Chereads / Kaulah penyelamat hidup ku / Chapter 6 - Masa lalu Akara

Chapter 6 - Masa lalu Akara

Bora tergesa gesa keluar dari taksi menuju kafe yang telah mereka sepakati. Sampai di dalam Bora menepuk jidatnya " kenapa gue bego sih , kenapa enggak tanya dulu nama nya siapa".

Bora mencari hp nya yang berada di dalam tas , tak lama kemudian Bora mencari nomor tadi untuk ia telpon.

" Halo anda sekarang berada di mana , saya udah sampai " sambung Bora yang masih kebingungan mencari seseorang.

" Nona saya berada di ujung dekat jendela" ucap pria yang berada di telpon.

Bora kembali mencari yang ia maksud , dan mata nya tertuju pada pria berbaju lengan pendek warna hitam tak lupa ia menggunakan kaca mata hitam yang masih bertengger di hidung mancung nya.

Kini langkah kaki nya terhenti di hadapan pria tersebut. Tanpa lama lama Bora langsung mengatakan " di mana gelang saya tuan " ucap to the point.

" Tenang dulu nona" pria tersebut mencoba menenangkan Bora yang sudah tersulut emosi agar si Bora duduk sebentar di hadapannya.

Bora menuruti ucapan pria tersebut.

Bora menatap mata pria yang berada di depannya dengan intens. Sang pria pun tau arti tatapan dari Bora.

Langsung pria tersebut mengeluarkan gelang yang berada di saku jaketnya dan menyerahkan langsung kepada pemilik aslinya " ini nona gelangnya"

Bora menyambut uluran tangan pria tersebut untuk mengambil gelangnya " terimakasih" satu kata terucap dari bibir ranum milik Bora.

Pria tersebut hendak pergi dari cafe namun tangannya di cekal oleh Bora" kalau saya boleh tau , nama tuan siapa".

Pria tersebut melepaskan tangan Bora " maaf anda tidak perlu tau , saya hanya di perintahkan oleh tuan untuk sekedar mengantarkan gelang nona saja. Selebihnya tidak boleh".

Akhirnya pria berbaju lengan pendek pergi meninggalkan Bora sendirian di dalam kafe.

" Aneh , tapi enggak apa sih itung itung gelang gue aman sama dia" ucap Bora yang masih diam di meja sambil memandangi pemandangan dari dalam.

" Tapi tadi dia bilang suruhan dari tuannya. Oh jadi dia sekretaris nya ganteng juga" gumam Bora.

Tak lama kemudian Bora keluar juga dari kafe. Ia kembali memesan ojek online.

20 Menit kemudian ojek online pun tiba" atas nama Bora " ucap ojek online.

Bora yang sedang menscroll hp nya seketika mendongakkan kepalanya " ya pak".

Beberapa menit kemudian Bora telah sampai di kediaman bapak Bambang , lagi lagi Bora melupakan mengabari temannya bahwa ia sudah pulang. Kalau tidak di beritahu dahulu bisa bisa besok di cecar ribuan pertanyaan dari temanya.

" Ayu gue udah sampai di rumah , sorry gue enggak kasih tau ke kalian. Tadi gue buru buru ada keperluan"

Bora berhasil mengirim pesan ke Ayu.

Ting

" Elu ada utang sama kita besok " pesan dari Ayu.

***

POV Akara.

Akara melihat ada gelang tepat di bawah kaki nya sebelum ia keluar dari mall. Ia mengambil gelang tersebut " pasti gelang cewek tadi , tapi tunggu gue pernah lihat ini tapi di mana" Akara mencoba mengingat namun ia tetap gagal.

" Tapi gue yakin gelang ini sama persis sama orang yang pernah nolong gue waktu kecelakaan " batin Akara yang terus mengamati , tak sengaja ia melihat inisial nama B yang terukir indah di dalam gelang emas yang di tengah nya terdapat liontin berwarna ungu.

" Aldi kemari" panggil Akara ke Sekretaris nya.

Aldi yang berada di belakang tuannya dikagetkan oleh suara Akara , Aldi menghampiri tuannya agar mendengar jelas ucapan dari tuannya. " Ada apa tuan?"

" Selidiki gadis tadi, saya mau hari ini juga kau mendapatkan data informasi tentang dia. Dan serahkan gelang ini ke pemiliknya , kalau dia bertanya tentang apapun kau jangan sekali kali menjawab. Mengerti!!" Akara menyerahkan gelang tersebut ke Aldi sekretaris nya.

" Siap tuan akan saya antarkan dan mencari informasi secepatnya , permisi" Aldi membungkuk badan sesaat sebelum meninggalkan tuannya.

" Hmmm…"

Di kediaman Akara di kawasan Jakarta pusat.

