Di dalam perjalanan Bora masih memikirkan sosok wanita bunuh diri di area kampusnya. Ia masih penasaran sosok di balik insiden wanita bunuh diri , di dalam penglihatannya ada seorang pria mendorong wanita agar jatuh ke bawah.
Yang paling jelas ciri ciri pria tersebut di bagian pergelangan tangan terdapat tato naga selebihnya tidak begitu jelas. Pria tersebut memaki maki wanita tersebut sebelum insiden jatuh dari lantai atas.
Namun Bora begitu yakin pria tersebut masih berkeliaran di sekitar kampus , selain mendapatkan petunjuk yaitu tato naga , Bora mendapatkan gambaran bahwa pria tersebut mempunyai tai lalat di area leher sebelah kiri. Dan lagi lagi wajah nya tidak begitu jelas.
" Bora,," panggil Ayu.
Si empu tak mendengarkan panggilan dari temannya ia masih memikirkan peristiwa tadi , posisi Bora menghadap jendela mobil sambil menyangga dagu menggunakan tangan kirinya.
" Ra!!" Ayu memanggil kembali dengan suara yang agak keras.
" Eh… ada apa Yu" Bora tersadar dari lamunannya setelah mendengarkan teriakan dari Ayu.
" Harus nya gue yang tanya , elu itu kenapa sih dari tadi gue lihat bengong aja. Atau jangan jangan elu masih mikirin cewek tadi " ujar Ayu.
" Ya mau gimana lagi Yu gue masih penasaran siapa pelakunya dan motif pembunuhan " Bora menjelaskan maksud tujuannya ke Ayu.
" Udah lah Ra lupakan, toh udah ada yang nanganin. Lagi pula elu belum jelas wajah si pelaku kayak apa " Fury angkat bicara.
" Tapi Fur gue udah ada gambaran tapi ya cuman sedikit sih enggak banyak " Bora menggaruk kepala nya yang tidak gatal.
" Apa coba? " kini yang bertanya gantian Putri.
" Hmm…" Bora mengetuk dagunya sembari mengingat ingat. " Aha gue ingat , tadi tuh sempat ada potongan potongan gambar yang di mana terdapat tato naga di pergelangan tangan dan ada tai lalat di bagian leher sebelah kiri. Tapi sayangnya wajah nya ngeblur "
" Kok bisa sih Ra biasanya elu enggak gini " ujar Putri.
" Entah lah gue enggak tau" ucap Bora.
*
30 Menit kemudian. Mereka berempat telah sampai di tempat tujuan yaitu di ITC BSD di kawasan Tangerang Selatan. Tempat ini menjadi salah satu pusat fashion dan elektronik di kawasan BSD City.
Putri memarkirkan mobilnya terlebih dahulu sebelum memasuki kawasan mall tersebut.
Setelah menemukan tempat parkir mobil , baru lah mereka turun dari mobil dan berjalan masuk ke dalam.
Baru menginjakkan kaki di dalam mall. Lagi lagi penampilan mereka menjadi pusat perhatian orang orang yang berada di dalam. Pepatah pernah berkata orang cantik / cakep pakai baju apapun tetap ok , itulah yang di rasakan oleh mereka.
Ayu , Putri dan Fury berjalan terlebih dahulu meninggalkan Bora yang sedang di kamar mandi.
Tak lama kemudian Bora yang baru keluar dari kamar mandi tak sengaja menyenggol pria yang berada di depannya. Ia tak melihat orang yang berada di sekitarnya di karenakan terburu buru untuk menyusul temannya.
"Bruk!!"
Barang barang yang dia beli berceceran di lantai , sontak Bora langsung membantu memungut barang belanjaan tersebut. Tanpa memandang orang yang ia tabrak.
" Maaf kak saya tidak sengaja " Bora langsung mendongakkan kepalanya menghadap pria yang ada di depannya. Mereka sama sama memandang wajah satu sama lain.
Akan tetapi pria yang ada di depannya enggan mengucapkan sepatah kata pun , hanya memandang Bora yang berada di bawah.
Pria tersebut tidak sendirian melainkan mengajak temannya namun anehnya kedua pria tersebut sama sama menggunakan setelan jas , persis seperti pegawai kantoran.
Bora langsung cepat cepat memasukan barang belanjaan pria tersebut ke dalam paper bag " ini kak paper bag nya , maaf saya sempat ceroboh tidak melihat kanan kiri. Sekali lagi maafkan saya "
Sebelum meninggalkan tempat tersebut Bora menyempatkan membungkukkan badannya tanda maaf.
Lagi lagi pria tersebut enggan berbicara , bisa di simpulkan wajah pria tersebut datar tanpa ekspresi di campur dingin.
( Duh gimana ini jangan jangan dia mau bentak bentak gue , please tuan jangan bentak bentak di tempat umum. Mau di taruh mana muka gue ) batin Bora.
