dan di jauhi dari gangguan setan maupun jin yang gemar mengganggu manusia saat makan.

Bora menikmati semua menu yang dia pesan sembari menonton film yang ia pilih.

Tak terasa jam istirahat telah usai, kini karyawan dan karyawati melanjutkan pekerjaan yang belum selesai.

Namun berbeda dengan Bora saat ini. Ia malah belum selesai jam makan siang nya karna keasikan nonton film. Hingga ia tidak menyadari bahwa ada orang yang berdiri di tengah tengah pintu sembari melihat aksi Bora yang tengah tertawa sambil makan.

"Bagus ya! masih anak baru tidak punya etika di kantor" sentak Akara selaku CEO di sini.

Akara berniat memperkenalkan diri ke anak baru yang bekerja di bagian ketua staf legal. Dia mendapatkan kabar dari HRD tadi pagi. Bahwa sudah ada pengganti dari bagian ketua staf legal sebelum nya.

Dia sudah mempersiapkan senyum yang menawan agar anak baru tidak merasa canggung. Baru saja ia membuka pintu senyum yang tadi nya cerah seakan luntur lantara , mendapatkan pemandangan yang membuat siapa saja merasa geram dan kesal.

Bagaimana tidak kesal. Semua karyawan yang berada di perusahaan nya sudah kembali ke tugas masing masing. Anak ini malah belum selesai makan di tambah menonton film dengan volume tinggi.

Membuat darah menjadi mendidih seketika. Raut wajah Akara merah padam siap menerkam musuh.

Akara berjalan ke arah Bora yang masih belum sadar akan kedatangan CEO.

Brak!! Akara menggebrak meja dengan keras.

Bora langsung mendongakkan wajah nya. "hey!! jaga sopan san...."

Bora tidak berani melanjutkan umpatan ke orang yang sudah merusak mood nya.

"Ka...kamu kenapa di sini" melebarkan bola mata.

" Justru saya yang bertanya kenapa di jam kerja masih makan dan menonton film yang tidak ada faedahnya"

"Apa nona tidak mendengar jam makan siang telah habis" tubuh Akara mendekat ke arah Bora yang mana, Bora masih di posisi duduk.

Wajah Akara semakin mendekat ke arah Bora. Dan Bora pun perlahan menghindar dari tatapan mengerikan dari Akara.

Bora melirik ke gantungan name tag yang berada di leher dan sekilas membaca nama dan posisi jabatan.

"Akara Abimanyu. Posisi CEO " gumam Bora sambil mulut nya dibuka sedikit.

Beberapa menit kemudian baru lah Bora sadar, ia langsung berdiri dari kursi. Ia langsung menjauh dari meja kerja dan langsung menundukkan tubuh nya hingga sembilan puluh derajat. Ia terus menunduk tak berani mengangkat kepala nya. ia hanya mampu melihat sepasang sepatu.

"Ck kenapa musti dia yang jadi atasan gue" batin Bora yang meruntuki nasib malangnya.

"Apakah wajah saya ada di bawah sana" sindir Akara dengan nada angkuh.

Bora langsung menegakan tubuh nya " tidak pak" Bora menampilkan senyum tipis.

"Tidak usah sok manis di depan saya. Sana kembali bekerja lagi , apa perlu saya turun kan jabatan mu mulai hari ini" ancam Akara yang tidak mau mempunyai karyawan yang tidak tertib aturan.

Bora langsung menggelengkan kepala " jangan pak, saya akan kembali bekerja"

Akara langsung membalikan badan berjalan menuju arah pintu tanpa mengucapkan kata.

Tiba tiba Akara membalikan badan nya menatap Bora yang masih berdiri di dekat meja, lalu ia dia berkata" satu jam lagi ada meeting di ruangan sebelah persiapkan dokumen dokumen yang penting. Jangan terlambat"

Baru lah Akara menghilang dari pandangan Bora. Tanpa menutup kembali pintu ruangan Bora.

"Apa!! di hari pertama gue kerja di sini langsung di suruh ikut meeting dan...dan di suruh bawa dokumen penting" Bora melangkahkan kaki nya menuju arah pintu untuk menutup pintu.

"Dokumen yang mana yang dia maksud Aaggrrh...kenapa gue enggak tanya langsung dokumen mana yang dia maksud" memukul tembok yang berada di samping.

Bora langsung merosot ke bawah dan masih memukul tembok yang tidak punya salah.

"Apa gue bisa bertahan di perusahaan ini dan akan bertemu dengan atasan yang sifat nya sedingin es batu balok" ucap Bora sambil berdiri dengan langkah lunglai menuju meja kerja.

"Hufft..." menghembuskan nafas lelah nya sembari membersihkan sisa sisa makanan dan minum.

Dirasa sudah bersih baru lah ia melanjutkan pekerjaan kembali tanpa menunggu lama , sembari menunggu jam meeting.

Bora menatap layar komputer dan tak lupa tangan nya terus aktif di atas keyboard dan mouse.

Di sela sela bekerja, Bora menyempatkan melihat jam tangan. Agar tidak terlambat datang di meeting pertama.

"Masih lama" ucap Bora yang masih sama menatap layar komputer.

**

"Akhirnya selesai juga pekerjaan ini" ujar Bora sembari meregangkan tubuh bagian punggung , leher ,tangan dan juga bagian kaki.

Bora memandang jam tangan, ternyata kurang sepuluh menit meeting akan di mulai. Sontak Bora langsung bergegas menuju ruang meeting dan tak lupa membawa dokumen yang di maksud oleh Akara.

Bora berjalan di buat agak cepat agar sampai duluan di ruangan meeting , dari pada nanti terlambat dan terkena semprot pedas. Mending datang lebih awal.

" Ok Bora jangan gugup kalau sewaktu waktu di tunjuk maju ke depan dan jangan panikan" Bora menyemangati diri sendiri.

Flashback.

Bora masih bingung dokumen apa yang akan di bawa nanti. Ia mondar mandir di dalam ruangan sembari mencari jalan keluar. sekelebatan bayangan wajah HRD terlintas di dalam otak nya.

Ia baru saja menemukan titik cerah , ia langsung menghubungi HRD guna meminta nomor ketua lama. Yang baru aja pensiun dari tugas.

Tanpa berlama lama Bora mendapatkan nomor ketua lama yang bertugas di bagian staf legal.

Setelah bertelepon dengan ketua lama, akhirnya Bora tau yang di maksud dokumen penting. Ia langsung membuat dokumen baru secara rinci dan kalau sewaktu waktu di suruh presentasi. Bora tidak kesusahan dan kebingungan.

Tugas tersebut bisa di bilang cukup susah untuk anak baru. Tapi berbeda dengan Bora , bagi Bora tugas tersebut tidak susah asal mau berusaha untuk belajar dan belajar.

Bersambung....