Chereads / Kaulah penyelamat hidup ku / Chapter 19 - Mandiri

Chapter 19 - Mandiri

Akara diam mematung di depan pintu kamar Oma nya dengan posisi membelakangi pintu di tambah pandangan kosong menerawang ke depan.

Diri nya kembali mengingat momen momen bersama mantan pacar nya dulu. Kenapa diri nya di buat mabuk kepayang dengan pesona mantan pacar nya dulu seolah olah terkena hipnotis. Membayangkan saja sudah membuat muak, ia belum memikirkan pendamping hidup. Pikiran nya tentang kerja dan kerja. Toh umur belum tiga puluh tahun jadi bisa santai memilih perempuan.

Ia memutuskan turun ke bawah melewati lift khusus keluarga inti. Di dalam lift Akara menghubungi asisten nya guna untuk mengantar tas dan jas yang ia taruh di kursi kerja.

Lift sudah terbuka, langkah selanjutnya Akara menuju arah dapur, yang letak nya tidak terlalu jauh.

Dan kebetulan di dapur ada bibi nya yang sudah berkerja di sini selama dua puluh empat tahun sejak Akara masih kecil.

Bibi yang berada di dapur segera mempersilahkan tuan nya untuk memakai area dapur dengan leluasa tanpa ada yang mengganggu.

" Silahkan tuan, sudah saya bersihkan semua " berdiri di samping pintu kulkas.

Akara menoleh ke arah bibi nya " bibi boleh pergi "

Setelah bibi nya sudah pergi, baru lah Akara membuka kulkas untuk mencari bahan masakan untuk di olah hari ini yakni tumis kangkung seafood.

Akara mengambil kangkung yang sudah di cuci , bawang putih , bawang merah , Bombay , cabai , udang dan cumi yang berada di dalam kulkas. Kemudian semua bahan di letakan di atas meja.

Sebelum memasak Akara mencari Apron yang ia taruh di laci bawah dekat bagian cuci piring.

Akara sudah terbiasa memasak sendiri dan juga untuk keluarga nya. Walaupun sudah ada bibi nya tetap Akara ingin memasak untuk keluarga. Pulang kerja di jam malam tetap Akara menyempatkan untuk memasak. Bisa di bilang sudah terbiasa dengan aktivitas memasak.

Tak butuh waktu lama masakan Akara sudah siap untuk di sajikan, walaupun menu nya sangat sederhana tapi rasa nya jauh berbeda dengan masakan koki. Entah mengapa menu yang sangat sederhana bisa terlihat mewah setelah di sentuh oleh tangan Akara. Mama nya saja di buat iri dengan masakan anaknya sendiri.

Tak hanya memasak tumis kangkung, Akara juga menggoreng nuget yang berada di dalam freezer dan juga menyediakan sambal yang berada di dalam cobek.

Semua menu tertata rapi di atas meja makan tak lupa dengan nasi yang sudah matang dan di tambah dengan kerupuk lengkap sudah hidangan yang disajikannya

Akara melihat di jam dinding ternyata sudah pukul empat sore. Sebelum beranjak dari meja makan , Akara menyempatkan makan terlebih dahulu. Kalau menunggu kedua orang tua bisa bisa makanan nya sudah dingin dan datang nya sekitar jam enam sore.

Di balik sifat dingin nya, ia begitu menyayangi keluarga nya melebihi menyayangi diri nya sendiri. Dulu terkenal sifat nya yang hangat dan ceria sekarang sifat nya melebihi dingin nya es balok.

Baru tiga kali suapan. Akara mendengar langkah kaki menuju diri nya. Diri nya mendongakkan wajah nya menatap sumber suara, ternyata suara langkah kaki berasal dari langkah asisten nya.

" Mau di taruh di mana tas dan jas anda tuan "

" Taruh di kamar ku habis itu kau kemari jangan langsung pergi "

" Siap tuan " undur pamit menuju kamar tuan nya yang letak nya di lantai dua.

Akara melanjutkan makan sore nya yang sempat terganggu oleh kedatangan asisten nya.

