" Aaarrggh" teriak Akara sambil memegang kepalanya yang tiba tiba berdenyut kencang.
Sepintas ingatan masa lalu tiba tiba muncul ketika insiden kecelakaan.
Sang sekretaris sekaligus asisten nya kaget setelah mendengar teriakan dari Akara.
" Tuan anda baik baik saja " Aldi mendekat ke arah tuannya.
" Saya baik baik saja, mungkin kebanyakan kerjaan jadi kepala saja sedikit pusing. Kau kembali kerja " mengibaskan tangannya supaya asisten nya segera kembali bekerja.
Aldi pun langsung mematuhi ucapan tuannya agar tidak menimbulkan masalah baru.
2 Jam sudah berlalu , kini Akara sendirian di apartemen sedangkan sang asisten nya sudah kembali ke rumah sedari tadi tepat 30 menit yang lalu.
" Hah" membuang nafas sejenak " kenapa kepala ku tiba tiba sakit. Sebenar nya ada masalah apa sama diri ku sendiri " Akara bersandar di kursi kerja sambil memijit kepala nya.
Lagi lagi Akara tidak mengigat wajah seorang gadis yang telah menyelamatkan diri nya. Yang ia ingat waktu berada di rumah sakit selama 2 Bulan di akibatkan benturan keras yang berada di kepala sehingga mengalami masa kritis selama 2 Bulan lamanya.
Di masa pemulihan waktu di rumah sakit orang tua bahkan kerabat tidak ada yang mau menjenguk maupun menemani , hanya asisten lah yang mau mendampingi waktu masa pemulihan. Ia sangat bersyukur mempunyai sosok teman yang bernama Aldy dirinya benar benar berhutang Budi.
Masa remaja hingga sekarang di usia 25 Tahun Akara merasa hidup nya hampa , kelam dan tak berwarna. Dirinya seperti robot yang ia tau hanya kerja dan kerja. Sungguh memperihatinkan kisah hidupnya , di balik wajah yang rupawan , bentuk tubuh yang sempurna serta kepintaran di atas rata rata tidak menjamin kehidupan yang sempurna bahkan jauh dari kata sempurna. Orang lain tidak tau masalah yang menimpa dirinya.
Dunia seakan akan mempermainkan dan juga menertawakan nasib Akara. Akara yang dulu sama yang sekarang beda jauh , dulunya mempunyai sifat hangat , penyayang keluarga dan penurut. Sekarang berbeda jauh bagaikan bumi dan langit , Sifatnya kini mudah marah , arogan , angkuh serta dingin tak tersentuh terutama wanita.
2 Wanita yang dulu ia sayangi kini sudah berubah , terutama sifatnya berubah 180° derajat.
Hanya karna HARTA mata hati mereka langsung tertutupi kabut hitam pekat.
***
Besoknya Akara bangun pagi pagi di karenakan ada acara meeting walaupun ia CEO , ia mempunyai prinsip JANGAN MENYIA-NYIAKAN WAKTU , KARNA WAKTU ADALAH UANG.
Di perjalanan menuju kantor Akara kembali teringat sosok kekasih nya yang tega mengkhianati , ia begitu bodoh memilih pasangan dan juga menaruh hatinya begitu dalam terhadap kekasihnya. Ia tidak menyangka kekasihnya mendua di belakangnya bersama sahabat karibnya.
"Damn it!! " umpat Akara sambil memukul setir yang ada di depannya.
" Akan gue balas rasa sakit ini kepada semua wanita , gue yakin semua wanita sama seperti dia yang gila dengan harta " menampilkan senyum yang mengerikan di tambah tatapan mata yang begitu tajam.
Beberapa menit kemudian Akara sudah sampai di Perusahaan nya , ia memarkirkan mobilnya di Basemen tak jauh dari parkiran terdapat lift khusus CEO dan hanya Akara dan Aldi yang tau.
Akara melangkahkan kaki nya menuju lift , lift tersebut menuju lantai paling atas yang di khususkan untuk CEO dan para petinggi lainnya.
Ting!…
Pintu lift terbuka dan muncullah seorang bertubuh atletis dan wajah yang begitu rupawan. Langkah kaki begitu cepat dan tegap.
Situasi ruangan sebelah.
