Kian hari kondisi Bora makin membaik , setelah tragedi masuk rumah sakit kedua kakaknya semakin posesif. Tidak boleh makan ini itu dan sebagainya.
Sungguh merepotkan , Bora semakin jengah melihat tingkah kedua kakaknya di tambah dengan ayahnya.
Bagaimana dengan ibunya ?.
*
Tak…tak… Bora menuruni anak tangga sambil menggendong tas ransel dan tak lupa di tangannya terdapat buku.
Sang ayah yang baru saja keluar dari kamar mandi tamu terkejut dengan penampilan anaknya.
Sebelum anaknya keluar , sang ayah menghadang terlebih dahulu.
" Mau kemana kamu ?" tanya Bambang.
Bora menghela nafas terlebih dahulu sebelum melanjutkan ucapannya " yah aku mau kuliah kan sudah dua hari Bora enggak masuk , lagian Bora udah sembuh jadi enggak usah khawatir".
" Yakin nak kamu udah sembuh " Bambang duduk di sofa sambil menyeruput kopi.
" Udah dulu ya yah acara tanya jawabnya keburu telat nanti bye ayah Assalamualaikum" sebelum melangkahkan kaki nya Bora menyempatkan bersalaman ke ayahnya.
" Naik apa kamu nak? " tanya Bambang.
" Mobil yah " teriak Bora yang sudah sampai di samping mobilnya.
Bora langsung tancap gas meninggalkan rumahnya. Suasana jalan raya tampak ramai lancar.
Bora melihat jam tangan nya alangkah terkejutnya jam sudah menunjukan pukul 07.50 yang artinya sebentar lagi dosennya akan masuk.
10 Menit kemudian mobil yang ia kendarai telah memasuki area kampus , ia mengedarkan pandangannya ke penjuru area kampus.
Ia mengecek kembali pesan dari temannya yang isinya mengenai ruangan nya.
( Lantai 3 kelas jurusan Hukum ) gumam Bora.
Sampai di kelas ternyata sudah banyak mahasiswa dan mahasiswi namun belum datang dosen yang mengajarnya belum datang.
Fury melihat temannya kebingungan mencari bangku , Fury melambaikan tangannya ke arah Bora dan berkata…
" Ra sini " Bora yang mendengar teriakkan temannya lantas menghampirinya dan duduk di sebelah Fury untungnya bangku nya sisa satu kalau enggak entah apa yang di lakukan oleh Bora.
" Elu udah baikan?" tanya Fury.
" Udah , untungnya gue enggak telat " ujar Bora.
" Kamu mah kebiasaan datangnya pasti mepet" Fury menggeser bangkunya ke arah Bora agar nyaman kalau mau ngobrol.
" Yang lainnya kuliah jurusan apa Fur?" Bora mengeluarkan buku dari dalam tas dan tak lupa alat tulis.
" Ayu sama Putri jurusan Psikologi beda ruangan dan beda lantai " ujar Fury.
Bora dan ketiga temannya sudah menjalin persahabatan sejak kelas 1 SMA sampai sekarang , dulu mereka bercita cita ingin memasuki kampus yang sama namun jurusan yang berbeda. Yang penting masih satu kampus.
" la emang ruangan nya sebelah mana Fur " tanya Bora.
Fury yang mau menceritakan ke Bora terpotong di sebabkan sang Dosen telah memasuki kelasnya.
" Selamat pagi semua perkenalkan nama saya Dio saya akan mengajar tentang Ilmu Hukum antara lain Hukum Pidana, Hukum Perdata"
" Pagi pak " ucap mahasiswa dan mahasiswa.
" Ok saya akan menjelaskan di papan tulis harap semua mencatat kembali di buku kalian masing-masing" ucap dosen tersebut.
Bora dan Fury langsung mencatat kembali di buku tulis tersebut
Satu jam lebih telah berlalu Dosen tersebut melangkah kakinya menuju pintu keluar pertanda sudah usai waktu belajarnya dan sekarang waktunya istirahat.
" Bora" panggil Fury.
" Apa Fur? " ujar Bora yang masih setia menyalin catatan dari buku Fury karna ia tidak fokus mendengar penjelasan dari dosen.
" Kita ke kantin yuk , sekalian ajak Ayu dan Putri " Fury yang sudah beranjak dari duduknya sambil menggendong tasnya.
