Chereads / Kaulah penyelamat hidup ku / Chapter 11 - Keterima

Chapter 11 - Keterima

Alex segera membalikan badan Bora menghadap mobilnya" dah Lo Sono masuk ke mobil , entar telat. Terus ujung ujung nya yang di salahkan gue" ucap Alex sembari menuntun Bora jalan.

"Hehehe....siyap kak" kini Bora telah masuk ke dalam mobilnya , sebelum menyalakan mesin mobil. Bora menoleh ke arah Alex yang mana masih berdiri tegak seraya melambaikan tangan.

" Gue pamit dulu kak...bye" ucap Bora sembari menekan klakson mobil.

Bim!, bim!....

Kini mobil Bora telah meninggalkan parkiran kampus. Tak butuh waktu lama mobil Bora telah sampai di tujuan yakni perusahaan bidang property yang berpusat di Jakarta.

" Wah...daebak" menatap gedung pencakar langit yang begitu memukau.

Tak berlama lama kini ia masuk ke dalam sembari membawa lampiran lamaran pekerjaan yang sudah ia persiapkan.

" Duh kok gue jadi dag dig dug gini jantung gue. Moga aja enggak ada masalah" batin Bora setelah memasuki perusahaan tersebut.

Tak...

Tak...

Suara high heels yang di pakai oleh Bora berhasil menyita perhatian para calon karyawan dan juga para staff yang tengah kerja.

" Maaf mbak, ruangan buat daftar lamaran kerja di sebelah mana" tanya Bora ke salah satu resepsionis yang tegah memandanginya tanpa berkedip.

"Eh...., oh maaf mbak" ucap resepsionis yang baru sadar dari lamunannya.

" Ada yang bisa saya bantu?"

" Saya mau melamar kerja di sini. Kalau saya boleh tau di mana ruangannya?" tutur Bora sembari membenarkan kaca mata minus nya.

" Mbak tinggal lurus dari sini terus belok kiri. Ruangannya paling pojok sendiri" jelas resepsionis.

Bagaimana tidak terpesona dengan penampilan Bora saat ini. Ia menggunakan kemeja lengan panjang warna putih di bagian dalam, sedangkan bagian luar menggunakan blazer warna hitam. Bawahannya menggunakan celana panjang bahan warna hitam dan tak ketinggalan memakai high heels yang warna nya sepadan dengan warna blazer nya. Dengan rambut di kuncir kuda menambahkan kesan menawan dan berkelas. Di bantu dengan postur tubuh bak model.

" Terimakasih mbak" ujar Bora sebelum meninggalkan meja resepsionis.

Lagi lagi penampilan Bora menjadi pusat perhatian namun ia terlihat cuek terhadap sekeliling nya.

Prinsip hidupnya tidak muluk muluk cuman satu yaitu TIDAK PENTING NGURUS HIDUP ORANG LAIN MEMBUANG WAKTU.

Itulah prinsip pegangan hidup Bora saat ini dan seterusnya.

Setelah tiba di tempat yang dimaksud resepsionis nya tadi ternyata yang mendaftar cukup banyak, hingga ada yang tidak kebagian tempat duduk alhasil sebagian ada yang duduk di bawah.

Bora menghela nafas sejenak " haah..."

" Belum apa apa gue jadi pesimis gini" menutup wajah nya menggunakan map.

" Permisi mbak..."

" Ya pak" jawab Bora setelah membuka wajah nya yang sempat ia tutupi menggunakan map.

" Silahkan mbak ambil nomor urut" menyerahkan satu box yang isi nya nomor urut.

Bertepatan itu pula Bora mendapatkan nomor urut 101. Sungguh melelahkan.

" Terimakasih pak" ucap Bora yang sudah mengambil nomor urutan.

" Sama sama mbak..."

Dua jam kemudian....

"Nomor urut 101 mohon dipersiapkan masuk ke dalam" ucap asisten HRD.

Jantung Bora kembali berdetak hebat, kaki nya seolah olah lemas. Tapi ia cukup pandai menutupi permasalahan pribadi agar orang lain tidak mengetahuinya.

Kini Bora telah masuk ke dalam ruangan interview.