" Ada apa tuan? " asisten nya sudah kembali dari lantai atas.

" Duduk lah dan makan. Mumpung tadi masak nya terlalu banyak " menunjukan menggunakan dagu.

Tanpa banyak bertanya ia memilih menuruti titah tuan nya. Ya itung itung bisa makan gratis kan sayang untuk di lewati.

" Baik tuan "

Perlahan mengambil piring yang berada di atas meja , kemudian mengambil nasi dua centong mengambil tumis kangkung seafood tak lupa mengambil kerupuk.

Akara terbengong melihat kelakuan asisten nya.

" Ini doyan apa gimana " batin Akara.

" Enak? "

Asisten yang lagi lahap menyantap tak mendengarkan ucapan Akara.

" Biarin aja lah toh nanti juga bisa tanya lagi " Akara memutuskan makan kembali.

**

" Assalamualaikum " sapa mama nya yang baru tiba dari kantor. Dan langsung tertuju menuju ruang keluarga, yang mana meja makan sama ruang keluarga jadi satu ruangan hanya di batasi oleh kolam ikan yang di buat di dalam ruangan.

Alhasil suara mama Akara terdengar sampai meja makan.

" Wa'alaikumsalam " balas sapa Akara dan Aldi asisten nya.

" Loh...loh kalian pada selesai makan, kok enggak ajak ajak mama sih. Kan mama juga lapar " mengerucutkan bibir nya.

" Kelamaan " balas singkat Akara.

" Ck,, punya anak irit bicara " gumam mama nya. Untung nya tak kedengaran oleh Akara.

Mama memilih duduk di dekat anak nya, diri nya hendak meraih tempat nasi. Tiba tiba piring yang berada di tangan nya langsung berpindah tangan ke tangan Akara. Akara membantu mama nya mengambil nasi dan juga lauk pauk.

" Sudah cukup? " tanya Akara yang tangan nya masih memegang piring.

" Cukup nak, terimakasih ya " tak lupa meninggalkan kecupan di kening Akara.

" Papa pulang jam berapa? " tanya Akara sembari meraih gelas minum.

Mama melihat jam yang berada di tangan kiri " mungkin sebentar lagi "

Di lanjutkan kembali sesi makan.

Akara yang hendak berdiri dikagetkan oleh suara memanggil mama nya dengan suara keras.

" Assalamualaikum... ma oh mama "

" Wa'alaikumsalam pah " ucap mama sambil mengunyah nasi yang berada di dalam mulut.

" Uwow... masak apa nih " papa melihat seluruh menu berjejer rapi di atas meja makan.

" Tongseng krikil pah. Mau? " menunjuk krikil yang berada di samping kanan kiri kolam ikan.

" Hus...ngawur aja " mengibas tangan nya tepat di depan mulut sendiri.

" Sore om " sapa Aldi yang baru selesai makan.

" Loh nak Aldi makan di sini juga. Pasti lapar ya " tutur papa sambil menarik kursi yang berada di dekat istrinya.

Aldi menganggukkan kepala sembari menampilkan deretan gigi.

" Makan yang banyak nak. Supaya tidak pingsan tiba tiba " ucap nya sembari terkekeh.

"Hehe...sudah kenyang om "

" Om, Tante saya pamit pulang " memundurkan kursi makan. Berdiri dari duduk nya kemudian mengucapkan salam kepada orang tua Akara. Sebelum beranjak pergi.

" Kok cepet cepet kan baru selesai makan " sambung mama. Tangan nya terulur mengambil nasi dan berbagai lauk pauk.

" Sudah lama di sini tan, di rumah banyak kerjaan "

" Permisi " melangkahkan kaki mengarah ke pintu keluar.

Akara beranjak dari tempat duduk nya.

" Mau kemana nak " tanya papa.

" Mau cuci piring " menumpuk piring diri nya serta piring Aldi.

" Oh..."

Akara sudah terbiasa mencuci piring milik nya dan juga milik orang lain ( yang sudah kenal ).

Bersambung...