Chereads / Kaulah penyelamat hidup ku / Chapter 14 - Hari pertama kerja.

Chapter 14 - Hari pertama kerja.

Bintang bintang menari senang di atas awan dengan cahaya yang begitu indah, di tambah sorotan cahaya warna kuning yang berasal dari rembulan melengkapi indah nya malam yang begitu gelap nan dingin. Hembusan angin yang begitu dingin mampu menerpa sebagian manusia yang masih terjaga di bawah rembulan.

Rembulan begitu indah dilihat dari segi mana pun, walaupun dia bersinar seorang diri. Namun mampu menyinari gelap nya dunia, tanpa rembulan dunia kan menjadi gelap di malam hari. Begitu juga dengan sang Surya.

Pagi ini sang Surya menampakan diri dari ufuk timur , dengan sinar yang begitu menawan. Mampu menghipnotis makhluk hidup di bumi. Sorot sinar yang begitu di damba dambakan oleh sebagian makhluk hidup di bumi. Khusunya manusia tanpa matahari hidup manusia akan kesulitan. Dan juga tumbuhan tanpa matahari tidak bisa berfotosintesis.

Begitu juga dengan Bora, gadis cantik dan berbakat ini masih berlindung di bawah selimut tebal miliknya. Kicaun burung yang saling bersautan tak memungkinkan untuk Bora segera bangun, terik matahari yang mulai tinggi sama sekali tidak menghalangi Bora yang masih terlelap di dalam mimpi indah nya itu.

Kini jam sudah menunjukan waktu enam pagi, perlahan kelopak mata yang tadi nya masih terpejam kini perlahan mulai terbuka dengan sendirinya. Gadis cantik itu mulai turun dari ranjang.

" Hoamm..... sudah pagi ternyata" ucap Bora yang kini sudah berada di depan wastafel. Yang awalnya matanya sulit untuk di buka, setelah terkena percikan air kran mata kembali terasa segar hilang sudah hawa hawa ngantuk yang tengah menyelimuti dirinya.

"Waktu nya mandi" melihat ke arah jam dinding.

Tak membutuhkan waktu lama kini Bora tampil dengan kondisi segar . Ia melangkahkan kaki nya menuju walk in closet guna mencari setelan baju khusus untuk diri nya. Karna hari ini hari pertama kerja di perusahaan yang lama dia impikan.

"Pagi semua!" sapa Bora dengan penampilan yang begitu cantik.

"Pagi juga sayang" sapa semua orang yang berada di meja makan.

"Berangkat sama siapa nak?" tanya ayah, setelah Bora duduk di hadapannya.

"Berangkat sendiri yah kan tempatnya tidak terlalu jauh dari rumah" jawab Bora sembari membuka piring makan yang ada di hadapannya.

"Hmm...ya sudah kalau begitu..."

"Ayah?" panggil Bora.

"Nanti saja cerita nya saat nya makan" sambung bunda.

Mereka yang berada di meja makan diam tanpa ada yang mengeluarkan suara, mereka fokus ke makanan sendiri sendiri. Hanya suara dentingan sendok yang sedang beradu. Tak membutuhkan waktu lama keluarga pak Bambang sudah menyelesaikan acara makan pagi bersama.

"Mau tanya apa nak?" tanya ayah yang sedang membersihkan sisa sisa makanan menggunakan tisu.

Bora mendongakkan wajahnya" ayah tau CEO perusahaan yang akan Bora tempati"

"Ayah tidak pernah tau siapa CEO muda yang mendirikan perusahaan itu" tutur ayah yang juga penasaran.

"Coba kau tanya kakak mu Dion, siapa tau dia mengenalnya" sela bunda sembari menuangkan segelas susu untuk anak perempuannya.

Belum saja Bora bertanya sang kakak terlebih dahulu angkat bicara" enggak tau".

Sembari mengangkat kedua bahunya.

"Kan aku belum ngomong kak" menahan kesal dengan tangannya mengepal kuat dengan posisi di bawah meja.

"Sayangnya diriku sudah tau isi otakmu" bangkit dari tempat duduknya berjalan menuju kedua orang tua nya.

"Ckk...." berdecak sebal sembari memalingkan wajah.