Akara telah sampai di apartemen yang lokasi nya paling atas dan bisa di bilang paling mahal dan mewah di tambah pemandangan dari atas yang terlihat memukau.

Tak lama kemudian sang sekretaris datang di apartemen Akara sambil membawa berkas yang sangat penting.

Tit…tit… ceklek

Aldi melangkahkan kakinya masuk ke dalam apartemen.

" Permisi tuan , saya sudah membawa berkas yang anda inginkan" Aldi menyerahkan map berisi identitas Bora berserta keluarganya.

Akara meneliti dari atas ke bawah dengan cermat tanpa terlewati.

" Bora Santika Paradista anak dari pasangan Bambang dan Sari anak ketiga dari dua bersaudara" gumam Akara.

" Kau sudah memberikan gelangnya" tanya Akara sambil menutup map dan menyimpannya di dalam laci meja kerja.

" Sudah tuan , saya undur diri ada tugas saya yang belum selesai " sebelum berbalik arah Akara terlebih dulu berbicara.

" Kau kerjakan di sini. Kita sama sama kerja tugas saya ada yang belum selesai , oh ya sekalian pesan kan makanan untuk saya dua porsi " perintah Akara.

" Baik" Aldi segera mencari informasi makanan cepat saji lewat aplikasi warna hijau.

Akara sejak tadi penasaran sama orang yang dulu pernah menyelamatkan ia dari maut.

4 Tahun yang lalu Akara berserta pacarnya sedang berlibur di daerah puncak Bogor di pertengahan jalan ada 1 mobil yang terus mengikuti mobil Akara dari Jakarta sampai Bogor , sebelum nya ia tidak menyadari tapi di waktu perjalanan tiba tiba mobil hitam menyelip sambil menyenggol bumper mobil bagian depan.

Yang awalnya sedang bersenda gurau dengan pacar nya tiba tiba ia di kaget kan dengan suara benturan keras Sampat setir yang di kendarai oleh Akara oleng ke kiri untung nya bisa mengendalikan setir mobil.

Mobil hitam kembali melancarkan aksi nya yang sempat gagal , ia kembali mengejar mobil Akara dengan kecepatan tinggi. Tanpa aba aba mobil hitam itu menyeruduk bagian bumper belakang dengan keras

Brakk!!

Mobil Akara oleng ke kanan dan ke kiri tidak bisa mengendalikan mobil nya sendiri , Akara membanting setir ke sebelah kiri tepat nya di kawasan tepi jurang.

"Aaa…" suara jeritan menggema di dalam mobil.

Brak…

Brak…

Mobil Akara oleng masuk ke jurang tak terkendali sampai mobil berguling sebanyak 3 kali ,tapi naas Akara sempat tak sadar kan diri akibat benturan keras yang berada di bagian kepala.

Di sisi kiri terdapat pacar nya yang mencoba melarikan diri , sang pacar mengalami luka di dahi , hidung serta tulang lengan yang patah.

Tak jauh dari lokasi terdapat seorang pria yang sedang membopong pacar Akara sambil mengeluarkan Smirk di balik wajah yang good looking.

" Ayo sayang kita menjauh dari sini biarkan dia mati mengenaskan di dalam mobil dan sebentar lagi mobil ini akan terbakar" ucap pria tersebut.

Tak lama kemudian Akara sadar dari pingsan.

Samar samar Akara mendengar ucapan dari luar yang tak lain sahabatnya ia tega sekali menghancurkan Akara dengan cara licik sampai sampai pacar dari sahabat nya di rebut juga.

" Dasar k*p*ra*!! " geram Akara. Lihat saja gue akan balas perbuatan mu sama Aliya. Gue akan membalas dua kali lipat lebih kejam dan kamu Aliya gue sangat menyesal telah menaruh hati kepadamu".

Akara mencoba melarikan diri dari dalam mobil " aw…" Akara mengeluh di bagian kaki kanan yang tidak bisa di gerakan.

Yang bisa ia lakukan hanya berteriak minta tolong.

" Tolong…"

" Tolong…"

Tiba tiba ada seorang gadis yang menolong nya " Ayo kak kita pergi dari sini sebelum mobil kakak terbakar" .

Akara menuruti ucapan dari gadis tersebut. Tapi penglihatan Akara tidak jelas dan berakhir pingsan di pangkuan gadis tersebut. Yang ia lihat hanya gelang emas di tengah nya terdapat liontin warna ungu.

" Kak… kak bangun" gadis tersebut mencoba menarik tubuh Akara untuk menjauh dari mobilnya.

Dalam hitungan detik mobil Akara meledak mengeluarkan kumpulan api yang membara.

Boom!!

Bersambung…