Chereads / Triangle Of Love / Chapter 19 - 18. Kapten Basket

Chapter 19 - 18. Kapten Basket

Alfa saat ini sudah berada di lapangan basket bersama timnya. Hari ini adalah hari yang mereka tunggu, pertandingan basket antara tim Alfa dengan tim basket yang berasal dari sekolah SMA Rajawali. Semua penonton sudah mengambil posisi masing-masing dan menonton dari arah tepi lapangan, memberi semangat untuk tim yang akan mereka dukung.

Permainan akan di mulai beberapa menit lagi. Alfa dan semua tim sudah bersiap dengan seragam basket yang berwarna merah putih, yang melekat di badan, serta dengan headband yang melekat di kening, Alfa lah ketua tim basket dari SMA Cendrawasih itu.

Tentang tim Alfa, dua orang yang merupakan anggota Alfa tidak bisa hadir karena tengah ada kendala dan satunya lagi tengah ada urusan keluarga. Seperti yang Alfi cemaskan hari lalu. Namun dengan persetujuan pihak sekolah, maka Deon dan Arvin terpilih sebagai pemain pengganti. Mereka sudah latihan sebelum tim dari SMA Rajawali datang ke sekolah mereka.

Semua anggota tim Alfa sudah berada di tengah lapangan. Mereka terlihat sangat bersemangat. Harapan Alfa, semoga mereka bisa menang dalam pertandingan hari ini. Dengan begitu, sekolah mereka akan mendapat penghargaan. Tiada yang bisa dilakukan seorang murid kecuali dengan membawakan keberhasilan dan kemenangan, yang bisa membuat semua orang yang ada di sekolah itu merasa senang.

"Semangat semuanya!" seru Alfa dengan wajah sumringah. Ia sangat bersemangat. Ia angkat kepalan tangan ke atas dan menyerukan kata semangat berulang kali.

"Semangat!" jawab anggota basket yang berkumpul di sana.

Alfa dan anggota yang lain tengah menunggu tim yang dari sekolah SMA Rajawali berganti seragam basket, di ruang pengganti. Permainan yang alan di mulai tinggal dua menit lagi.

"Kita harus semangat dan bekerjasama. Kita harus yakin jika gelar Kapten Basket itu akan jatuh kepada ketua kita," jawab Deon dengan semangat. Ia tepuk pundak Alfa dan diangguki oleh semua anggota tim.

Ya, hari ini juga sebagai penentu siapa yang akan mendapat gelar Kapten Basket di tahun ini. Tim SMA Cendrawasih memiliki pesaing yang begitu hebat dalam bertanding, mereka berasal dari SMA Rajawali. Saat ini, Alfa dan anggota belum tahu siapa dari ketua tim basket yang ada di sekolah itu. Tahun lalu bernama Riko Arkia, sekarang cowok itu sudah lulus dan berkuliah di Bandung.

Suara ribut yang berasal dari sekelompok orang datang ke lapangan. Alfa dan anggota timnya menoleh. Tatapan Alfa tertuju pada seorang cowok yang waktu itu bertemu dengannya di parkiran, cowok yang menampar dan menarik rambut seorang gadis yang bernama Amora. Ya, dia adalah Andika Arjuna.

Alfa terdiam sejenak. Apakah ketua basket dari SMA Rajawali adalah Andika? Sejak kapan? Ia merasa ketinggalan informasi dan sedikit merasa aneh dengan kedatangan cowok itu, menjabat sebagai ketua basket dari sekolah itu.

Alfi menatap cowok yang berjalan dengan gaya angkuh mendekat dengan sebelah tangan terkepal. Ia benci dengan cowok itu. Cowok yang berani berbuat kasar pada seorang perempuan.

Alfa berjalan ke depan lebih tepatnya di sebelah Alfi. Andika berjalan dengan sangat angkuh, tentu dengan seringaian yang tercetak di wajah cowok itu. Alfa berjaga-jaga, jangan sampai Alfi jadi sasaran cowok itu. Alfa masih ingat dengan jelas pertengkaran mereka minggu lalu. Bisa ia pastikan, cowok itu akan main kasar dan penuh kecurangan karena pertemuan mereka yang terbilang sangat tidak wajar.

Andika melipat kedua tangan di depan dada saat melihat dua anak cowok yang seumuran dengannya. Cowok yang sok jadi jagoan dan sok menjadi pahlawan antara urusannya dengan Amora. Ia menyeringai dengan tertahan. Dua kakak beradik itu terlihat terkejut dengan kedatangannya. Tidak sia-sia ia jadi perwakilan ke sekolah ini. Ia merasa mendapat kesempatan emas berkunjung dan masuk ke dalam SMA Cendrawasih.