Terdapat sosok laki laki setelan jas rapi sedang mengerjakan tugas yang belum selesai , di atas meja terdapat tumpukan dokumen yang belum selesai di tambah ada tugas baru dari Bos nya sungguh melelahkan.
Sosok tersebut Aldi asisten tuannya yang sudah di anggap sebagai keluarga. Dan sifat nya tak jauh beda dari tuannya hanya satu yang membedakan. Dia tak kan mau menyakiti hati perempuan mau itu anak kecil sampai dewasa , sungguh berbeda dengan tuannya.
Sedang asik asik nya fokus ke kerjaan tiba tiba telpon kantor berdering.
" Halo tuan "
" yaa tuan saya akan kesitu " Aldi menutup telpon dan segera ke ruangan Akara.
Tok…
Tok…
" Masuk " jawab Akara dari dalam.
" Permisi tuan" ucap Aldi sambil membungkukkan badan " ada yang bisa saya bantu " tanya Andy tepat di depan meja CEO.
" Bacakan jadwal hari ini " ucap Akara dengan posisi menatap layar komputer dan jari jari nya mengetik di atas keyboard.
Aldi paham yang di maksud tuannya dan untung nya ia kesini sekalian membawa iPad yang berada di tangannya.
" Jam 8 pagi sampai jam 9 kita ada meeting bersama perusahaan milik pak Rudy , selanjutnya jam 10 sampai jam 11 di jadwalkan ada meeting di luar kantor. Jam 1 sampai jam 4 sore mengadakan rapat akhir bulan bersama manajer keuangan dan manajer pemasaran. dan jam 7 malam sampai jam 9 anda di undang acara makan malam" ucap Aldi.
" Acara makan malam? " Akara langsung menghentikan aktivitas mengetik.
" Ya tuan anda di minta untuk menghadiri acara makan malam " ucap Aldi.
" Siapa yang mengundang?" tanya Akara sambil badannya bersandar di kursi kerja.
" Tuan Alfaro yang mengundang" Aldi langsung menundukkan wajah nya ia tak berani menatap wajah Akara ia tau Akara paling benci yang namanya acara makan malam menurut dia acara makan malam itu membosankan.
" Tak apa saya akan datang dan satu lagi kamu harus ikut tidak ada penolakan " Akara tak mau ucapannya di bantah.
" Baik lah tuan saya akan mendampingi anda" mau tak mau Aldi harus ikut , kalau tidak bisa saja hari ini detik ini akan mendapatkan amukan dari tuannya.
( Mampus , tugas belum kelar di tambah harus ikut acara makan malam. Mana tempatnya agak jauh , nasib nasib ) batin Aldi.
" Kamu boleh kembali " usir Aldi dari hadapannya.
Sang asisten langsung membalikkan badannya menuju pintu keluar. Baru aja akan membuka kenop pintu dikagetkan oleh suara Akara.
" Jam 8 pagi kau harus sudah siap , saya tidak mau membuang waktu" ucap Akara sambil meneliti dokumen yang ada di tangannya.
Aldi membalikkan badan " baik tuan "
" Fyuhh… " mengusap pelipisnya menggunakan pergelangan tangan. " akhirnya gue keluar dari kandang singa " gerutu Aldi di sepanjang jalan.
Jam menunjukan pukul 8 pagi. Dimana Akara dan Aldi melakukan meeting di perusahaannya tak lupa bapak Rudy serta sekretaris nya sudah datang.
Mereka membahas mengenai kerjasama untuk kedepannya dan sama sama menguntungkan satu sama lain.
" Baik tuan Akara senang telah bekerjasama dengan anda semoga kedepannya memuaskan " Rudy bangkit dari kursinya dan langsung di ikuti oleh sekretaris sambil berjabat tangan dengan Akara dan Aldi asisten Akara.
" Justru saya yang senang tuan Rudy , terimakasih anda sudah berkunjung di perusahaan saya" ucap Akara dengan senyum yang ceria.
" Baik lah tuan Akara saya berserta tuan Rudy undur diri. Maaf kalau tadi ada kata salah mohon di maafkan. Terimakasih atas jamuannya." ucap sekretaris Rudy dengan sopan.
" Terimakasih kembali tuan , senang bisa bertemu dengan anda " ucap Aldi.
" Mari saya antar " Akara mengantarkan kepulangan tuan Rudy berserta sekretaris nya sampai di depan perusahaan nya.
Bersambung…