"Selamat siang" sapa Bora kepada HRD nya langsung.

" Siang...silahkan duduk" ucap HRD.

Melangkahkan kaki nya menuju meja interview.

" Nama kamu Bora Santika Paradista?" tanya HRD sembari memegang CV milik Bora.

" Benar pak" ujar Bora seraya menganggukkan kepala.

" Di sini daftar riwayat kamu sudah ok" ucap HRD seraya memandangi CV milik Bora dan sesekali menoleh ke arah Bora langsung.

" Ya pak terimakasih..."

" Wah rupanya kamu lulusan dengan nilai tinggi di kampusmu dan bisa di lihat di sini kamu pernah magang di Kantor Advokat di daerah Jakarta dan juga kegiatan kampus lainnya" ucap HRD.

" Benar pak saya pernah magang di kantor Advokat tahun lalu" tutur Bora dengan ucapan se tenang mungkin.

" Kenapa kamu memilih kerja di sini? kamu kan bisa kerja menjadi Pengacara , Hakim atau Notaris. Alasan kamu kerja di sini apa?" tanya HRD sembari meletakkan lembaran CV di sampingnya.

" Alasan yang paling kuat karna saya sudah mempunyai pengalaman tentang dunia property , yang kedua saya pribadi sudah lama menginginkan kerja di sini" ucap Bora dengan posisi duduk tegap.

" Apakah kamu pernah berkerja sebelum nya di perusahaan property?"

" Belum pernah berkerja sebelumnya dan ini baru pertama kali melamar kerja di sini. Dan tentang saya yang sudah mempunyai pengalaman tentang property di karenakan , saya sering membatu pekerjaan kakak saya. Jadi secara tidak langsung saya sudah sedikit demi sedikit mempelajarinya pak" ucap Bora dengan lugas.

" Dengan hasil interview hari ini dan hasil CV kamu. Saya nyatakan LOLOS, selamat anda di terima bekerja di sini. Sekali lagi selamat untuk anda" ujar HRD sembari berdiri dari duduk nya tak lupa mengucapkan selamat ke Bora.

Tak menyangka hari ini Bora di terima kerja di hari pertama interview , dengan sigap Bora bangkit dari kursinya dan langsung membalas uluran tangan HRD.

" Terimakasih banyak pak" ucap Bora dengan haru.

" Besok kamu sudah mulai berkerja di sini. Oh iya kamu akan di tempatkan di bagian staf legal" sambung HRD.

" Baik pak, saya pamit undur diri"

" Silahkan..." menunjukan pintu keluar seraya tersenyum.

Setelah keluar dari ruangan HRD , hari Bora senang tak karuan melebihi mendapatkan hadiah.

" Yes.... akhirnya gue keterima, terimakasih tuhan engkau telah membantu ku dan sudah mengabulkan doa ku" gumam Bora seraya berjalan dengan santai sembari bersenandung ria.

Niat hati ingin mengasih kejutan buat keluarga dan sahabatnya. Bahwa diri nya keterima.

Perusahaan milik Akara Abimanyu menyeleksi calon staff nya cukup ketat bahkan setiap dua tahun sekali berhasil menerima satu orang dan itu pun orang orang pilihan bukan sembarangan rekrutmen.

Berarti Bora lah salah satu pelamar kerja yang berhasil lolos interview dan berhasil mengalahkan

seratus lima belas orang dalam satu hari.

Kini Bora telah sampai di parkiran mobil dengan hati yang berbunga bunga, impian yang sejak dulu akhirnya terwujud hari ini juga dan tahun ini juga.

Di sepanjang perjalanan tak henti hentinya Bora tersenyum. Bisa saja Bora langsung bekerja di perusahaan ayah nya atau kakak nya. Namun ia tetap menolak dengan dalih ingin mandiri tanpa campur tangan keluarganya.

Sebelum pulang ke rumah , Bora menyempatkan diri mampir ke mall untuk sekedar membeli baju buat besok.

" Gue mau beli baju apa yang enak nya buat besok" ucap Bora sembari menggosok gosok kan dagunya.

Tak memakan waktu lama kini mobil Bora telah terparkir rapi di Basement mall terbesar di kota Jakarta.

Bersambung...