Tanpa menunggu lama Bora mencoba melarikan diri menjauh dari dua pria tersebut. Namun naas baru satu langkah pergelangan tangan Bora di cekal oleh pria dingin tadi. Bora memalingkan wajah nya menghadap ke samping kanan.
Tubuh Bora seakan bergetar ketakutan " tuan lepaskan tangan anda "
Namun pria dingin itu enggan melepaskan cengkeraman tangannya di tambah sorot mata nya yang begitu tajam.
" Tuan lepaskan tangan anda!! " bentak Bora di tambah ia mencoba memberontak.
Pria dingin tersebut bernama Akara Abimanyu bisa di panggil Akara dia menjabat sebagai CEO.
Akara tidak suka ada yang membentaknya di depan mukanya sendiri.
" Hey!! tutup mulut kamu , yang seharusnya marah marah itu saya bukan anda. Cih merepotkan " Akara langsung melepaskan genggaman tangan dengan cara kasar.
" Dan satu lagi , anda kalau jalan itu lihat lihat dong jangan asal jalan. Membuang waktu saja minggir saya mau lewat " Akara sengaja menubruk bahu Bora dengan cara kasar , sampai sampai tubuh Bora terhuyung ke belakang. Untungnya ia bisa mengimbangi tubuhnya sendiri kalau tidak bisa di pastikan akan terjatuh.
Akara dan asisten nya berjalan meninggalkan Bora yang masih shock.
" Ya tuhan jangan sampai gue ketemu cowok model begituan lagi cukup hari ini saja" Bora langsung meninggalkan tempat tersebut sebelum di lihat oleh pengunjung mall. Untungnya kejadian tersebut tidak di ketahui oleh pengunjung mall hanya dia dan dua pria tadi.
Bora menelepon temannya
" Halo elu sekarang ada di mana? "
" Di bagian baju wanita lantai 2 buruan elu kesini" ucap Putri.
" ok gue akan kesana " sebelum memutuskan panggilan telepon terdengar suara Ayu yang sedang merebut hp dari tangan Putri.
" Sini hp elu Put gue mau ngomong sama Bora " minta Ayu.
Putri menyodorkan hp nya ke Ayu.
" halo Ra elu masih dengar suara gue kan"
" Ya masih Yu" posisi Bora berada di eskalator menuju lantai 2.
" Habis dari mana …"
(Tut…tut… ) panggilan di putuskan sepihak oleh Bora.
" Halo Ra…Ra kurang ajar nih anak main tutup telpon aja". Ayu kesal dengan Bora yang tidak mau mendengarkan ucapannya.
" Gimana Yu , Bora habis dari mana?" tanya Fury yang sedang memilih milih baju yang ia akan beli.
" Belum gue ngomong udah di tutup telponnya" gerutu Ayu.
Ayu mencari Putri yang sedang memilih celana panjang , setelah berhasil menemukan Putri Ayu langsung menyodorkan hp nya sambil marah marah tak jelas. " Nih Put hp mu "
Putri bingung dengan perubahan Ayu yang signifikan.
Dari arah timur muncullah Bora dengan santainya.
Putri yang melihat Bora segera melambaikan tangan " Ra sebelah sini " . Dan Bora langsung melangkahkan kakinya ke arah Putri.
Ayu melihat ke datangan Bora langsung menghampiri dan… " Aduh Yu kok elu jitak jidat gue , salah gue apa coba".
" Elu mau tau salah elu di mana " ucap Ayu sambil berkacak pinggang.
" Enggak" ucap Bora yang masih mengusap usap jidatnya.
" Ck , percuma gue ngomong sama elu Ra " Ayu memilih mengalah ketimbang adu mulut sama Bora yang tak kunjung selesai.
Yang tadinya Fury masih memilih baju , tiba tiba terdengar suara kegaduhan yang berasal dari Ayu temannya. Ia menghentikan aktivitas nya dan langsung menghampiri takutnya terjadi apa apa.
" Loh kalian kenapa ngumpul di sini ayo ke arah sana " ucap Fury yang tiba tiba datang dari arah belakang.
" Ayo gue mau beli baju juga " tanpa di sadari teman temannya memperhatikan pergelangan tangan Bora yang berwarna merah seperti habis di cakram oleh seseorang.
" Tunggu dulu Ra " cegah Fury.
" Hmm…" Bora membalikan badan menghadap Fury.
Fury memegang pergelangan tangan Bora dan memperlihatkan oleh Ayu dan Putri " Kasih penjelasan ke gue , elu habis dari mana".
Bora terkejut melihat bekas cengkeraman yang berwarna merah plus terdapat bekas jari pria dingin tersebut.
" Anu itu …" Bora bingung mau menjelaskan kepada Ayu , Putri dan Fury.
" Anu apa Ra?! jangan bikin kita khawatir ,coba jelaskan ke kita siapa tau kita bisa bantu elu " ucap Ayu.
Bora masih bungkam tak mau menjawab pertanyaan dari Ayu sambil menundukkan kepalanya ke bawah.
Bersambung…