" Yah , bun Dion berangkat kerja dulu" Dion mencondongkan tubuh nya supaya bisa mencium pipi bunda nya dan menyalami tangan sang ayah.

"Hati hati di jalan , jangan ngebut bawa mobil" nasehat bunda yang tak mau anak pertamanya terjadi apa-apa.

"Siap Bun..."

"Bun Alex berangkat dulu ada kelas pagi hari ini" sahut Alex.

"Bang emang mobil mu udah jadi?" tanya Bora yang masih duduk di kursi makan.

"Udah kemarin malam nyampe nya, bye pergi dulu....."

Alex memutar tubuhnya " kalau senior mu berbuat nakal langsung hajar jangan kasih kendor".

" Hehe...siap komandan" teriak Bora dari dalam yang mana kakak ke dua sudah sampai di ujung pintu keluar.

Membalikkan badan menghadap meja makan , sebelum pamit keluar Bora menyempatkan menghabiskan segelas susu hangat pemberian bunda nya.

"Ayah , bunda Bora berangkat kerja takut kesiangan" tutur Bora.

"Eh tunggu ayah dulu" sela ayah.

Bora menaikan kedua alisnya" tunggu?"

"Maksud ayah mu keluar nya berbarengan kan satu arah jalannya" bunda memberikan penjelasan ke Bora.

"Oh, gitu"

Kini kedua orang meninggalkan perkarangan mansion nya menggunakan kendaraan pribadi yang mana Bora menaiki mobil kesayangannya. Sedangkan ayah nya di sopir oleh asisten nya.

Di perjalanan Bora menikmati pemandangan ibu kota yang setiap pagi hari nya selalu ramai oleh kendaraan umum maupun kendaraan pribadi.

Untungnya perjalanan dari rumah ke kantor dapat di tempuh dalam waktu kurang lebih 60 menit, kalau keadaan jalan raya sepi. Bisa bisa Bora menempuh perjalanan sekitar 25 menit.

"Alhamdulillah sudah sampai di kantor" ujar Bora yang mana diri nya sudah berada di parkiran kantor dengan selamat.

"Hmmm....masih ada waktu lima belas menit" melirik sekilas ke jam tangannya.

Kaki jenjang nya milik Bora kini memasuki kantor. Sebelum memasuki ke tempat kerja nya, terlebih dahulu menemui HRD guna menunjukan letak tempat kerja nya.

Tok....

Tok....

"Masuk...." ucap orang yang berada di dalam ruangan tersebut.

" Permisi pak, mau tanya letak tempat kerja saya di sebelah mana. Kemarin saya lupa nanya" melangkahkan kaki nya masuk ke dalam lalu langsung duduk di kursi dengan sopan.

" Kamu yang kemarin itu?" tanya HRD.

"Ya pak...." nunduk hormat.

"Mari saya antar kamu ke tempat Staf Legal, yang mana kamu kerja di situ" melangkahkan kaki keluar dari ruangannya dan di ikuti oleh Bora di belakangnya.

"Ruangannya di lantai berapa pak kalau saya boleh tau?" tanya Bora sembari menyamakan langkah HRD.

"Lantai paling atas, di sana bukan hanya bagian tempat kerja kamu. Melainkan di sana ada ruang CEO dan ruang Sekretaris, maka di sana bersikap sopan lah" ucap HRD yang berada di dalam lift.

Ting...

Pintu lift terbuka, ternyata benar suasana di sini benar benar tenang dan tegang beda sama yang di bawah walaupun suasana ramai tapi bisa santai. Seandainya Bora bisa memilih tempat kerja, ya pasti ya Bora memilih lantai bawah dari pada lantai atas semua orang terlihat tegang dan serius.

" Ini ruangan kamu" HRD membukakan pintu ruangan khusus Bora yang mana dirinya menjabat sebagai ketua di timnya.

"Eh..." terbengong setelah melihat ruangannya.

"Kenapa kamu masih di situ, ayo masuk ke sini" rupa nya Bora masih terbengong di tengah daun pintu.

"Apa ini terlalu berlebihan pak. Kan saya masih baru kerja di sini, tiba tiba di angkat menjadi ketua di bagian Staf Legal" Bora merasa tidak enak dengan yang lainnya, masa anak baru langsung di angkat menjadi ketua.

Bersambung....