"Wow! Ketemu lagi kita. Sungguh diluar dugaan," ujar Andika dan menatap Alfa dan Alfi bergantian. Ia melempar senyum miring dengan tatapan meremehkan.

Alfa menggeser tubuh Alfi ke belakang. Ia tidak ingin mental Alfi jadi terganggu karena kehadiran cowok yang bernama Andika itu. Deon dan Arvin bergeser ke depan, merasa akan ada bau-bau pertengkaran yang akan terjadi. Deon dan Arvin tidak tahu dari mana Alfa dan Alfi kenal dengan cowok songong yang ada di depan mereka kali ini.

Alfa bersedekap dada. Mengamati Andika dari atas sampai bawah. Ia terkekeh sarkas. Ia jadi yakin jika cowok itu bukan lah kapten asli dari tim yang berasal dari sekolah SMA Rajawali. Apakah kapten palsu? Sungguh memalukan. Ada apa gerangan cowok itu datang ke sekolahnya?

"Gue baru tau kalo lo ketua tim dari mereka. Ketua asli atau ketua palsu? Oh, atau lo cuma jadi pengganti di saat ketua mereka lagi berhalangan datang ke sini?" sindir Alfa dengan wajah datar.

Raut wajah Andika jadi berubah masam. Tebakan Alfa buat ia jadi merasa malu dan rendah di depan semua anggota yang berkumpul di sana. Sebelah tangannya jadi terkepal. Ia menatap Alfa dengan penuh emosi.

"Gak nyangka gue, ternyata kapten yang akan mereka dukung kali ini adalah cowok gak bener. Cowok yang hobinya nyakitin cewek sama main kasar," sindir Alfa berterus terang. Ia geleng kepala pelan.

"Tutup mulut lo! Lo liat aja nanti. Gue yang akan menang di lapangan lo ini! Bersiap nerima kekalahan!" ujar Andika dengan wajah merah padam. Alfa buat ia semakin merasa malu.

"Berdoa saja." Alfa merangkul pundak Deon dan Arvin. Ia berjalan ke depan diikuti oleh semua tim, saat bunyi pluit sudah mulai terdengar.

Semua anggota sudah berkumpul di tengah lapangan. Kedua tim terlihat begitu semangat dengan pertandingan yang akan mereka lakukan. Sekolah manakah yang akan menang dan mendapat penghargaan? Apakah sekolah Cendrawasih atau Rajawali?

Semua penonton sangat antusias. Beberapa murid dari SMA Rajawali juga datang ke sana, memberi semangat untuk tim basket yang diutus jadi perwakilan. Tulisan serta kertas yang sudah bertuliskan nama sekolah mereka terpampang jelas dan dengan wajah yang mereka coret dan pakai stiker.

Pendukung dari sekolah SMA Cendrawasih tak mau kalah. Mereka membuat berbagai poster dari tim yang akan bertanding. Kertas putih yang besar mereka kibarkan. Mereka memberi semangat agar sekolah mereka bisa menang dalam pertandingan ini. Rambu-rambu kecil banyak terdapat di tangan murid perempuan. Mereka ayunkan serentak serta menyanyikan berbagai yel-yel dari sekolah mereka.

Wasit sudah ada di tengah lapangan. Di lehernya terdapat peluit yang berwarna putih. Ia mengenakan seragam merah putih.

Tim Alfa dan tim Andika sudah mengatur formasi. Andika dan Alfa berada di tengah lapangan. Mereka menunggu wasit meniup peluit, maka pertandingan akan di mulai.

Wasit meninggikan bola ke atas. Alfa dan Andika sudah berhadapan dalam lingkaran yang ada di lantai lapangan. Tangan mereka terulur ke atas, untuk menjangkau bola.

Priittt!

Bola di lambungkan ke atas. Dengan gerakan cepat, Alfa menangkap bola dan mulai menjauh dari Andika. Anggota tim mulai sibuk mengejar, mengoper dan berharap bisa mencetak skor dari ring lawan.

Amora dan kedua sahabatnya tidak ketinggalan. Tiga orang gadis itu duduk di kursi penonton. Di tangan mereka terdapat kertas putih besar yang bertuliskan nama sekolah, dan dengan stiker merah putih yang ada di sebelah pipi bagian kanan.

Sorak sorai penonton menjadi penyemangat dari kedua tim itu dalam mengejar bola. Siapakah yang akan jadi pemenang dan siapa kah yang akan mendapat gelar Kapten Basket?

See you next part.