Sebelum melanjutkan kegiatan menulis ia sempat melirik ke arah Fury. Bora mengerutkan dahinya " mau kemana ?".
" Pulang lah " ujar Fury yang masih setia menunggu Bora yang masih menyalin catatan.
" Loh , mata pelajarannya cuman satu doang " Bora menghentikan sejenak kegiatan menulis , dan ia langsung fokus ke arah Fury.
" Coba elo cek kembali jadwal yang gue kirim kemarin " ujar Fury.
Bora langsung mengambil hpnya dan menscroll , ternyata hari ini jadwal mata pelajaran cuman satu. Besok baru 2 mata pelajaran.
"Kamu benar Fur,gue tadi belum sempat lihat jadwal hari ini. Jangan tinggalin gue tunggu bentar 5 menit oke"
**
"Wah ternyata kantin di sini luas banget beda sama yang di sekolah kita " ujar Bora.
Empat wanita tersebut telah sampai di kantin kampus , mereka menjadi sorotan para pengunjung kantin. Sebab paras yang mereka miliki seperti paras wanita Korea ( Ulzzang ). Mereka tak menyadari bahwa saat ini menjadi perbincangan hangat di situs grup kampus tersebut.
" Ya beda lah Ra secara kan bangunannya gede beda lah sama bangunan sekolah kita yang dulu " timpal Ayu.
Tak lama kemudian pesanan mereka telah sampai , mereka memesan bakso 2 , mie ayam 1 dan 1 siomay.
Di sela sela kegiatan makan bersama terdengar suara ribut dari luar kantin. Mereka cepat cepat menghabiskan makanan yang mereka pesan tadi.
" Tadi suara apa Put ?kayak suara benda jatuh dari lantai atas " tanya Bora yang sudah menyelesaikan makanan yang berada di depannya.
" Entah lah gue belum lihat , ayo cepat habiskan makanan kalian" ujar Putri.
10 Menit kemudian makanan yang berada di atas meja telah ludes tak tersisa. Mereka berbondong bondong keluar dari kantin.
Dan ternyata suara tadi berasal dari seorang bunuh diri yang tak jauh dari area kantin. Darah tersebut berceceran di mana mana , luka yang di tubuh korban banyak sehingga darah terus mengalir tanpa henti.
Seorang bunuh diri tersebut berkelamin perempuan rambut nya panjang terurai , lukanya cukup serius terdapat robekan di bagian kepala , tangan kanan patah namun di bagian pipinya terdapat bekas luka lebam. Bisa di simpulkan bahwa si korban tersebut sebelum terjun ke bawah , dia sempat berkelahi dengan seseorang dan terjadilah saat ini.
Bora sedang menyelidiki kasus tersebut melalui wajah si korban, untung nya wajah tersebut tidak tertutupi oleh rambutnya.
Bora yang sedang menyelusuri tiba tiba dikagetkan oleh temannya " ayo Ra kita menjauh dari sini biar kasus ini di tangani pihak kampus sama kepolisian , kita tidak boleh mencampuri urusan orang lain". Ayu tetep menyeret Bora agar menjauh dari tempat bunuh diri.
Sekilas Bora melihat peristiwa sebelum korban jatuh dari lantai atas , namun naas belum juga melihat si pelaku tiba tiba di buyarkan oleh temannya.
" Kamu ini kenapa sih Yu , gue mau menyelidiki malah kamu ganggu". Yaps mereka mengetahui kelebihan Bora sejak Sekolah Menengah Atas.
" Gue enggak mau terjadi apa apa sama kamu. Yang ada kita yang mendapat semprotan dari kakakmu , udah yuk kita cabut dari sini" ujar Fury.
" Ya benar yang di kata Fury kita cabut dari sini enggak baik buat mental kita" Putri bergidik ngeri setelah melihat mayat yang berada di depan kantin.
" Sudah sudah kita ke mall saja yuk , biar otak kita fresh sekalian cuci mata " Ayu memilih ke mall ketimbang berurusan dengan mayat.
" Kuy , sudah lama gue tidak ke mall " ujar Bora yang kembali bersemangat. Yang sebelumnya ia sempat cemberut karna ulah temanya.
Bersambung…